Matematika dan Ilmu Alamiah
Dasar
Tugas 2
Nama
: Bagas Adi Pratama
Kelas : 1PA12
NPM : 11516290
MITOS
1. Mitos
keangkeran 2 kabupaten jadi pantangan dikunjungi presiden
ilustrasi. ©2014 merdeka.com/arie basuki
Merdeka.com - Mitos memang sudah melekat sejak lama
di bumi Nusantara, salah satunya di Jawa. Mitos didefinisikan sebagai cerita
prosa rakyat yang menceritakan kisah-kisah lama berisi penafsiran tentang alam
semesta dan keberadaan makhluk di dalamnya.
Bagi sebagian masyarakat, terutama para penuturnya, Mitos ini dianggap benar-benar terjadi. Misalnya mitos keangkeran dua kabupaten, yakni Kediri dan Bojonegoro di Jawa Timur yang menjadi pantangan presiden RI untuk dikunjungi.
Konon, mitos yang berkembang di tengah masyarakat setempat, bila presiden RI berkunjung ke dua daerah itu bakal lengser. Entah karena kebetulan atau tidak, tapi beberapa presiden yang berkunjung ke Kediri--sebelum Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ( SBY )--selalu lengser.
Bagi sebagian masyarakat, terutama para penuturnya, Mitos ini dianggap benar-benar terjadi. Misalnya mitos keangkeran dua kabupaten, yakni Kediri dan Bojonegoro di Jawa Timur yang menjadi pantangan presiden RI untuk dikunjungi.
Konon, mitos yang berkembang di tengah masyarakat setempat, bila presiden RI berkunjung ke dua daerah itu bakal lengser. Entah karena kebetulan atau tidak, tapi beberapa presiden yang berkunjung ke Kediri--sebelum Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ( SBY )--selalu lengser.
Presiden Soekarno , BJ Habibie dan Abdurrahman Wahid ( Gus Dur ), lengser setelah tak lama berkunjung
ke kota tahu itu. Bahkan sepanjang pemerintahannya selama 32 tahun, Soeharto tidak pernah menginjakkan kaki ke
Kediri.
Dalam riwayat Babat Kadhiri, konon terdapat kutukan pada kerajaan Kediri tatkala terlibat dalam peperangan dengan musuh. Bunyinya, "Jika pasukan Kediri menyerang musuh di daerah lawan lebih dulu akan selalu memenangkan pertempuran, akan tetapi sebaliknya jika musuh langsung menyerang ke pusat kerajaan Kediri lebih dulu maka musuh itu akan selalu berhasil memperoleh kemenangan yang gemilang."
Barangkali karena kutukan itulah konon para presiden RI selalu menghindari untuk singgah ke kota Kediri dalam setiap perjalanan di wilayah Jawa Timur. Ada yang menafsirkan, tatkala presiden berani singgah ke Kediri, maka posisi mereka bakal mudah diserang oleh musuh atau lawan politiknya.
Namun kisah tutur masyarakat setempat mengaitkan kutukan itu dengan tempat, misalnya Simpang Lima Gumul di Kediri, yang dipercaya sebagai pusat Kerajaan Kediri. Sementara kisah lain mengaitkan mitos dengan kutukan Sungai Brantas yang menjadi tapal batas Kerajaan Kediri, yakni bila ada raja, kini disebut presiden, masuk ke Kediri melewati Sungai Berantas maka akan lengser.
Boleh percaya boleh tidak, tapi Presiden SBY pernah mendengar cerita itu, dan untuk menghormatinya memilih melewati jalan melingkar lewat Blitar sebelum ke Kediri menemui korban letusan Gunung Kelud.
Dalam riwayat Babat Kadhiri, konon terdapat kutukan pada kerajaan Kediri tatkala terlibat dalam peperangan dengan musuh. Bunyinya, "Jika pasukan Kediri menyerang musuh di daerah lawan lebih dulu akan selalu memenangkan pertempuran, akan tetapi sebaliknya jika musuh langsung menyerang ke pusat kerajaan Kediri lebih dulu maka musuh itu akan selalu berhasil memperoleh kemenangan yang gemilang."
Barangkali karena kutukan itulah konon para presiden RI selalu menghindari untuk singgah ke kota Kediri dalam setiap perjalanan di wilayah Jawa Timur. Ada yang menafsirkan, tatkala presiden berani singgah ke Kediri, maka posisi mereka bakal mudah diserang oleh musuh atau lawan politiknya.
Namun kisah tutur masyarakat setempat mengaitkan kutukan itu dengan tempat, misalnya Simpang Lima Gumul di Kediri, yang dipercaya sebagai pusat Kerajaan Kediri. Sementara kisah lain mengaitkan mitos dengan kutukan Sungai Brantas yang menjadi tapal batas Kerajaan Kediri, yakni bila ada raja, kini disebut presiden, masuk ke Kediri melewati Sungai Berantas maka akan lengser.
Boleh percaya boleh tidak, tapi Presiden SBY pernah mendengar cerita itu, dan untuk menghormatinya memilih melewati jalan melingkar lewat Blitar sebelum ke Kediri menemui korban letusan Gunung Kelud.
"Kemarin saya mau ke Kediri, sms
masuk luar biasa, Pak SBY jangan ke kediri nanti anda
jatuh," kata Presiden SBY saat membuka Musyawarah Nasional
FKPPI, di Caringin Bogor, 29 Oktober 2007.
Kabupaten yang memiliki mitos mirip adalah Bojonegoro. Konon, dari enam presiden di Indonesia, hanya Soekarno yang pernah menginjakkan kaki di daerah yang lekat dengan legenda Angling Dharma itu.
"Tidak ada satu presiden yang menginjakkan kakinya di sini. Tidak tahu kenapa," kata Gus Mul, salah seorang tokoh masyarakat di Bojonegoro saat berbincang dengan merdeka.com Senin lalu.
Namun, dari cerita yang dia tahu, ada mitos yang beredar di kalangan masyarakat bahwa jika presiden mampir di Bojonegoro, dia akan turun dari tahta. Sebagai seorang tokoh pemuka agama, Gus Mul mengenyampingkan mitos tersebut. "Itu hanya mitos. Kalau mau datang ya datang saja," ujar Gus Mul.
Memang belum banyak fakta mitos ini terjadi di Bojonegoro. Namun agaknya kisah tutur masyarakat setempat memang ada, misalnya orang-orang tua dulu yang menyebut pantang dalam peperangan lebih dulu menyeberangi bengawan sore (sekarang bengawan Solo). Barang siapa yang menyeberang lebih dulu pasti bakal kalah. Kisah ini terbukti dalam kisah peperangan hebat di bengawan Solo yang menewaskan Arya Penangsang alias Aryo Jipang, penguasa Kadipaten Jipang.
Arya Penangsang tewas bersama kudanya si Garak Rimang, setelah dikeroyok prajurit Sultan Pajang, Sultan Hadiwijaya alias Maskarebet atau Jaka Tingkir. Dalam cerita buku Babad Tanah Jawi yang disusun oleh W.L. Olthof di Leiden, Belanda pada 1941, untuk membunuh Arya Penangsang yang pemberang itu memang sulit karena kesaktiannya tiada tanding. Namun akhirnya Arya Penangsang mati dicacah pedang dan tombak setelah dia melanggar kutukan, yakni menyerang lebih dulu dengan menyeberang bengawan. [did]
Kabupaten yang memiliki mitos mirip adalah Bojonegoro. Konon, dari enam presiden di Indonesia, hanya Soekarno yang pernah menginjakkan kaki di daerah yang lekat dengan legenda Angling Dharma itu.
"Tidak ada satu presiden yang menginjakkan kakinya di sini. Tidak tahu kenapa," kata Gus Mul, salah seorang tokoh masyarakat di Bojonegoro saat berbincang dengan merdeka.com Senin lalu.
Namun, dari cerita yang dia tahu, ada mitos yang beredar di kalangan masyarakat bahwa jika presiden mampir di Bojonegoro, dia akan turun dari tahta. Sebagai seorang tokoh pemuka agama, Gus Mul mengenyampingkan mitos tersebut. "Itu hanya mitos. Kalau mau datang ya datang saja," ujar Gus Mul.
Memang belum banyak fakta mitos ini terjadi di Bojonegoro. Namun agaknya kisah tutur masyarakat setempat memang ada, misalnya orang-orang tua dulu yang menyebut pantang dalam peperangan lebih dulu menyeberangi bengawan sore (sekarang bengawan Solo). Barang siapa yang menyeberang lebih dulu pasti bakal kalah. Kisah ini terbukti dalam kisah peperangan hebat di bengawan Solo yang menewaskan Arya Penangsang alias Aryo Jipang, penguasa Kadipaten Jipang.
Arya Penangsang tewas bersama kudanya si Garak Rimang, setelah dikeroyok prajurit Sultan Pajang, Sultan Hadiwijaya alias Maskarebet atau Jaka Tingkir. Dalam cerita buku Babad Tanah Jawi yang disusun oleh W.L. Olthof di Leiden, Belanda pada 1941, untuk membunuh Arya Penangsang yang pemberang itu memang sulit karena kesaktiannya tiada tanding. Namun akhirnya Arya Penangsang mati dicacah pedang dan tombak setelah dia melanggar kutukan, yakni menyerang lebih dulu dengan menyeberang bengawan. [did]
2.
MITOS PAMALI DUDUK DEPAN PINTU SULIT
JODOH
Mitos duduk depan pintu susah
jodoh seringkali banyak diucapkan orang ketika melihat ada pria atau perempuan
sedang duduk-duduk didepan pintu. Tentu saja pintu bukan tempat duduk karena
pintu merupakan penghubung ruangan. Boleh jadi mitos ini muncul karena khawatir
ada orang yang ngeceng tidak jadi masuk ruangan karena terhalang di pintu.
3.
MITOS
PAMALI JANGAN PAKAI BAJU HIJAU KE PANTAI SELATAN JAWA
Ada mitos yang
dipercaya oleh masyarakat pantai selatan Pulau Jawa yaitu kalau kepantai jangan
pakai baju warna hijau akan terseret kedalam laut dan tidak akan pernah
kembali.
4. MITOS
PAMALI DUDUK DI ATAS BANTAL BIKIN BISULAN
Bantal merupakan
tempat meletakkan kepala saat tidur. Tidak sopan kalau tempat kepala dijadikan
tempat duduk. Mungkin itulah yang menjadi alasan orang tua zaman dahulu
mengingatkan anaknya untuk tidak duduk di bantal karena akan bisulan. Dengan
menakut-nakuti maka diharapkan orang tidak akan duduk diatas bantal.
5.
MITOS PAMALI BERSIUL BISA MEMANGGIL
SETAN
Bila ada orang yang
bersiul tengah malam, biasanya orang tua mengingatkan supaya jangan bersiul
ntar setan bisa datang. Sejatinya mitos ini belum diketahui kebenarannya. Bagi
Anda yang bernyali kuat bisa dipraktekkan bersiul malam-malam apa benar bisa
memanggil setan dan bagi yang tidak ingin repot ya tentu saja kita tidak perlu
bersiul malam-malam terlepas benar atau tidak nya mitos bersiul itu bisa
memanggil setan apa tidak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar