Nama : Zhafira
Febrianty
Kelas : 1PA12
Npm : 17516934
Pertemuan 2
Candi Bajang Ratu
Candi Bajang Ratu
merupakan salah satu candi peninggalan kerajaan majapahit yang berada di Trowulan,
Mojokerto. Candi Bajang Ratu merupakan sebuah gapura peninggalan majapahit,
namun karena masyarakat sekitar terbiasa
menyebut candi, maka terkenalnya menjadi Candi Bajang Ratu. Gapura atau candi
bajang ratu dibangun dari bata yang direkatkan satu sama lainnya dengan sistem
gosok, kecuali pada ambang pintu dan anak tangga terbuat dari batu andesit. Dari
kepercayaan masayarakat dan mitos yang telah beredar, Candi Bajang Ratu diduga
sebagai pintu masuk ke sebuah bangunan suci untuk memperingati wafatnya raja
Jayanegara pada tahun saka 1250 atau tahun 1328 masehi. Tidak hanya itu, ada
sebuah pantangan atau pamali bagi para pejabat pemerintah untuk melintasi atau
memasuki pintu gerbang Candi Bajang Ratu ini. Menurut kepercayaan yang ada,
seseorang yang mempunyai jabatan di pemerintahan dan melanggar pantangan
tersebut, dipercayai akan mengalami nasib buruk.
Candi Tikus
Candi Tikus yang terletak
di Dukuh Dinuk, Desa Temon, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, bagi
sebagian penduduk sekitar dipercayai memiliki unsur magis dan dapat memberikan
kesejahteraan. Cerita ini bermula dari seorang petani yang gelisah karena
serbuan tikus sawah. Hasil tani yang biasanya cukup untuk menghidupi seluruh
anggota keluarga, kini nyaris tak tersisa. Tak tahan menghadapi serbuan tikus,
dia memohon kepada sang pencipta. Lalu suatu malam si petani mendapat
wangsit(bisikan) agar mengambil air di kawasan Candi Tikus lalu menyiramkan air
itu ke empat sudut sawah. Sebuah keajaiban terjadi, tikus-tikus yang biasanya
kerap beraksi di malam hari hilang begitu saja. Tanah sawah juga mendadak jadi
subur. Si Petani tak kuasa menahan kegembiraannya dan bercerita pada warga desa.
Mitos dari Candi Tikus
yang dipercaya jika dahulu sawah rakyat majapahit diserang oleh hama tikus,
maka mereka akan pergi ke Candi tersebut untuk mengambil air dan memercikan ke
tanaman padi mereka agar terhindar dari hama tikus.
Goa Belanda Bandung
Saluran/terowongan
berupa jaringan goa di dalam perbukitan ini dinamakan Goa Belanda. Pada masa
kemerdekaan Goa ini pernah dipakai atau dimanfaatkan sebagai gudang mesiu oleh
tentara Indonesia. Goa Belanda saat ini dapat dimasuki dengan aman dan dijadikan
sebagai tempat wisata yang penuh dengan nilai sejarah. Mitos yang beredar di
masyarakat mengenai Goa Belanda atau yang sering disebut Dago Pakar ini, ada
satu kata dalam bahasa daerah yaitu “Lada” atau falam bahasa Indonesia berarti pedas.
Pada saat kita sedang berada di kawasan ini, kita tidak boleh mengucapkan kata
“Lada” tersebut. Karena kata lada itu merupakan sebutan atau nama dari salah
satu tokoh masyarakat atau leluhur di daerah tersebut yang sangat dihormati dan
namanya pun disakralkan oleh masyarakat setempat. Kalau kita bicara kata itu,
saat berada di Dago Pakar suka kejadian hal-hal mistis atau orang yang
mengucapkan kata itu akan sial dan tak jarang juga yang kerasukan.
Situ Ciburuy
Situ Ciburuy mulanya
adalah dua buah sungai kecil yang kedua ujung nya saling bertemu di desa
ciburuy. Pada tahun 1918, lokasi pertemuan kedua sungai itu di bendung , lalu
air nya digunakan untuk mengairi persawahan,lama kelamaan, bendungan airnya
makin tinggi dan menggenagi wilayah seluas 14,76 ha. Tapi tanah tertinggi yang
berada di tengah danau tidak tergenang, yang kemudian membentuk sebuah pulau
kecil, Masyarakat pun menamainya Situ
Ciburuy
Situ artinya danau dan Ciburuy adalah nama desa.
Disamping itu banyak mitos yang beredar tentantang situ ciburuy contohnya Ikanya susah di pancing
fenomena ini sudah ada ratusan tahun yang lalu, seperti di baitkan dalam sebuah lagu yang liriknya “ Situ Ciburuy Laukna hese di pancing “ yang artintya disitu ciburuy ikanya susah di pancing.
Memang ikannya susah untuk di pancing dan konon hanya orang pribumi yang mampu memancing ikan disitu.
Situ artinya danau dan Ciburuy adalah nama desa.
Disamping itu banyak mitos yang beredar tentantang situ ciburuy contohnya Ikanya susah di pancing
fenomena ini sudah ada ratusan tahun yang lalu, seperti di baitkan dalam sebuah lagu yang liriknya “ Situ Ciburuy Laukna hese di pancing “ yang artintya disitu ciburuy ikanya susah di pancing.
Memang ikannya susah untuk di pancing dan konon hanya orang pribumi yang mampu memancing ikan disitu.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar