Selasa, 25 April 2017

Tugas Matematika dan Ilmu Alamiah Dasar 3 review jurnal (pertemuan 2)

Nama   : Nur Herlista A.M
NPM   : 15516546
Kelas   : 1PA12
Tugas Matematika dan Ilmu Alamiah Dasar 3 review jurnal (pertemuan 2)

1.      Jurnal psikologi (bahasa Indonesia)
Judul               :  Gangguan Stres Pasca Trauma pada Korban Pelecehan Seksual dan
Perkosaan

Tujuan             :  Untuk menyembuhkan gangguan stress pasca trauma pada korban
kekerasan atau pelecehan seksual.

Manfaat           :  -  untuk menghindari pelecehan seksual dan lebih mawas diri
-  untuk mengobati trauma
-  untuk memberi tahu dan membantu cara mengobati trauma pada
korban pelechan seksual

Metode            :  1.  Pengobatan farmakoterapi dapat berupa terapi obat
hanya dalam hal kelanjutan pengobatan pasien yang sudah dikenal. Terapi anti depresiva pada gang-guan stres pasca traumatik ini masih kon -troversial. Obat yang biasa digunakan adalah benzodiazepin, litium, camcolit dan zat pemblok beta – seperti propranolol, klonidin, dan karbamazepin.
2.      Psychoanalysis dan psychodynamic :
Tujuan dari metode psikoanalisis dan psikodinamik adalah agar klien bisa menyadari apa yang sebelumnya tidak disadarinya. Gangguan psikologis mencerminkan adanya masalah di bawah sadar yang belum terselesaikan. Untuk itu, klien perlu menggali bawah sadarnya untuk mendapatkan solusi. Dengan memahami masalah yang dialami, maka seseorang bisa mengatasi segala masalahnya melalui “insight” (pemahaman pribadi).
3.       Cognitive Therapy
Terapi Kognitif (Cognitive Therapy) punya konsep bahwa perilaku manusia itu dipengaruhi oleh pikirannya. Oleh karena itu, pendekatan Cognitive Therapy lebih fokus pada memodifikasi pola pikiran untuk bisa mengubah perilaku. Pandangan Cognitive Therapy adalah bahwa disfungsi pikiran menyebabkan disfungsi perasaan dan disfungsi perilaku. Tujuan utama dalam pendekatan cognitive adalah mengubah pola pikir dengan cara meningkatkan kesadaran dan berpikir rasional.
4.      Exposure theraphy
exposure therapy para terapis membantu meng-hadapi situasi yang khusus, orang lain, obyek, memori atau emosi yang meng -ingatkan pada trauma dan menimbulkan ketakutan yang tidak realistik dalam ke -hidupannya. Terapi dapat berjalan dengan cara: exposure in the imagination, yaitu bertanya pada penderita untuk mengulang cerita secara detail sampai tidak mengalami hambatan menceritakan; atau exposure in reality, yaitu membantu menghadapi situasi yang sekarang aman tetapi ingin dihindari karena menyebabkan ketakutan yang sangat kuat (misal: kembali ke rumah setelah terjadi perampokan di rumah). Ketakutan bertambah kuat jika kita ber-usaha mengingat situasi tersebut dibanding berusaha melupakannya. Pengulangan situasi disertai penyadaran yang berulang akan membantu menyadari situasi lampau yang menakutkan tidak lagi berbahaya dan dapat diatasi (Anonim, 2005b).
5.      Anxiety management
Pada anxiety management, terapis akan mengajarkan beberapa ketrampilan untuk membantu mengatasi gejala PTSD dengan lebih baik melalui: 1) relaxation training, yaitu belajar mengontrol ketakutan dan kecemasan secara sistematis dan merelaksasikan kelompok otot-otot utama, 2) breathing retraining, yaitu belajar bernafas dengan perut secara perlahan -lahan, santai dan menghindari bernafas dengan tergesa - gesa yang menimbulkan perasaan tidak nyaman, bahkan reaksi fisik yang tidak baik seperti jantung berdebar dan sakit kepala, 3) positive thinking dan self-talk, yaitu belajar untuk menghilang-kan pikiran negatif dan mengganti dengan pikiran positif ketika menghadapi hal –hal yang membuat stress (stresor), 4) asser-tiveness training, yaitu belajar bagaimana mengekspresikan harapan, opini dan emosi tanpa menyalahkan atau menyakiti orang lain, 5) thought stopping, yaitu belajar bagaimana mengalihkan pikiran ketika kita sedang m emikirkan hal-hal yang membuat kita stress (Anonim, 2005b).

Populasi           :  korban yang mengalami pelecehan seksual

Subjek             :  korban (perempuan dan laki-laki)

Hipotesis         : 1. orang yang mengalami peristiwa luar biasa, dan dirasa amat menekan
semua orang.
2. peristiwa traumatik itu secara menetap dapat dialami melalui cara
teringat kembali, peristiwa secara berulang dan sangat mengganggu, mimpi yang berulang tentang peristiwa yang mem-bebani pikiran, perasaan atau tindakan mendadak seolah peristiwa traumatik itu terjadi lagi, tekanan jiwa yang amat sangat karena terpaku pada peristiwa yang melam -bangkan atau menyerupai traumatiknya, termasuk hari ulang tahun traumanya.
3. pengelakan yang menetap terhadap rangsang yang terkait dengan
trauma atau kelumpuhan yang bereaksi terhadap situasi umum (yang tak ada sebelum trauma itu). Keadaan ini paling tidak dapat ditunjukkan dengan sedikitnya 3 dari keadaan yang berupa: upaya untuk mengelak terhadap gagasan atau perasaan yang terkait dengan trauma itu, upaya untuk mengelak dari kegiatan atau situasi yang menimbulkan ingatan terhadap trauma itu, ketidakmampuan untuk mengingat kembali aspek yang penting dari trauma itu, minat yang sangat berkurang terhadap kegiatan yang penting, rasa terasing dari orang lain, kura ngnya afeksi, dan merasa tidak punya masa depan.
4. gejala meningginya ke -siagaan yang menetap (tak ada sebelum
trauma) dengan ditunjukkan oleh dua dari gejala: sulit masuk tidur atau memper -tahankan tidur yang cukup, iritable atau mudah marah, sulit berkonsentrasi, amat bersiaga, reaksi kaget yang berlebihan, reaksi rentan faali saat menghadapi peris-tiwa yang melambangkan atau menye -rupai aspek dari peristiwa traumatik.
5.     jangka waktu gangguan itu (gejala pada kriteria ke dua, tiga, dan empat) sedikitnya sebulan (Kaplan, 1997)
5.
Hasil                : Ketika seseorang mengalami kekerasan atau pelecehan secara seksual
secara fisik maupun psikologis, maka kejadian tersebut dapat menimbulkan suatu trauma yang sangat mendalam dalam diri seseorang tersebut terutama pada anak-anak dan remaja. Kejadian traumatis tersebut dapat mengakibatkan gangguan secara mental, yaitu PTSD. Tingkatan gangguan stress pasca trauma berbeda-beda bergantung seberapa parah kejadian tersebut mem -pengaruhi kondisi psikologis dari korban. Untuk menyembuhkan gangguan stress pasca trauma pada korban kekerasan atau pelecehan seksual diperlukan bantuan baik secara medis maupun psikologis, agar korban tidak merasa tertekan lagi dan bisa hidup secara normal kembali seperti sebel um kejadian trauma. Dan pendampingan itu sendiri juga harus dengan metode -metode yang benar sehingga dalam menjalani penyembuhan atau terapi korban tidak mengalami tekanan -tekanan baru yang diakibatkan dari proses pendampingan itu sendiri


2. jurnal psikologi (bahasa inggris)
Judul               :  Multicultural Benefits and Challenges for International Students during
Period of Their Study: Case Study in Malaysia

Tujuan             :  untuk mengetahui cara menghadapi tantangan bagi siswa internasional
selama masa studi

Manfaat           : - mengetahui bagaimana caranya beradaptasi terhadap masyarakat
Multicultural.

Metode            :  - kualitatif
metode yang lebih menekankan pada aspek pemahaman secara mendalam terhadap suatu masalah daripada melihat permasalahan untuk penelitian generalisasi. Metode penelitian ini lebih suka menggunakan teknik analisis mendalam ( in-depth analysis ), yaitu mengkaji masalah secara kasus perkasus karena metodologi kulitatif yakin bahwa sifat suatu masalah satu akan berbeda dengan sifat dari masalah lainnya. Tujuan dari metodologi ini bukan suatu generalisasi tetapi pemahaman secara mendalam terhadap suatu masalah. Penelitian kualitatif berfungsi memberikan kategori substantif dan hipotesis penelitian kualitatif.
-          convenience sampling
sampel yang dipilih dengan pertimbangan kemudahan : Merupakan teknik dalam memilih sampel, peneliti tidak mempunyai pertimbangan lain kecuali berdasarkan kemudahan saja. Seseorang diambil sebagai sampel karena kebetulan orang tadi ada di situ atau kebetulan dia mengenal orang tersebut.

Populasi           :  Siswa Internasional selama Masa Studi di universitas Putra Malaysia.

Subjek             :  Siswa Internasional

Hipotesis         :  Komentar yang dibuat oleh para siswa dapat dipertimbangkan oleh
otoritas universitas untuk meningkatkan kualitas pendidikan bagi siswa internasional selama masa studi mereka.

Hasil                :  Hasil penelitian menunjukkan bahwa manfaat dan tantangan yang
dihadapi oleh siswa pascasarjana internasional dapat dikelompokkan menjadi kategori yang berbeda. Belajar di luar negeri menawarkan manfaat dan poin plus dalam hal perspektif Karir, keakraban budaya, pengembangan diri. Tantangannya meliputi masalah terkait fasilitas, lingkungan sosial, sistem pendidikan, masalah keuangan dan program perkantoran internasional.
Link                 :




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Matematika dan Ilmu Alamiah Dasar Tugas 9

Nama  : Intan Justitia Dewi Top of Form Bottom of Form Kelas  : I PA 12 NPM  : 18516337 The Great Blue Hole, Jurang Terdalam ...