Minggu, 09 April 2017

MATEMATIKA & IAD PERTEMUAN 2 (TUGAS 1)

Iva Dhiandra Ritmayola
13516628 / 1PA12

Perkembangan Ilmu Alam

Tahap Deskriptif & Kualitatif
Deskriptif yaitu menggambarkan fenomena-fenomena yang ada sedangkan kualitatif adalah penelitian yang bersifat deskriptif. Tahap melakukan observasi  tentang  gejala alam, semua data yang dicatat lalu disimpulkan, masing-masing dilihat perbedaan dan persamaan nya, lalu diklasifikasikan sesuai dengan jenis masing-masing.

Tahap Simulatif & Kuantitatif
Melakukan simulasi dengan menirukan atau mengulangi peristiwa alam dengan jalan melakukan percobaan-percobaan.  Kuantitatif berkembang dengan penggunaan matematika sehingga meningkatkan daya kontrol yang menjadikannya lebih cermat, tepat dan hasilnya mendekati kebenaran.

Metode Ilmu Alam
a. Rasionalisme
Rasio dalam bahasa inggris “reason”; dan dalam bahasa latin “ratio” yang berarti berhubungan dengan pemikiran. Metode dasar atau pola pikir dalam mencari kebenaran ilmiah dengan menggunakan akal budi/rasio. Dicari dengan menggunakan akal artinya dicari dengan berfikir logis. mencari kebenaran melalui kemampuan akal tanpa merasa perlu fitunjang fakta. Namun, rasionalisme memiliki kelemahan yaitu, setiap orang percaya kepada kebenaran yang diyakini sendiri-sendiri karena setiap orang mempunyai pemikiran yang berbeda.

b. Empirisme
Empirisme berasal dari bahasa yunani yaitu “empeiria” yang berarti pengalaman dan mencoba. Empirisme adalah paham yang mementingkan pengalaman, pentingnya pengalaman melalui pengetahuan indera, gejala alamiah bersifat konkrit & diungkap melalui penginderaan.  Tanpa pengalaman, rasio tidak memiliki kemampun untuk menggambarkan sesuatu apa pun.  Kelemahannya adalah fakta yang ada tidak mampu menerangkan, fakta memerlukan tafsiran.

Metode ilmiah
a. Obyektif artinya  sesuai dengan obyeknya atau bendanya dalam metode ilmiah
b. Metodik  artinya dalam melakukan sebuah pengamatan menggunakan cara-cara tertentu yang teratur  dan telah ditentukan.
c. Sistematik pengetahuan ilmiah itu tersusun berurutan dalam suatu sistem, saling terkait, menjelaskan sehingga merupakan satu kesatuan utuh.
d. Berlaku umum artinya pengetahuan tidak hanya berlaku oleh satu/beberapa orang, tapi berlaku untuk semua.

Langkah-langkah Metode Ilmiah
a. Perumusan masalah
Dalam metode ilmiah, langkah awalnya yaitu merumuskan masalah. pertanyaan apa, mengapa dan bagaimana dapat digunakan dalam perumusan masalah agar ada batasan pembahasan suatu obyek tertentu dalam metode ilmiah.

b. Penyusunan hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah yang masih memerlukan pembuktian berdasarkan data yang telah dianalisis, dan akan memudahkan peneliti untuk mengumpulkan data yang benar-benar dibutuhkan. Karena berpikir secara ilmiah dilakukan hanya untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan.

c. Pengujian hipotesis 
Untuk membuktikan kebenaran hipotesis yang telah dibuat, langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian hipotesis. percobaan yang dilakukan akan menghasilkan data yang nantinya dapat diolah. Dari hasil pengolahan data tersebut, dapat diketahui apakah hipotesis yang dibuat sesuai dengan hasil pengujian atau tidak.

d. Penarikan kesimpulan
Rumusan simpulan harus bersesuaian dengan rumusan masalah.  didasarkan atas penilaian melalui analisis fakta-fakta (data) untuk melihat apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak.

Sarana Berfikir Ilmiah

Bahasa à sebagai alat komunikasi
Logika à jalan pikiran yang masuk akal, logika juga disebut penalaran
Matematika à merupakan bahasa buatan yang bersifat eksak, cermat dan terbebas dari emosi
Statistika à membantu penarian kesimpulan secara induktif dengan tingkat ketelitian/kebenaran.

Penginderaan

Pengideraan merupakan langkah penting dari metode ilmiah. Segala sesuatu yang tidak dapat diindera, maka tidak dapat diselidiki. Manusia mempunyai indera yang sama dengan beberapa jenis hewan lain (namun memiliki perbedaan dalam hal kecerdasan/akal pikiran, karena hewan tidak memiliki kecerdasan). Sulit untuk melakukan penginderaan yang tepat karena memerlukan waktu yang lama dan dicoba berulang-ulang. Agar penginderaan tepat dan benar, maka harus dikontrol dan dicek kembali, karena kemampuan indera manusia terbatas.

Peningkatan Penginderaan
a. Latihan
Agar penginderaan bekerja dengan baik dan meningkatkan kepekaan indera kita
b. Instrumen harus dikalibrasi
c. Pengecekan
Agar tidak terjadi kekeliruan, dan atau jika salah satu indera kita mengalami gangguan harus melakukan pengecekan.
d. Eksperimen  penginderaan dalam kondisi yang terkontrol
e. Instrumen baru seperti halnya lie detector

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Matematika dan Ilmu Alamiah Dasar Tugas 9

Nama  : Intan Justitia Dewi Top of Form Bottom of Form Kelas  : I PA 12 NPM  : 18516337 The Great Blue Hole, Jurang Terdalam ...