Iva Dhiandra Ritmayola
13516628 / 1PA12
Perkembangan Ilmu Alam
Tahap Deskriptif &
Kualitatif
Deskriptif yaitu menggambarkan
fenomena-fenomena yang ada sedangkan kualitatif adalah penelitian yang bersifat
deskriptif. Tahap melakukan observasi tentang
gejala alam, semua data yang dicatat lalu disimpulkan, masing-masing
dilihat perbedaan dan persamaan nya, lalu diklasifikasikan sesuai dengan jenis
masing-masing.
Tahap Simulatif &
Kuantitatif
Melakukan simulasi dengan
menirukan atau mengulangi peristiwa alam dengan jalan melakukan
percobaan-percobaan. Kuantitatif
berkembang dengan penggunaan matematika sehingga meningkatkan daya kontrol yang
menjadikannya lebih cermat, tepat dan hasilnya mendekati kebenaran.
Metode Ilmu Alam
a. Rasionalisme
Rasio dalam bahasa
inggris “reason”; dan dalam bahasa latin “ratio” yang berarti berhubungan
dengan pemikiran. Metode dasar atau pola pikir dalam mencari kebenaran ilmiah
dengan menggunakan akal budi/rasio. Dicari dengan menggunakan akal artinya dicari
dengan berfikir logis. mencari kebenaran melalui kemampuan akal tanpa merasa
perlu fitunjang fakta. Namun, rasionalisme memiliki kelemahan yaitu, setiap
orang percaya kepada kebenaran yang diyakini sendiri-sendiri karena setiap
orang mempunyai pemikiran yang berbeda.
b. Empirisme
Empirisme berasal dari
bahasa yunani yaitu “empeiria” yang berarti pengalaman dan mencoba. Empirisme
adalah paham yang mementingkan pengalaman, pentingnya pengalaman melalui
pengetahuan indera, gejala alamiah bersifat konkrit & diungkap melalui
penginderaan. Tanpa pengalaman, rasio
tidak memiliki kemampun untuk menggambarkan sesuatu apa pun. Kelemahannya
adalah fakta yang ada tidak mampu menerangkan, fakta memerlukan tafsiran.
Metode ilmiah
a. Obyektif artinya sesuai dengan obyeknya atau bendanya dalam
metode ilmiah
b. Metodik artinya dalam melakukan sebuah pengamatan menggunakan
cara-cara tertentu yang teratur dan
telah ditentukan.
c. Sistematik pengetahuan
ilmiah itu tersusun berurutan dalam suatu sistem, saling terkait, menjelaskan
sehingga merupakan satu kesatuan utuh.
d. Berlaku umum artinya pengetahuan
tidak hanya berlaku oleh satu/beberapa orang, tapi berlaku untuk semua.
Langkah-langkah Metode
Ilmiah
a. Perumusan masalah
Dalam
metode ilmiah, langkah awalnya yaitu merumuskan masalah. pertanyaan apa,
mengapa dan bagaimana dapat digunakan dalam perumusan masalah agar ada batasan
pembahasan suatu obyek tertentu dalam metode ilmiah.
b. Penyusunan hipotesis
Hipotesis
adalah jawaban sementara dari rumusan masalah yang masih memerlukan pembuktian
berdasarkan data yang telah dianalisis, dan akan memudahkan peneliti untuk
mengumpulkan data yang benar-benar dibutuhkan. Karena berpikir secara ilmiah
dilakukan hanya untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan.
c. Pengujian hipotesis
Untuk
membuktikan kebenaran hipotesis yang telah dibuat, langkah selanjutnya adalah
melakukan pengujian hipotesis. percobaan yang dilakukan akan menghasilkan data
yang nantinya dapat diolah. Dari hasil pengolahan data tersebut, dapat
diketahui apakah hipotesis yang dibuat sesuai dengan hasil pengujian atau
tidak.
d. Penarikan kesimpulan
Rumusan simpulan harus bersesuaian dengan rumusan
masalah. didasarkan atas penilaian
melalui analisis fakta-fakta (data) untuk melihat apakah hipotesis yang
diajukan diterima atau ditolak.
Sarana Berfikir Ilmiah
Bahasa à sebagai alat komunikasi
Logika à jalan pikiran yang masuk akal, logika juga disebut
penalaran
Matematika à merupakan bahasa buatan yang bersifat eksak, cermat
dan terbebas dari emosi
Statistika à membantu penarian kesimpulan secara induktif dengan
tingkat ketelitian/kebenaran.
Penginderaan
Pengideraan merupakan
langkah penting dari metode ilmiah. Segala sesuatu yang tidak dapat diindera,
maka tidak dapat diselidiki. Manusia mempunyai indera yang sama dengan beberapa
jenis hewan lain (namun memiliki perbedaan dalam hal kecerdasan/akal pikiran,
karena hewan tidak memiliki kecerdasan). Sulit untuk melakukan penginderaan
yang tepat karena memerlukan waktu yang lama dan dicoba berulang-ulang. Agar
penginderaan tepat dan benar, maka harus dikontrol dan dicek kembali, karena
kemampuan indera manusia terbatas.
Peningkatan
Penginderaan
a. Latihan
Agar penginderaan bekerja
dengan baik dan meningkatkan kepekaan indera kita
b. Instrumen harus
dikalibrasi
c. Pengecekan
Agar tidak terjadi
kekeliruan, dan atau jika salah satu indera kita mengalami gangguan harus
melakukan pengecekan.
d. Eksperimen penginderaan dalam kondisi yang terkontrol
e. Instrumen baru seperti
halnya lie detector
Tidak ada komentar:
Posting Komentar