Nama : Syifa afifah
NPM : 17516264
Kelas : 1pa12
TUGAS 3
I.
PERKEMBANGAN TEKNOLOGI DALAM KEHIDUPAN
SEHARI-HARI
1. Flashdisk
Falshdisk bukan
lagi menjadi barang yang awam dikalangan manusia jaman sekarang. Banyak manusia
yang mengandalkan penyimpanan dokumen pekerjaannya pada sebuah benda yang
bernama flashdisk. Jauh sebelum flashdisk digunakan, ada sebuah benda yang
dinamakan floppy disk atau biasa disebut juga dengan disket. Jika dibandingkan
dengan flashdisk, disket berada jauh dibawah flashdisk. Kapasitas penyimpanan
pada disket hanya sebesar 1,44 MB atau setara dengan tulisan sebanyak 400
halaman. Jelas dari kapasitas yang
dimilikinya, disket mengalami penurunan dalam penjualannya pada saat itu.
munculnya flashdisk menimbulkan efek besar terhadap perusahaan besar yaitu
sony, yang memproduksi banyak disket pada saat itu. kejadian tersebut menjadi
awal dari kepunahan disket.
Lain halnya
dengan keadaan flashdisk saat ini. Flashdisk memiliki perkembangan yang sangat
pesat. Flash disk saat pertama kali dipasarkan pada tahun 2000 hanya
berkapasitas 8 MB. Dan pada tahun 2011, hanya berselang 11 tahun, kapasitas
flash disk terbesar yang dipasarkan adalah 256 GB, 32000 kali lipatnya.
Perkembangan secepat ini disebabkan peneliti sudah menemukan teknologi yang
semakin canggih. Material yang tersedia pun semakin lama semakin canggih,
terutama setelah ditemukan dan berhasil dimanfaatkannya logam semikonduktor.
Tidak hanya disknya, port USB-nya pun terus berkembang. USB port yang pertama
dikenalkan pada tahun 1996, USB 1.0, memiliki kecepatan transfer data maksimum
12Mbit/s. Sedangkan USB 2.0, yang dikeluarkan pada tahun 2000, memiliki
kecepatan transfer data 480 Mbit/s. 40 kali lipat dari USB 1.o.
Kemudian tahun
2010 dipasarkan USB 3.0 yang memiliki kecepatan transfer data hingga 5Gbit/s,
10 kali lipat dari USB 2.0.Sangat terlihat perkembangan flash disk dari tahun
ke tahun. Dalam waktu 11 tahun saja, kapasitas flash disk sudah bertambah
hingga 32000 kali lipat dan kecepatan transfernya bertambah 10 kali lipat. Hal
ini menunjukkan perkembangan teknologi yang sangat pesat. Perkembangan
teknologi bisa menjadi suatu hal dari luar nalar manusia. Ia berkembang sangat
cepat
2. Senter
LED
Pada mulanya
orang hanya memakai obor atau lilin sebagai alat pencahayaan yang dapat
digunakan atau dibawa kemana saja. Setelah itu digantikan oleh lentera, atau
biasa disebut juga lampu minyak. Namun semuanya berubah ketika tiba pada abad
19 yang mana pada saat itu listrik mulai dimanfaatkan sebagai penunjang alat
pencahayaan. Tak lama setelah itu Thomas Alva Edison menciptakan sebuah lampu
pijar yang dapat bekerja dengan aliran listrik. Senter tanpa LED mulai
digunakan dan diperdagangkan luas di tahun 1898. Sumber energi dari senter
berasal dari satu set baterai berukuran tertentu, disertai sebuah sakelar
kecil. Arus listrik yang dihasilkan baterai dikendalikan oleh sakelar kecil
yang ditempatkan di antara baterai dan lampu. Senter merupakan sumber cahaya
yang terfokus, digunakan sebagai alat pencahayaan di tempat yang gelap, untuk
para montir atau mekanik, orang yang mengerjakan instalasi listrik, pekerja
tambang, kegiatan berburu dan lain-lain.
Namun pada
pertengahan tahun 90-an, seorang ilmuan dari Jepang menciptakan dan
memperkenalkan senter LED yang kemuadian berhasil menggeser popularitas senter
lampu pijar karena senter LED memiliki kekuatan cahaya yang lebih besar serta
konsumsi energi yang lebih sedikit dari pada senter lampu pijar biasa, sehingga
senter LED lebih terang dan awet.
II.
TEKNOLOGI YANG DIGUNAKAN DALAM BIDANG PSIKOLOGI
1. E-Counseling
Salah satu
disiplin ilmu yang menggunakan Teknologi Informasi adalah Psikologi. Memang
antara Psikologi dan Informasi Teknologi memiliki kajian objek teoritis dan
aspek yang berbeda mengenai hal apa yang menjadi objek ilmu mereka, namun dalam
beberapa hal keberadaan Teknologi Informasi bisa menjadi suatu ilmu yang
membantu dalam upaya pengembangan ilmu dan pemaksimalan dalam aplikasi ilmu
Psikologi.
E-Counseling
merupakan salah satu bentuk nyata aplikasi Teknologi Informasi dalam bidang
Psikologi. Internet menawarkan suatu proses psikoterapis yang menggunakan suatu
media komunikasi yang baru, dimana melalui media tersebut mereka dapat
memberikan intervensi psikoterapi itulah yang disebut dengan E-counseling atau
e-mail counseling. E-mail conseling merupakan pelayanan intervensi psikologi
yang dilakukan melaui Internet, dimana proses terapi terlebih dahulu dilakukan
melaui media ini, untuk kemudian menyususn rencana dalam melakukan intervensi
psikologi secara face-to-face akan dilakukan. Fungsi dari e-counseling adalah
untuk membantu terapis dalam mengumpulkan sejumlah data yang terkait dengan
kliennya sebelum akhirnya terapis dan klien sepakat untuk bertemu secara
langsung untuk melakukan proses terapis selanjutnya. Dalam aplikasinya,
psikoterapi online menawarkan tantangan etika baru bagi mereka para terapis
yang tertarik untuk menggunakan media ini dalam memberika pelayanan psikologi.
Perbedaan antara komunikasi berbasis teks interaktif dan komunikasi verbal
in-person menciptakan tantangan etika baru yang sebelumnya tidak di temui dalam
terapi face-to-face (secara langsung).
Bentuk lain dari
penerapan teknologi dalam psikologi adalah program SPSS. Program ini memang
dibuat untuk membantu berbagai bidang ilmu dalam mempermudah pengembangan ilmu
tersebut. Psikologi pun menggunakan aplikasi ini dalam membantu mengolah data.
Data yang bisa diaplikasikan dalam SPSS adalah data secara kuantitatif.
Aplikasi SPSS sangat membantu bidang psikologi ketika seseorang sedang
melakukan penelitian di bidang psikologi dengan metode kuantitatif. Dalam
penelitian jumleh subjek yang dibutuhkan tidaklah sedikit, karena untuk
memperoleh hasil yang akurat memerlukan cukup banyak subjek sebagai
respondennya. Disinilah peranan SPSS sangat dibutuhkan, data yang telah
diperoleh untuk diolah bukanlah data yang sedikit dan sangat melebihi daya
tampung manusia jika pengolahan tersebut harus dilakukan secara manual, akan
terjadi kelelahan, hasil yang tidak akurat, dan akan sangat membuang energi
dalam pelaksanaanya, dengan aplikasi SPSS lah berbagai masalah yang muncul jika
di olah secra manual dapat teratasi.
2. Psikotes
terkomputerisasi
Sejak jaman
dahulu, psikotes memiliki ciri khas berupa penggunaan kertas seperti layaknya
ujian nasional. Namun, dengan berkembangnya teknologi informasi, saat ini
banyak alat tes yang menggunakan sistem yang sudah terkomputerisasi. Ada banyak
jenis psikotes saat ini yang dapat digunakan tanpa menggunakan bantuan kertas,
cukup menggunakan sebuah program atau aplikasi komputer yang dikembangkan
sendiri, alias software.
Papikostik
adalah salah satu psikotes yang sudah menggunakan software komputer. Papikostik
itu sendiri adalah sebuah alat tes kepribadian/ inventori yang di buat oleh
seorang Guru besar Psikologi Industri asal Massachusetts, USA, Dr. Max Martin
Kostik, di awal tahun 1960. Papi kostik itu sendiri mengukur dinamika dalam
kepribadian seseorang dengan cara memperhatikan keterkaitan antara dunia
sekitarnya termasuk dengan perilaku dan juga nilai prusahaan yang mana ia
diterapkan dalam sebuah perusahaan atau situasi kerja yang berada dalam bentuk
motif dan juga gaya perilaku dari sudut persepsi kandidat yang akan terekam
saat psikotes.
Beberapa
psikotes lain masih menggunakan kertas, namun dibantu oleh sebuah sistem atau
software komputer untuk melakukan skoring dan interpretasi. Kebanyakan adalah
tes IQ dan tes inventory yang menggunakan sistem pilihan ganda.
Selain
Papikostik, alat tes lain yang telah menerapkan komputerisasi yaitu DISC dan
juga MBTI. Diprediksi di tahun yang akan datang penggunaan komputerisasi dalam
psikotes akan diterapkan. Mengingat effisiensi dan juga ramah lingkungan.
Karena telah kita ketahui bersama bahwa kertas yang kita gunakan banyak di
ambil dari pohon yang populasinya terus menurun. Jika hal ini terus digunakan
tentu keseimbangan alam pun akan terganggu oleh karenanya.
Sumber :
http://www.plimbi.com/article/166872/sejarah-dan-perkembangan-lampu-senter-led
http://djamandoeloe.com/read/54/iptek/bernostalgia-dengan-disket,-flashdisk-zaman-dulu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar