Nama
: Khalidah Zazkya
Kelas
: 1 PA 12
NPM
: 1351893
Tugas
Pertemuan 2
Mitos-mitos
yang berkembang di daerah masing-masing
Mitos Mengenai
Nyi Roror Kidul
Mitos
mengenai Nyi Roro Kidul sudah sangat terkenal bahkan hingga ke luar Pulau Jawa.
Mitos ini memiliki beberapa versi. Tapi yang kali ini akan saya bahas adalah dalam
versi yang berasal dari tanah Sunda.
Kisah ini berawal dari kesedihan Prabu Munding Wangi yang bersedih
lantaran yang tidak kunjung memiliki anak lelaki untuk menggantikannya menjadi
raja. Prabu Munding Wangi hanya memiliki satu-satunya anak perempuan yang
bernama Dewi Kadita yang berparas cantik. Dan dijuluki Dewi Srêngéngé atau Dewi
Matahari karena kecantikannya itu.
Kemudian,
Sang Raja menikahi Dewi Mutiara dan memiliki anak lelaki dari pernikahannya
tersebut. Dewi Mutiara berambisi agar anaknya itu kelak menjadi raja
menggantikan ayahnya, dan ia pun berusaha untuk menyingkirkan Dewi Kadita yang
dianggap bisa menggagalkan rencananya itu.
Dewi
Mutiara pun menyuruh Raja untuk meminta Dewi Kadita pergi dari Istana. Namun
hal itu justru membuat sang Raja marah. Karena tidak ada cara lain, Dewi
Mutiara kemudian menyuruh seorang tukang tenung untuk mengguna-gunai Dewi
Kadita. Akibatnya, sekujur tubuh Dewi Kadita dipenuhi oleh kudis dan bisul yang
berbau busuk.
Sang
Raja mencoba mengobati penyakit putrinya dengan memanggil banyak tabib dari
berbagai daerah. Namun, usahanya tesebut belum membuahkan hasil. Dewi Mutiara
kemudian kembali membujuk Raja agar menyuruh Kadita keluar dari Istana dengan
dalih jika Dewi Kandita tetap di dalam kerajaan akan membawa kesialan bagi
seluruh negeri. Raja yang tidak ingin putrinya digunjingkan akhirnya menyetujui
usulan tersebut.
Dalam
perjalanannya, Dewi Kadita tak henti-hentinya menangisi nasibnya. Setelah tujuh
hari tujuh malam, sampailah Dewi Kadita di Laut Selatan. Air di laut itu
terlihat jernih, bersih dan berwarna biru kehijauan. Kemudian, ia mendengar
suara gaib yang menyuruhnya untuk terjun ke Laut Selatan. Ia pun mengikuti
suruhan suara tersebut. Dan, setelah menceburkan dirinya ke dalam laut, seluruh
penyakit di tubuhnya berangsur-angsur menghilang, dan kembali cantik seperti
sedia kala. Sejak saat itulah, Dewi Kadita memiliki kuasa atas Samudera
Selatan dan menjadi Dewi yang disebut Nyi Rara Kidul.
Banyak
mitos yang berkembang mengenai Nyi Roro Kidul. Namun, salah satu mitos yang
paling sering terdengar di masyarakat adalah untuk tidak menggunakan pakaian
berwarna hijau jika berada atau berkunjung ke pantai atau laut selatan.
Dikatakan bahwa warna hijau adalah warna kesukaan dari Nyi Roror Kidul dan
ditakutkan jika kita menggunakan pakaian hijau tersebut ketika berkunjung
kesana, Nyi Roro Kidul akan tertarik dan menjadikan kita sebagai abdi di pantai
selatan (tenggelam). Namun, tanpa mengenyampingkan mitos yang beredar alasan
sebenarnya dilarang menggunakan pakaian hijau lebih kepada jika ada penggunjung
yang tenggelam dengan memakai pakaian berwarna hijau akan menyulitkan
pencariannya. karena warna air laut yang
biru kehijauan akan saru dengan pakaian hijau yang dikenakan.
Misteri Ular
Raksasa di Situ Cipondoh
Mitos
ini berkembang di masyarakat khususnya
yang berada di kawasan sekitar Situ Cipondoh, Tangerang, Banten.
Dibalik
keindahan wisata Situ Cipondoh yang memiliki daya tarik bagi wisatawan di
daerah Kota Tangerang dan sekitarnya, Situ Cipondoh juga memiliki sebuah mitos
ular raksasa yang diduga penyebab banyak kecelakaan di jalan raya sekitar Situ
Cipondoh. Yang dikatakan juga bahwa ular tersebut adalah penunggu Situ
Cipondoh.
Berdasarkan
cerita yang berkembang, sosok ular raksasa tersebut kerap terlihat di jalan
raya sekitar Situ Cipondoh. Dan hanya dapat dilihat oleh orang-orang tertentu
yang memiliki kelebihan khusus.
Dalam
berbagai kecelakaan yang terjadi di lokasi itu, hampir seluruh korban tewas
ditempat secara tragis. Hal tersebut lah yang menyebabkan para warga yang
melintas di jalan tersebut kerap memacu kendaraan secara perlahan agar tak terjadi
sesuatu yang tidak di inginkan. Namun, hingga kini belum dapat dibuktikan
pula bahwa semua kecelakaan tersebut benar karena ular tersebut atau ada hal
lainnya. Karena memang banyak yang percaya bahwa hal itu diakibatkan oleh mitos
ular raksasa penunggu Situ Cipodoh.
Mitos Warga
Mampang Depok Soal Kamis Keramat
Tidak
hanya Kota Jakarta ataupun Bogor saja yang menyimpan banyak mitos yang belum
terpecahkan. Kota Depok pun memiliki mitos yang akan saya bahas sedikit kali ini.
Mitos ini berkenaan dengan Warga kelurahan Mampang, kecamatan Pancoran Mas,
Depok yang menganggap bahwa hari Kamis sebagai hari yang keramat. Dan percaya
untuk tidak melangsungkan acara yang bersifat hanya untuk bersenang-senang.
Mitos ini sudah sangat lama beredar di masyarakat sekitar
Bahkan
salah satu warga Mampang yang bernama Suganda menyebutkan bahwa jikapun ada
orang yang nekat untuk melaksanakan acara pada hari Kamis maka acara yang akan
digelar tidak akan berjalan dengan lancar. Ia pun menceritakan pengalaman yang
ia rasakan ketika kantornya yang berada di kelurahan Rangkapan Jaya
melangsungkan upacara bendera pada tanggal 17 Agustus yang kebetulan bertepatan
pada hari Kamis. Bendera yang sudah diikat dan hendak dinaikan keatas tiang ,
tita-tiba tidak dapat dikerek lantaran tali pengereknya tak dapat ditarik.
Hingga petugas pengerek kesulitan dan lantas dibantu lurah untuk mengereknya. Namun, hasilnya nihil. Bendera
tetap tidak bisa dikerek ke atas. Padahal ketika dicoba saat latihan tali
pengereknya tidak ada masalah. Upacara pun ditunda hingga seluruh warga datang
dan ikut berdoa bersama agar acara yang berlangsung dapat berjalan dengan lancar.
Setelah
tiang diturunkan, bendera di copot dan tiang dinaikan lagi. Upacara pun diulang
kembali. Dan barulah semuanya berjalan dengan lancar hingga selesai upacara. Setelah
kejadian itu pula semakin banyak warga yang tambah percaya dengan kebenaran
mitos tersebut. Suganda juga menceritakan bahwa alasan hari Kamis itu dianggap
keramat lantaran memiliki kaitan dengan pendiri Masjid Al-Istiqomah. Karena
pada hari itu, biasa di pakai oleh pendiri masjid sekaligus penyiar agama Islam
untuk mengajarkan ajaran agamanya pada masyarakat sekitar seperti mengaji,
membaca sholawat dan sebagainya. Namun, karena zaman yang sudah berubah
kegiatan itupun mulai terlupakan dan membuat dirinya prihatin. Terlepas dari
mitos itu semua, ia berharap bahwa masyarakat depok dapat menjunjung nilai
agama islam dan mengajarkan kebaikan.
Mitos Pohon
Jodoh di Kebun Raya Bogor
Tempatnya
pun tidak jauh dari Jembatan Merah. Pohon Jodoh merupakan dua pohon besar yang
berdampingan. Di bawah kedua pohon tersebut terdapat bangku taman. Pohon yang
berada di sebelah kiri adalah Meranti yang mempunyai kulit kasar dan berwarna
gelap. Sedangkan pohon yang satu lagi adalah beringin dengan kulit halus
berwarna coklat.
Jika
melihat perbedaan warna kulitnya, menggambarkan sepasang pengantin sehingga
banyak orang yang menyebutnya sebagai Pohon Jodoh. Konon, berdasarkan mitos
yang beredar bila kita duduk di bawah Pohon Jodoh itu bersama pasangan, maka
hubungan kasih akan langgeng hingga menuju pernikahan.
Menurut
pendapat beberapa orang, mitos tersebut berasal dari pengunjung itu sendiri
yang sengaja membuat cerita seperti sedemikian rupa sehingga membuat mitos
tersebut seolah-olah benar terjadi. Bahkan salah seorang staff pemandu Kebun
Raya Bogor mengungkapkan bahwa mitos tersebut ini tidak diketahui pasti kapan
adanya. Kemungkinan dari omongan pengunjung itu sendiri yang bercerita dari
mulut ke mulut sehingga nyebar. Menurut dia pula, pengunjung secara tidak
langsung membuat mitos tersebut dari pengalamannya, ketika berada di Kebun Raya
Bogor.
Namun,
dibalik itu semua benar atau tidaknya mitos tersebut hingga kini pun masih
menjadi misteri. Karena menurut saya sendiri jodoh sama halnya dengan takdir
yang merupakan kehendak tuhan yang tidak dapat diketahui bahkan direncanakan
oleh manusia itu sendiri.
Sumber
:
http://www.inilahduniakita.net/2015/10/menguak-mitos-nyai-roro-kidul.html
http://merahputih.com/post/read/misteri-ular-raksasa-di-situ-cipondoh
http://news.okezone.com/read/2010/07/09/338/351259/mitos-pohon-jodoh-dan-jembatan-cinta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar