Nama : Amelia Tresna Savira
Kelas : 1PA12
NPM : 10516705
Tugas : Matematika Ilmu Alamiah
Dasar Tugas 2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penulisan
karya ilmiah adalah hal yang mendasar dan wajib dipahami khususnya oleh setiap
mahasiswa.Karya ilmiah merupakan bentuk argumentasi penalaran ilmu melalui
bahasa tulisan.Maka diperlukannya penguasaan bahasa yang baik.Bukan saja
mengetahui teknik penulisannya, melainkan harus memahami dasar pikiran yang
melandasi tulisan tersebut. Untuk bisa menulis karya ilmiah yang baik,
diperlukan keterampilan yang dapat dicapai apabila kita bisa menguasai teknik
penyusunan dan penggunaan bahasa Indonesia secara efektif. Salah satu contoh
karya ilmiah yaitu berupa makalah, maka dibuatlah tulisan ini untuk dijadikan
pedoman penulisan karya ilmiah.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian
karya tulis dari beberapa ahli?
2. Bagaimanakah
ciri-ciri karya tulis?
3. Contoh bentuk-bentuk
karya tulis seperti apa?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Karya
Tulis dari Beberapa Ahli
- Brotowidjoyo
Menurut Brotowodjoyo, karya ilmiah
merupakan karangan ilmu pengetahuan yang menampilkan fakta dan dibuat dengan
menggunakan metodologi penulisan yang baik dan benar.
- Eko Susilo M
Menurut Eko Susilo M, karya ilmiah
merupakan suatu tulisan ataupun karangan yang didapatkan sesuai dengan sifat
keilmuannya dan didasari dari berbagai hasil pengamatan, penelitian, dan
peninjauan terhadap bidang ilmu tertentu, yang disusun dengan menggunakan
metode tertentu dengan memperhatikan sistematika penulisan yang baik dan
santun, serta dapat dipertanggungjawabkan keilmiahannya.
- Jones
Menurut Jones, karya ilmiah
merupakan karangan ilmiah yang ditujukan untuk masyarakat tertentu ataupun
profesional yang biasanya bersifat karya ilmiah tinggi.
- Hery Firman
Menurut Hery Firman, karya ilmiah
merupakan laporan berupa tulisan yang dipublikasikan ataupun dipaparkan dari
hasil pengkajian ataupun penelitian yang telah dilakukan, yang dalam
penulisannya memperhatikan kaidah dan etika keilmuan yang berlaku di masyarakat
keilmuan.
B. Ciri-ciri Karya
Tulis
Pada umumnya ada beberapa ciri yang menandai tulisan ilmiah,
yaitu :
1. Logis, berarti informasi yang disajikan memiliki argumentasi
yang dapat diterima akal sehat
2. Sistematis, apa yang dikemukakan disusun berdasarkan urutan
dan memiliki kesinambungan
3. Obyektif, keterangan dikemukakan sesuai kenyataannya (tidak
fiktif)
4. Tuntas dan menyeluruh, masalah diungkapkan secara lengkap
5. Seksama, berusaha menghindari kesalahan
6. Jelas, segala keterangan dapat mengungkap secara maksud
secara jernih
7. Akurat, kebenaran informasi dapat teruji
8. Terbuka, sesuatu yang dikemukakan dapat berubah seandainya
muncul pendapat baru
9. Berlaku umum, kesimpulan yang dibuat berlaku bagi semua
orang
10. Santun,
bahasa dan tata tulis yang digunakan baku
Tulisan yang baik mampu menjelaskan
sesuatu yang sebelumnya belum diketahui oleh pembaca secara jelas dan ringkas
tanpa membingungkan.
C. Bentuk-Bentuk Karya Tulis Ilmiah
·
Artikel Ilmiah Popular
Berbeda dengan artikel ilmiah, artikel ilmiah popular tidak
terikat secara ketat dengan aturan penulisan ilmiah. Sebab, ditulis lebih
bersifat umum, untuk konsumsi publik. Dinamakan ilmiah populer karena ditulis
bukan untuk keperluan akademik tetapi dalam menjangkau pembaca khalayak. Karena
itu aturan-aturan penulisan ilmiah tidak begitu ketat. Artikel ilmiah
popular biasanya dimuat di surat kabar atau majalah. Artikel dibuat berdasarkan berpikir deduktif atau induktif, atau gabungan keduanya yang bisa ‘dibungkus’ dengan opini penulis.
popular biasanya dimuat di surat kabar atau majalah. Artikel dibuat berdasarkan berpikir deduktif atau induktif, atau gabungan keduanya yang bisa ‘dibungkus’ dengan opini penulis.
·
Artikel Ilmiah
Artikel ilmiah, bisa ditulis secara
khusus, bisa pula ditulis berdasarkan hasil penelitian semisal skripsi, tesis,
disertasi, atau penelitian lainnya dalam bentuk lebih praktis. Artikel ilmiah
dimuat pada jurnal-jurnal ilmiah. Kekhasan artikel ilmiah adalah pada
penyajiannya yang tidak panjang lebar tetapi tidak meguranginilai
keilmiahannya.
Artikel ilmiah bukan sembarangan artikel, dan karena itu, jurnal-jurnal ilmiah mensyaratkan aturan sangat ketat sebelum sebuah artikel dapat dimuat. Pada setiap komponen artikel ilmiah ada pehitungan bobot. Karena itu, jurnal ilmiah dikelola oleh ilmuwan terkemuka yang ahli dibidangnya. Jurnal-jurnal ilmiah terakredetasi sangat menjaga pemuatan artikel. Akredetasi jurnal mulai dari D, C, B, dan A, dan atau bertaraf internasional. Bagi ilmuwan, apabila artikel ilmiahnya ditebitkan pada jurnal internasional, pertanda keilmuawannya ‘diakui’.
Artikel ilmiah bukan sembarangan artikel, dan karena itu, jurnal-jurnal ilmiah mensyaratkan aturan sangat ketat sebelum sebuah artikel dapat dimuat. Pada setiap komponen artikel ilmiah ada pehitungan bobot. Karena itu, jurnal ilmiah dikelola oleh ilmuwan terkemuka yang ahli dibidangnya. Jurnal-jurnal ilmiah terakredetasi sangat menjaga pemuatan artikel. Akredetasi jurnal mulai dari D, C, B, dan A, dan atau bertaraf internasional. Bagi ilmuwan, apabila artikel ilmiahnya ditebitkan pada jurnal internasional, pertanda keilmuawannya ‘diakui’.
·
Disertasi
Pencapaian gelar akademik tertinggi adalah predikat Doktor.
Gelar Doktor (Ph.D) dimungkinkan manakala mahasiswa (S3) telah mempertahankan
disertasi dihadapan Dewan Penguji Disertasi yang terdiri dari profesor atau
Doktor dibidang masing-masing. Disertasi ditulis berdasarkan penemuan
(keilmuan) orisinil dimana penulis mengemukan dalil yang dibuktikan berdasarkan
data dan fakta valid dengan analisis terinci.
Disertasi atau Ph.D Thesis ditulis berdasarkan metodolologi penelitian yang mengandung filosofi keilmuan yang tinggi. Mahahisiswa (S3) harus mampu (tanpa bimbingan) menentukan masalah, berkemampuan berpikikir abstrak serta menyelesaikan masalah praktis. Disertasi memuat penemuan-penemuan baru, pandangan baru yang filosofis, tehnik atau metode baru tentang sesuatu sebagai cerminan pengembangan ilmu yang dikaji dalam taraf yang tinggi.
Disertasi atau Ph.D Thesis ditulis berdasarkan metodolologi penelitian yang mengandung filosofi keilmuan yang tinggi. Mahahisiswa (S3) harus mampu (tanpa bimbingan) menentukan masalah, berkemampuan berpikikir abstrak serta menyelesaikan masalah praktis. Disertasi memuat penemuan-penemuan baru, pandangan baru yang filosofis, tehnik atau metode baru tentang sesuatu sebagai cerminan pengembangan ilmu yang dikaji dalam taraf yang tinggi.
·
Tesis
Tesis adalah jenis karya ilmiah yang bobot ilmiahnya lebih
dalam dan tajam dibandingkan skripsi. Ditulis untuk menyelesaikan pendidikan
pascasarjana. Mahasiswa melakukan penelitian mandiri, menguji satu atau lebih
hipotesis dalam mengungkapkan ‘pengetahuan baru’.
Tesis atau Master Thesis ditulis bersandar pada metodologi; metodologi penelitian dan metodologi penulisan. Standarnya digantungkan pada institusi, terutama pembimbing. Dengan bantuan pembimbing, mahasiswa merencanakan (masalah), melaksanakan; menggunakan instrumen, mengumpulkan dan menjajikan data, menganalisis, sampai mengambil kesimpulan dan rekomendasi.
Tesis atau Master Thesis ditulis bersandar pada metodologi; metodologi penelitian dan metodologi penulisan. Standarnya digantungkan pada institusi, terutama pembimbing. Dengan bantuan pembimbing, mahasiswa merencanakan (masalah), melaksanakan; menggunakan instrumen, mengumpulkan dan menjajikan data, menganalisis, sampai mengambil kesimpulan dan rekomendasi.
·
Skripsi
Skripsi adalah karya tulis (ilmiah) mahasiswa untuk
melengkapi syarat mendapatkan gelar sarjana (S1). Bobotnya 6 satuan kredit
semster (SKS) dan dalam pengerjakannya dibantu dosen pembimbing. Dosen
pembimbing berperan ‘mengawal’ dari awal sampai akhir hingga mahasiswa mampu
mengerjakan dan mempertahankannya pada ujian skripsi.
Skripsi ditulis berdasarkan pendapat (teori) orang lain. Pendapat tersebut didukung data dan fakta empiris-objektif, baik berdasarkan penelitian langsung; observasi lapanagn atau penelitian di laboratorium, atau studi kepustakaan. Skripsi menuntut kecermatan metodologis hingga menggaransi ke arah sumbangan material berupa penemuan baru.
Skripsi ditulis berdasarkan pendapat (teori) orang lain. Pendapat tersebut didukung data dan fakta empiris-objektif, baik berdasarkan penelitian langsung; observasi lapanagn atau penelitian di laboratorium, atau studi kepustakaan. Skripsi menuntut kecermatan metodologis hingga menggaransi ke arah sumbangan material berupa penemuan baru.
·
Kertas Kerja
Kertas kerja pada prinsipnya sama dengan makalah. Kertas
kerja dibuat dengan analisis lebih dalam dan tajam. Kertas kerja ditulis untuk
dipresentasikan pada seminar atau lokakarya, yang biasanya dihadiri oleh
ilmuwan. Pada ‘perhelatan ilmiah’ tersebut kertas kerja dijadikan acuan untuk
tujuan tertentu. Bisa jadi, kertas kerja ‘dimentahkan’ karena lemah, baik dari
susut analisis rasional, empiris, ketepatan masalah, analisis, kesimpulan, atau
kemanfaatannya.
·
Makalah
Lazimnya, makalah dibuat melalui kedua cara berpikir
tersebut. Tetapi, tidak menjadi soal manakala disajikan berbasis berpikir
deduktif (saja) atau induktif (saja). Yang penting, tidak berdasar opini
belaka.
Makalah, dalam tradisi akademik, adalah karya ilmuwan atau mahasiswa yang sifatnya paling ‘soft’ dari jenis karya ilmiah lainnya. Sekalipun, bobot akademik atau bahasan keilmuannya, adakalanya lebih tinggi. Misalnya, makalah yang dibuat oleh ilmuwan dibanding skripsi mahasiswa.
Makalah, dalam tradisi akademik, adalah karya ilmuwan atau mahasiswa yang sifatnya paling ‘soft’ dari jenis karya ilmiah lainnya. Sekalipun, bobot akademik atau bahasan keilmuannya, adakalanya lebih tinggi. Misalnya, makalah yang dibuat oleh ilmuwan dibanding skripsi mahasiswa.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Karya tulis ilmiah merupakan
tulisan yang mengungkapkan buah pikiran, yang diperoleh dari hasil
pengamatan, penelitian, atau peninjauan terhadap sesuatu yang disusun
menurut metode dan sistematika tertentu, dan yang isi dan kebenarannya dapat
dipertanggungjawabkan. Dalam penulisan karya ilmiah banyak aspek yang mesti
diketahui oleh calon pembuat karya ilmiah karena itu sangat berperan dengan
hasil karya ilmiah yang akan dibuat, misalnya, calon penulis karya ilmiah paling
tidak harus mengetahui etika dan kode etik dalam penulisan karya ilmiah, teknik
penyusunan karya ilmiah yang baik dan benar dan sikap-sikap dalam menulis karya
ilmiah serta harus menjalani dan menerima berbagai kendala dan masalah dalam
proses penulisan karya ilmiah. Karya ilmiah dapat berfungsi sebagai rujukan,
untuk meningkatkan wawasan, serta menyebarluaskan ilmu pengetahuan.
B. Daftar pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar