NAMA : SILFANI ANAFIKA
NPM : 17516041
KELAS : 1PA12
RANGKUMAN PERKEMBANGAN ILMU ALAM
1.
Tahap
Deskriptif dan Kualitatif
Kegiatan
ilmu pengetahuan alam dimulai dengan observasi dan pencatatan gejala-gejala
alam yang diamati. Dari pengumpulan hasil observasi ini dapat dilihat kesamaan
atau perbedaannya. Kemudian timbul kebutuhan utnuk menyederhanakan dengan
proses prinsip-prinsip yang lebih mendasar dan bersifat umum klasifikasi proses
untuk mengubah data yang terpisah menjadi data yang lebih fungsional.Setelah
pengetahuan yang tekumpul berdasarkan klasifiksi telah cukup banyak, timbul
kebutuhan untuk membandingkan. Konsep perbandingan ini merupakan konsep yang
lebih tinggi dan lebih efektif.Pernyataan kualitatif ini
terkadang-kadang merupakan pengetahuan yang memadai dan bermanfaat terutama
untuk bidang dimana metode kuantitatif belum dapat berkembang.
2.
Tahap
Simulatif dan Kuantitatif
Untuk memperoleh pengukuran yang seksama perlu dilakukan proses simulasi,
yaitu dengan menirukan atau mengulangi peristiwa alam dengan jalan melakukan
percobaan-percobaan. Metode kuantitatif berkembang sebagai akibat penggunaan
matematika dalam imu pengetahuan alam. Sifat kuantitatif ini dapat meningkatkan
daya kontrol dan daya ramal dari ilmu serta dapat memberikan jawaban yang lebih
eksak. Dengan demikian, akan menghasilkan pemecahan masalah sehingga menjadi
lebih seksama, cermat, tepat dan hasilnya lebih mendekati kebenaran.
3. Rasionalisme
Merupakan metode dasar atau pola pikir dalam mencari
kebenaran ilmiah dengan cara menggunakan akal/rasio. Karena bersumber pada ide kebenaran yang ada dalam pikiran
maka mencari kebenaran melalui
kemampuan akal tanpa merasa perlu fitunjang fakta. Di samping itu
juga rasionalisme memiliki kekurangan atau kelemahan yaitu bahwa setiap orang
percaya kepada kebenaran yang diyakini sendiri-sendiri.
4. Empirisme
Yaitu
pentingnya pengalaman melalui
pengetahuan indera dan gejala alamiah bersifat konkrit yang dapat diungkapkan melalui penginderaan. Kelemahan atau
kekurangan pada empiris fakta yang ada tidak mampu menerangkan, fakta
memerlukan tafsiran.
·
Obyektif : sesuai dengan obyek yang akan diteliti.
·
Metodik : dengan
menggunakan cara-cara tertentu yang teratur.
·
Sistematik :
pengetahuan ilmiah itu tersusun dengan
baik dan benar dalam suatu sistem,
saling terkait dan dapat menjelaskan sehingga merupakan satu kesatuan utuh.
·
Berlaku umum : pengetahuan tidak hanya berlaku oleh satu/beberapa orang
saja, melainkan
bersifat terbuka untuk semua orang (umum).
5.
Langkah-Langkah
metode ilmiah
·
Melakukan
identifikasi masalah
·
Mengumpulkan
data dalam cakupan masalah
·
Memilah
data untuk mencari korelasi, hubungan yang bermakna dan keteraturan
·
Merumuskan
hipotesis (suatu generalisasi) yang merupakan tebakan ilmiah yang menjelaskan
data data yang ada dan menyarankan langkah langkah berikutnya yang harus
dilakukan untuk penelitian yang lebih lanjut
·
Menguji
hipotesis secara setepat mungkin dengan cara mengumpulkan data data baru
·
Melakukan
konfirmasi, modifikasi ataupun menolak hipotesis apabila memperoleh temuan temuan
baru.
6.
Sarana
Berpikir Ilmiah
·
Bahasa : alat yang biasa di gunakan untuk melahirkan pikiran, perasaan dan s ebagai alat atau sarana komunikasi.
·
Logika : cara
untuk berpikir ilmiah merupakan gabungan deduktif
dan induktif.
·
Matematika : merupakan bahasa
buatan yang bersifat eksak, cermat dan terbebas dari emosi.
·
Statistika : membantu
dalam penarikan kesimpulan secara induktif dengan tingkat
ketelitian/kebenaran.
7.
Penginderaan
Pengideraan merupakan langkah penting dari metode ilmiah
karena segala sesuatu yang
tidak dapat diindera maka tidak dapat diselidiki dengan benar. Manusia mempunyai indera yang sama dengan beberapa jenis
hewan lain, namun yang membedakannya terletak pada
kecerdasannya. Penginderaan yang
dapat dilakukan secara tepat
dan benar itu prosesnya sangat sulit karena memerlukan waktu yang lama dan dicoba untuk
berkali-kali.Agar penginderaan dapat
berjalan dengan lancer tepat dan
benar, maka harus dikontrol dan dicek kembali, karena kemampuan pada
indera manusia bersifat terbatas.
8.
Peningkatan Penginderaan
Peningkatan daya indra dapat
dilakukan sehingga diperoleh hasil yang tepat dapat dilakukan dengan :
1.
Latihan,
contoh pengindraan tentang bau dan bunyi (kualitas minuman anggur, teh, alat
musik)
2.
Peningkatan
Kewaspadaan, tingkat kewaspadaan sangat dipengaruhi oleh minat yang menyebabkan kesimpulan berbeda, dapat dilihat
pendapat beberapa orang tentang satu etalase atau laporan dari kecelakaan dari
beberapa orang.
3.
Kalibrasi
Instrumen (peneraan adalah membandingkan instrumen dengan standar yang ada.
4.
Pengecekan,
merupakan hal yang baik untuk menghindari kekeliruan.
5.
Eksperimen,
penginderaan dalam kondisi yang dikontrol dengan eksperimen kita mengetahui
faktor-faktor apa saja yang sangat mempengaruhi terhadap suatu perubahan.
6.
Penginderaan
yang meliputi analisis dan sentesis, pengamatan terhadap bagian-bagian atau
pengamatan secara keseluruhan.
7.
Instrumen
baru, bisa melakukan pengindraan baru. Seperti lie detector, Teleskop, satelit
dll.
8.
Pengukuran,
merupakan ketrampilan tersendiri contoh dalam pembuatan mesin atau arsitektur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar