Tugas 1
Matematika dan ilmu Alamiah Dasar
Nama
: Khalidah Zazkya
Kelas
: 1PA12
NPM
: 13516893
Perkembangan
ilmu alam
- Tahap Deskriptif & Kualitatif
Pada tahap ini dilakukan observasi dan pencatatan atas
gejala alam untuk dapat dilihat kesamaan serta perbedaannya dan dilanjutkan
dengan menyimpulkan dan pengklasifikasian data.
- Tahap Simulatif & Kuantitatif
Pada tahap simulatif dilakukannya percobaan serta
penanggulangannya (trial and eror) jika terjadi kegagalan terhadap percobaan
yang dilakukan. Pada tahap kuantitatif digunakannya penghitungan matematika
sehingga hasil dari percobaan tersebut akurat dan mendekati nilai yang benar.
Metode
ilmu alam
1. Rasionalisme
Merupakan metode dasar
dalam melakukan penelitian atau percobaan karena ilmu pengetahuan bersumber
pada kebenaran yang berada dalam pikiran yang muncul dari rasio/akal manusia
yang selalu berusaha mencari kebenaran tentang sesuatu yang terjadi. Namun,
disamping itu terdapat kelemahan dari rasionalisme yaitu karena berdasarkan
rasio atau akal manusia maka kebenaran itu hanya berdasarkan keyakinan orang
itu sendiri / tafsiran dan mengenyampingkan fakta yang ada.
2. Empirisme
Merupakan metode yang didapatkan
dari pengalaman indera manusia dengan mengamati gejala alam yang bersifat
konkrit (benar terjadi) berada disekitar kita. Kelemahannya adalah tetap
memerlukan rasio karena meskipun yang diamati bersifat konkrit (fakta)
penggunaan rasio dibutuhkan untuk pelengkap kebenaran yang ada.
Metode
ilmiah
1. Obyektif
: berdasarkan objek yang diteliti bukan perkiraan ataupun menuruti kemauan hati
nurani.
2. Metodik
: berdasarkan urutan cara ataupun metode yang telah ditentukan bukan
berdasarkan aturan diri sendiri.
3. Sistematik
: tersusun secara teratur sesuai aturan yang dianjurkan sehingga menjadikan
kesatuan yang utuh.
4. Berlaku
umum : dapat dipakai atau digunakan oleh masyarakat luas bukan hanya untuk
segelintir orang ataupun kelompok tertentu.
Langkah-langkah
metode ilmiah :
1. Perumusan
masalah : berkaitan dengan pertanyaan yang akan dibahas namun dengan cakupan
batasan yang jelas dengan memaparkan fakta maupun bukti yang terkait dengan
pertanyaan tersebut.
2. Penyusunan
hipotesis : penyusunan dugaan sementara yang akan dibahas dengan
mempertimbangan fakta yang ada dan sesuai dengan dugaan sementara tersebut
3. Pengujian
hipotesis : proses pengumpulan data, bukti serta fakta yang relevan dengan
hipotesis yang dibahas.
4. Penarikan
kesimpulan : merupakan hasil dari
pengujian hipotesis yang diajukan serta proses akhir yang akan menentukan
ditolak atau diterimanya hipotesis tersebut dengan melihat fakta yang ada.
Sarana
berfikir ilmiah :
1. Bahasa
: merupakan sarana komunikasi yang menghubungkan orang satu dengan yang lain. Selain
itu juga sebagai representatif dari apa yang dipikirkan, dirasakan maupun
dialami oleh seseorang.
2. Logika
: cara berfikir yang berdasarkan dengan kebenaran yang ada (berdasarkan fakta,
data, bukti nyata) bukan tafsiran belaka.
3. Matematika
: adalah bahasa yang digunakan dalam penghitungan data yang akan menghasilkan
hasil yang benar.
4. Statistika
: digunakan untuk membantu dalam penghitungan data yang banyak sehingga dapat
memberikan kesimpulan dengan ketelitian dan akurasi yang mendekati kebenaran.
Penginderaan
Pengindraan
merupakan hal yang penting dalam melakukan metode ilmiah karena tanpa
berfungsinya pengindraan maka apa yang akan diselidiki tidak akan dapat
diselidiki dengan benar. Manusia memiliki pengideraan yang sama dengan
binatang. Namun, yang membedakannya adalah manusia memiliki akal serta
kecerdasan yang tidak dimiliki oleh binatang. Untuk mendapatkan hasil dari
penginderaan yang tepat, merupakan hal yang sulit. Karena, membutuhkan waktu
yang lama sebagai uji coba agar mendapatkan hasil yang paling baik. Sebab, bagaimanapun
juga kecerdasan manusia memiliki keterbatasan tersendiri.
Peningkatan
penginderaan
1. Latihan
: salah satu cara yang dapat dicoba agar terjadi peningkatan pada penginderaan
kita adalah dengan latihan. Karena dengan latihan yang rutin kepekaan
penginderaan kita akan lambat laun meningkat.
2. Instrumen
harus dikalibrasi : memastikan bahwa instrument pengindraan kita sehat tanpa
ada kerusakan sedikitpun
3. Pengecekan
: pengecekan perlu dilakukan jika memang salah satu indera yang kita miliki
mengalami penurunan peningkatan kepekaannya.
Karena, akan mempengaruhi indera yang lain.
4. Eksperimen
: salah satu cara juga memastikan bahwa pengindraan kita dalam kondisi yang
terkontrol. Salah satu contoh eksperimen penginderaan adalah menyentuh
permukaan benda, baik yang kasar maupun yang halus serta mendeskripsikannya. Dengan begitu kita akan
mengetahui kepeekan alat indera kita (kulit).
5. Instrumen
baru : dengan adanya instrument baru memungkinkan pengindraan baru juga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar