Jumat, 07 April 2017

MATEMATIKA DAN ILMU ALAMIAH DASAR



Nama   : Intan Justitia Dewi
Kelas   : 1 PA 12
NPM   : 18516337
Rangkuman pertemuan ke-2
                 
Perkembangan Ilmu Alam
·         Tahap Deskriptif & Kualitatif
Observasi dan pencatatan atas gejala alam, lalu disimpulkan, dan dilihat kesamaan atau perbedaannya, disederhanakan dan diklasifikasikan. Sehingga penelitian tersebut bisa di pertanggung jawabkan.
·         Tahap Simulatif & Kuantitatif
Simulasi dengan menirukan/mengulangi peristiwa alam, percobaan. Kuantitatif berkembantg dengan penggunaan matematika sehingga meningkatkan daya kontrol à lebih cermat, tepat dan hasilnya mendekati kebenaran.

Metode Ilmu Alam
Rasionalisme
·         Merupakan metode dasar atau pola pikir dalam mencari kebenaran ilmiah dengan menggunakan akal/rasio
  • Bersumber pada ide kebenaran yang ada dalam pikiran, mencari kebenaran melalui kemampuan akal tanpa merasa perlu fitunjang fakta
  • Kelemahannya à setiap orang percaya kepada kebenaran yang diyakini sendiri-sendiri
        Empirisme
  • Pentingnya pengalaman melalui pengetahuan indera
  • Gejala alamiah bersifat konkrit & diungkap melalui penginderaan
  • Kelemahan à fakta yang ada tidak mampu menerangkan, fakta memerlukan tafsiran.
Metode Ilmiah
  • Obyektif, sesuai dengan obyeknya
  • Metodik à dengan menggunakan cara-cara tertentu yang teratur
  • Sistematik à pengetahuan ilmiah itu tersusun dalam suatu sistem, saling terkait, menjelaskan sehingga merupakan satu kesatuan utuh
  • Berlaku umum à pengetahuan tidak hanya berlaku oleh satu/beberapa orang, tetapi semua.
Langkah-Langkah Metode Ilmiah
Karena metode ilmiah dilakukan secara sistematis dan berencana, maka terdapat langkah-langkah yang harus dilakukan secara urut dalam pelaksanaannya. Setiap langkah atau tahapan dilaksanakan secara terkontrol dan terjaga. Adapun langkah-langkah metode ilmiah adalah sebagai berikut:
  1. Merumuskan masalah.
  2. Merumuskan hipotesis.
  3. Mengumpulkan data.
  4. Menguji hipotesis.
  5. Merumuskan kesimpulan.
Merumuskan Masalah
Berpikir ilmiah melalui metode ilmiah didahului dengan kesadaran akan adanya masalah. Permasalahan ini kemudian harus dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya. Dengan penggunaan kalimat tanya diharapkan akan memudahkan orang yang melakukan metode ilmiah untuk mengumpulkan data yang dibutuhkannya, menganalisis data tersebut, kemudian menyimpulkannya.Permusan masalah adalah sebuah keharusan. Bagaimana mungkin memecahkan sebuah permasalahan dengan mencari jawabannya bila masalahnya sendiri belum dirumuskan?
Merumuskan Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah yang masih memerlukan pembuktian berdasarkan data yang telah dianalisis. Dalam metode ilmiah dan proses berpikir ilmiah, perumusan hipotesis sangat penting. Rumusan hipotesis yang jelas dapat memabntu mengarahkan pada proses selanjutnya dalam metode ilmiah. Seringkali pada saat melakukan penelitian, seorang peneliti merasa semua data sangat penting. Oleh karena itu melalui rumusan hipotesis yang baik akan memudahkan peneliti untuk mengumpulkan data yang benar-benar dibutuhkannya. Hal ini dikarenakan berpikir ilmiah dilakukan hanya untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan.
Mengumpulkan Data
          Pengumpulan data merupakan tahapan yang agak berbeda dari tahapan-tahapan sebelumnya dalam metode ilmiah. Pengumpulan data dilakukan di lapangan. Seorang peneliti yang sedang menerapkan metode ilmiah perlu mengumpulkan data berdasarkan hipotesis yang telah dirumuskannya. Pengumpulan data memiliki peran penting dalam metode ilmiah, sebab berkaitan dengan pengujian hipotesis. Diterima atau ditolaknya sebuah hipotesis akan bergantung pada data yang dikumpulkan.
Menguji Hipotesis
Sudah disebutkan sebelumnya bahwa hipotesis adalah jawaban sementaradari suatu permasalahan yang telah diajukan. Berpikir ilmiah pada hakekatnya merupakan sebuah proses pengujian hipotesis. Dalam kegiatan atau langkah menguji hipotesis, peneliti tidak membenarkan atau menyalahkan hipotesis, namun menerima atau menolak hipotesis tersebut. Karena itu, sebelum pengujian hipotesis dilakukan, peneliti harus terlebih dahulu menetapkan taraf signifikansinya. Semakin tinggi taraf signifikansi yang tetapkan maka akan semakin tinggi pula derjat kepercayaan terhadap hasil suatu penelitian.Hal ini dimaklumi karena taraf signifikansi berhubungan dengan ambang batas kesalahan suatu pengujian hipotesis itu sendiri.
Merumuskan Kesimpulan
Langkah paling akhir dalam berpikir ilmiah pada sebuah metode ilmiah adalah kegiatan perumusan kesimpulan. Rumusan simpulan harus bersesuaian dengan masalah yang telah diajukan sebelumnya. Kesimpulan atau simpulan ditulis dalam bentuk kalimat deklaratif secara singkat tetapi jelas. Harus dihindarkan untuk menulis data-data yang tidak relevan dengan masalah yang diajukan, walaupun dianggap cukup penting. Ini perlu ditekankan karena banyak peneliti terkecoh dengan temuan yang dianggapnya penting, walaupun pada hakikatnya tidak relevan dengan rumusan masalah yang diajukannya.
Sarana Berfikir Ilmiah
  • Bahasa : alat untuk melahirkan pikiran, perasaan dan sebagai alat komunikasi. Dengan bahasa manusia dapat mengkomunikasikan segenap pengalaman dan pemikiran mereka. Pengalaman dan pemikiran yang berkembang membuat bahasa pun ikut berkembang.

  • Logika :cara berpikir ilmiah merupakan gabungan deduktif dan induktif. Logika adalah jalan pikiran yang masuk akal (Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003:680). Logika disebut juga sebagai penalaran. Menurut Salam (1997:140) penalaran adalah suatu proses penemuan kebenaran, dan setiap jenis penalaran memiliki kriteria kebenarannya masing-masing.

Ciri-ciri penalaran memiliki:
1.      Pola berpikir yang disebut dengan logika,
2.      Analitis dalam berpikir.

  • Matematikaà merupakan bahasa buatan yang bersifat eksak, cermat dan terbebas dari emosi. Matematika adalah bahasa yang melambangkan serangkaian makna dari pernyataan yang ingin disampaikan. Lambang yang ada pada matematika bersifat artifisial artinya lambang itu mempunyai arti jika sudah diberi makna. Kekurangan yang ada dalam bahasa verbal dapat diatasi dengan menggunakan matematika dalam berkomunikasi ilmiah.

  • Statistika à membantu penarian kesimpulan secara induktif dengan tingakt ketelitian/kebenaran. Statistika mampu memberikan secara kuantitatif tingkat ketelitian dari kesimpulan yang ditarik tersebut, makin besar contoh atau sampel yang diambil maka makin tinggi tingkat ketelitian kesimpulan tersebut. Statistika juga memberikan kemampuan untuk mengetahui suatu hubungan kausalitas antara dua atau lebih faktor yang bersifat kebetulan atau memang benar-benar terkait dalam hubungan yang bersifat empiris.
Penginderaan

  • Pengideraan merupakan langkah penting dari metode ilmiah. Segala sesuatu yang tidak dapat diindera, maka tidak dapat diselidiki.
  • Manusia mempunyai indera yang sama dengan beberapa jenis hewan lain (bedanya pada kecerdasan) 
  • Penginderaan yang tepat adalah sulit. Memerlukan waktu yang lama dan dicoba berkali-kali.
  • Agar penginderaan tepat dan benar, maka harus dikontrol dan dicek kembali, karena kemampuan indera manusia terbatas.
Peningkatan penginderaan
  • Latihan
  • Instrumen harus dikalibrasi
  • Pengecekan 
  • Eksperimen : penginderaan dalam kondisi yang dikontrol
  • Instrumen baru

Sumber            :


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Matematika dan Ilmu Alamiah Dasar Tugas 9

Nama  : Intan Justitia Dewi Top of Form Bottom of Form Kelas  : I PA 12 NPM  : 18516337 The Great Blue Hole, Jurang Terdalam ...