Nama : Nur Herlista A.M
NPM : 15516546
Kelas : 1PA12
Tugas Matematika dan
Ilmu Alamiah Dasar 3 review jurnal (pertemuan 2)
1.
Jurnal psikologi (bahasa Indonesia)
Judul :
Gangguan Stres Pasca Trauma pada Korban
Pelecehan Seksual dan
Perkosaan
Tujuan :
Untuk menyembuhkan gangguan stress pasca
trauma pada korban
kekerasan atau pelecehan seksual.
Manfaat :
- untuk menghindari pelecehan
seksual dan lebih mawas diri
- untuk mengobati trauma
- untuk memberi tahu dan membantu cara
mengobati trauma pada
korban pelechan seksual
Metode :
1. Pengobatan farmakoterapi dapat
berupa terapi obat
hanya dalam hal kelanjutan pengobatan
pasien yang sudah dikenal. Terapi anti depresiva pada gang-guan stres pasca
traumatik ini masih kon -troversial. Obat yang biasa digunakan adalah benzodiazepin,
litium, camcolit dan zat pemblok beta – seperti propranolol, klonidin, dan karbamazepin.
2. Psychoanalysis
dan psychodynamic :
Tujuan dari metode psikoanalisis dan
psikodinamik adalah agar klien bisa menyadari apa yang sebelumnya tidak
disadarinya. Gangguan psikologis mencerminkan adanya masalah di bawah sadar
yang belum terselesaikan. Untuk itu, klien perlu menggali bawah sadarnya untuk
mendapatkan solusi. Dengan memahami masalah yang dialami, maka seseorang bisa
mengatasi segala masalahnya melalui “insight” (pemahaman pribadi).
3. Cognitive Therapy
Terapi Kognitif (Cognitive Therapy)
punya konsep bahwa perilaku manusia itu dipengaruhi oleh pikirannya. Oleh
karena itu, pendekatan Cognitive Therapy lebih fokus pada memodifikasi pola
pikiran untuk bisa mengubah perilaku. Pandangan Cognitive Therapy adalah bahwa
disfungsi pikiran menyebabkan disfungsi perasaan dan disfungsi perilaku. Tujuan
utama dalam pendekatan cognitive adalah mengubah pola pikir dengan cara
meningkatkan kesadaran dan berpikir rasional.
4.
Exposure theraphy
exposure therapy para
terapis membantu meng-hadapi situasi yang khusus, orang lain, obyek, memori
atau emosi yang meng -ingatkan pada trauma dan menimbulkan ketakutan yang tidak
realistik dalam ke -hidupannya. Terapi dapat berjalan dengan cara: exposure in
the imagination, yaitu bertanya pada penderita untuk mengulang cerita secara detail
sampai tidak mengalami hambatan menceritakan; atau exposure in reality, yaitu
membantu menghadapi situasi yang sekarang aman tetapi ingin dihindari karena
menyebabkan ketakutan yang sangat kuat (misal: kembali ke rumah setelah terjadi
perampokan di rumah). Ketakutan bertambah kuat jika kita ber-usaha mengingat
situasi tersebut dibanding berusaha melupakannya. Pengulangan situasi disertai
penyadaran yang berulang akan membantu menyadari situasi lampau yang menakutkan
tidak lagi berbahaya dan dapat diatasi (Anonim, 2005b).
5.
Anxiety management
Pada anxiety
management, terapis akan mengajarkan beberapa ketrampilan untuk membantu
mengatasi gejala PTSD dengan lebih baik melalui: 1) relaxation training, yaitu
belajar mengontrol ketakutan dan kecemasan secara sistematis dan merelaksasikan
kelompok otot-otot utama, 2) breathing retraining, yaitu belajar bernafas
dengan perut secara perlahan -lahan, santai dan menghindari bernafas dengan
tergesa - gesa yang menimbulkan perasaan tidak nyaman, bahkan reaksi fisik yang
tidak baik seperti jantung berdebar dan sakit kepala, 3) positive thinking dan
self-talk, yaitu belajar untuk menghilang-kan pikiran negatif dan mengganti
dengan pikiran positif ketika menghadapi hal –hal yang membuat stress
(stresor), 4) asser-tiveness training, yaitu belajar bagaimana mengekspresikan
harapan, opini dan emosi tanpa menyalahkan atau menyakiti orang lain, 5) thought
stopping, yaitu belajar bagaimana mengalihkan pikiran ketika kita sedang m
emikirkan hal-hal yang membuat kita stress (Anonim, 2005b).
Populasi :
korban yang mengalami pelecehan seksual
Subjek :
korban (perempuan dan laki-laki)
Hipotesis : 1. orang yang mengalami peristiwa
luar biasa, dan dirasa amat menekan
semua orang.
2.
peristiwa traumatik itu secara menetap dapat dialami melalui cara
teringat
kembali, peristiwa secara berulang dan sangat mengganggu, mimpi yang berulang
tentang peristiwa yang mem-bebani pikiran, perasaan atau tindakan mendadak
seolah peristiwa traumatik itu terjadi lagi, tekanan jiwa yang amat sangat
karena terpaku pada peristiwa yang melam -bangkan atau menyerupai traumatiknya,
termasuk hari ulang tahun traumanya.
3.
pengelakan yang menetap terhadap rangsang yang terkait dengan
trauma
atau kelumpuhan yang bereaksi terhadap situasi umum (yang tak ada sebelum
trauma itu). Keadaan ini paling tidak dapat ditunjukkan dengan sedikitnya 3
dari keadaan yang berupa: upaya untuk mengelak terhadap gagasan atau perasaan
yang terkait dengan trauma itu, upaya untuk mengelak dari kegiatan atau situasi
yang menimbulkan ingatan terhadap trauma itu, ketidakmampuan untuk mengingat
kembali aspek yang penting dari trauma itu, minat yang sangat berkurang
terhadap kegiatan yang penting, rasa terasing dari orang lain, kura ngnya
afeksi, dan merasa tidak punya masa depan.
4. gejala meningginya ke -siagaan yang
menetap (tak ada sebelum
trauma)
dengan ditunjukkan oleh dua dari gejala: sulit masuk tidur atau memper
-tahankan tidur yang cukup, iritable atau mudah marah, sulit berkonsentrasi,
amat bersiaga, reaksi kaget yang berlebihan, reaksi rentan faali saat
menghadapi peris-tiwa yang melambangkan atau menye -rupai aspek dari peristiwa
traumatik.
5.
jangka
waktu gangguan itu (gejala pada kriteria ke dua, tiga, dan empat) sedikitnya
sebulan (Kaplan, 1997)
5.
Hasil : Ketika seseorang mengalami
kekerasan atau pelecehan secara seksual
secara fisik maupun psikologis, maka
kejadian tersebut dapat menimbulkan suatu trauma yang sangat mendalam dalam
diri seseorang tersebut terutama pada anak-anak dan remaja. Kejadian traumatis
tersebut dapat mengakibatkan gangguan secara mental, yaitu PTSD. Tingkatan
gangguan stress pasca trauma berbeda-beda bergantung seberapa parah kejadian
tersebut mem -pengaruhi kondisi psikologis dari korban. Untuk menyembuhkan
gangguan stress pasca trauma pada korban kekerasan atau pelecehan seksual
diperlukan bantuan baik secara medis maupun psikologis, agar korban tidak
merasa tertekan lagi dan bisa hidup secara normal kembali seperti sebel um
kejadian trauma. Dan pendampingan itu sendiri juga harus dengan metode -metode
yang benar sehingga dalam menjalani penyembuhan atau terapi korban tidak
mengalami tekanan -tekanan baru yang diakibatkan dari proses pendampingan itu
sendiri
2.
jurnal psikologi (bahasa inggris)
Judul :
Multicultural Benefits and Challenges for International Students during
Period of Their Study: Case Study in
Malaysia
Tujuan : untuk mengetahui cara menghadapi tantangan bagi
siswa internasional
selama masa studi
Manfaat
: - mengetahui bagaimana caranya
beradaptasi terhadap masyarakat
Multicultural.
Metode :
- kualitatif
metode yang lebih
menekankan pada aspek pemahaman secara mendalam terhadap suatu masalah daripada
melihat permasalahan untuk penelitian generalisasi. Metode penelitian ini lebih
suka menggunakan teknik analisis mendalam ( in-depth analysis ), yaitu mengkaji
masalah secara kasus perkasus karena metodologi kulitatif yakin bahwa sifat
suatu masalah satu akan berbeda dengan sifat dari masalah lainnya. Tujuan dari
metodologi ini bukan suatu generalisasi tetapi pemahaman secara mendalam
terhadap suatu masalah. Penelitian kualitatif berfungsi memberikan kategori
substantif dan hipotesis penelitian kualitatif.
-
convenience sampling
sampel yang dipilih dengan pertimbangan
kemudahan : Merupakan teknik dalam memilih sampel, peneliti tidak mempunyai
pertimbangan lain kecuali berdasarkan kemudahan saja. Seseorang diambil sebagai
sampel karena kebetulan orang tadi ada di situ atau kebetulan dia mengenal
orang tersebut.
Populasi :
Siswa Internasional selama Masa Studi di universitas Putra Malaysia.
Subjek : Siswa Internasional
Hipotesis : Komentar yang dibuat oleh para siswa dapat
dipertimbangkan oleh
otoritas universitas untuk meningkatkan
kualitas pendidikan bagi siswa internasional selama masa studi mereka.
Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa manfaat dan
tantangan yang
dihadapi oleh siswa pascasarjana
internasional dapat dikelompokkan menjadi kategori yang berbeda. Belajar di
luar negeri menawarkan manfaat dan poin plus dalam hal perspektif Karir,
keakraban budaya, pengembangan diri. Tantangannya meliputi masalah terkait
fasilitas, lingkungan sosial, sistem pendidikan, masalah keuangan dan program
perkantoran internasional.
Link :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar