Mitos
Tugas
Pertemuan 2
Nama : Salsabila
Kelas/NPM : 1PA12/16516784
1. Ikan
Dewa Cibulan
Di
daerah kelahiran ibu saya lahir, Kuningan, terdapat sebuah mitos tentang kolam
yang berisi dengan ikan dewa. Ikan dewa tersebut berada di tempat wisata
Cibulan. Tempat ini merupakan objek wisata tertua di daerah Kuningan. Ikan dewa
ini tidak hanya berada di Cibulan saja, tetapi ada di kolam Linggarjati, kolam
Cigugur, dan kolam Darmaloka. Kolam Cibulan juga digunakan sebagai pemandian
umum. Ikan dewa merupakan ikan yang dikeramatkan oleh penduduk sekitar yang
konon mempunyai keistimewaan. Menurut cerita yang ada, ikan dewa adalah
perwujudan dari para prajurit-prajurit yang membangkang atau tidak setia pada
masa pemerintahan Prabu Siliwangi, kemudian Prabu Siliwangi mengutuk mereka
menjadi ikan. Jumlah ikan dewa yang ada di kolam ini dari dulu hingga sekarang
tidak pernah berkurang maupun bertambah. Bagi orang yang menganggu atau
membunuh ikan dewa, maka mereka akan mendapatkan kemalangan atau kesusahan.
Barangsiapa yang dapat menyentuh ikan dewa, maka mereka akan mendapatkan
berkah. Konon katanya disaat kolam sedang dikuras, ikan-ikan tersebut akan
hilang. Namun saat kolam tersebut diisi air kembali, ikan-ikan akan kembali
muncul lagi.
2. Gunung
Ciremai
Gunung
Ciremai merupakan gunung tertinggi di daerah Jawa Barat. Gunung yang sangat
terkenal di daerah Kuningan ini, memiliki banyak mitos yang cukup membuat orang
ketakukan. Banyak orang yang mengatakan bahwa gunung Ciremai adalah tempat
berkumpulnya para Wali Songo. Hal itu dikuatkan oleh nama Ciremai yang artinya
perundingan atau musyawarah. Di bagian atas gunung ini, terdapat pos Batu
Lingga dan Sangga Buana. Di pos tersebut terdapat pohon-pohon yang pucuk
daunnya meliuk ke bawah. Menurut cerita yang beredar hal itu terjadi karena
pengawal yang semestinya menemani rombongan Wali Songo ternyata juga tidak kuat
meneruskan pendakian. Pada akhirnya mereka mengikuti jejak Sunan Gunungjati,
sebagi penghormatan kepada sang Sunan, mereka semua membungkukkan badannya ke
bawah arah Sunan Gunungjati beristirahat. Nah, para pengawal ini lah yang konon
katanya adalah para pohon yang memiliki pucuk-pucuk daunnya meliuk ke bawah. Di
Ciremai juga terdapat sebuah pantangan, yaitu pantangan untuk tidak membuang
air seni ke tanah. Jika para pendaki tidak menuruti pantangan tersebut maka
mereka akan mendapat. Tidak heran jika di sepanjang jalur pendakian terdapat
banyak sekali botol atau plastik yang berisi air seni mereka untuk menjauhkan
diri dari bala. Ada juga mitos yang banyak diketahui oleh masyarakat sekitar
gunung Ciremai yaitu, misteri keberadaannya Nyi Linggi dan dua ekor macan
tutul. Konon katanya, setelah Sunan Gunungjati tidak bertapa lagi di Batu
Lingga, kemudian Nyi Linggi lah yang menggantikan Sunan Gunungjati untuk
bertapa disana. Kedatangan Nyi Linggi tidak sendiri, tetapi ia bersama dua ekor
binatang kesayangannya, yaitu macan tutul. Nyi Lingga bertapa disana untuk
mendapatkan ilmu. Tetapi sayangnya, sebelum Nyi Linggi berhasil mendapatkan
ilmunya, ia meninggal dunia di batu Lingga. Sementara keberadaan kedua ekor
binatang kesayangannya menghilang entah kemana. Sejak kejadian tersebut, banyak
terjadi kejadian aneh di daerah sekitar Batu Lingga seperti munculnya sosok Nyi
Linggi dan dua ekor macan tutulnya.
3. Lukisan
Prabu Siliwangi
Keraton
Kasepuhan merupakan keraton tertua yang ada di daerah Cirebon. Di keraton ini,
terdapat lukisan Prabu Siliwangi yang konon katanya mata dan jari kakinya dapat
mengikuti ke arah manapun kita berdiri. Banyak wisatawan yang datang berkunjung
untuk memfoto lukisan tersebut, tetapi justru hasilnya hanya gelap. Padahal,
kamera mereka tidak bermasalah dan penerangan dari ruangan pun tidak gelap.
Menurut kepercayaan pemandu setempat, hal itu terjadi karena hati si wisatawan
sedang kotor. Lukisan ini menggambarkan Prabu Siliwangi yang didampingi oleh
harimau, pemimpin kerajaan Padjajaran di abad ke- 14 hingga 15. Banyak pelukis
yang mengatakan bahwa mitos tentang mata dan jari kaki Prabu Siliwangi bergerak
hanyalah efek dari lukisan saja. Tetapi ada juga orang yang beranggapan bahwa
hal tersebut merupakan bentuk pengawasannya dari lukisannya terhadap pengunjung
keraton. Menurut pengakuan pelukis lukisan ini, Bapak Tatang, ia mendapatkan
wangsit setelah didatangi oleh Prabu Siliwangi di dalam mimpinya. Pernah
terjadi suatu kejadian yang cukup mengagetkan, yaitu seorang anak yang
kesurupan setelah berkunjung ke Keraton Kasepuhan dan melihat lukisan Prabu
Siliwangi. Saat kesurupan, sang anak berbicara dengan menggunakan bahasa sunda
dan intonasinya sangat berwibawa. Orang-orang meyakini bahwa itu adalah roh
atau jin yang menyerupai Prabu Siliwangi. Anak yang sedang kesurupan itu
berkali-kali berujar kepada orang tuanya untuk harus bisa menjaga dan
membimbing anak ini. Akhirnya, anak yang kesurupan tadi dapat disembuhkan oleh
salah satu perwakilan Keraton Kasepuhan.
4. Waduk
Darma
Waduk
Darma dulunya adalah sebuah perkampungan kecil. Pada tahun 1800-an waduk ini
sudah terbentuk walau masih dalam skala kecil. Dampak dari pembangunan waduk
ini, lahan di sembilan desa harus dibebaskan. Dari sembilan desa, hanya Desa
Jagara saja yang harus direlokasi. Mantan Kades Jagara Umar Hidayat mengatakan,
pembangunan waduk ini menenggelamkan lahan di sembilan desa. Tidak heran jika
di saat musim kemarau, sering timbul jalan aspal dan pondasi rumah penduduk
yang ditenggelamkan. Tidak hanya itu, di dasar waduk juga terdapat rel kereta
lori pengankut tebu dari Ciledug menuju Ciamis. Namun sayangnya, belum ada
orang yang dapat menemukan rel tersebut.
Sumber:
Ibu
dan Ayah.
https://www.kaskus.co.id/thread/5305a50e0d8b46141d8b45b6/kisah-ikan-quotdewaquot-di-cibulan-kuningan-jawa-barat/
http://www.kabar-cirebon.com/read/2016/11/misteri-di-balik-gunung-ciremai/
https://travel.detik.com/read/2014/11/12/161043/2746447/1519/misteri-lukisan-prabu-siliwangi-di-keraton-kasepuhan-cirebon
https://www.radarcirebon.com/misteri-waduk-darma-9-desa-ditenggelamkan-ada-rel-di-dasar-waduk.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar