Nama : Dina Ainun Nabilla
NPM : 12516070
Kelas : 1PA12
1. Jurnal Psikologi Bahasa Indonesia
• Judul : STUDI KASUS POLA RELASI SOSIAL ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (ABK) TUNA DAKSA YANG BERADA DI SD UMUM(INKLUSI) DI KOTA METRO
• Rangkuman :
Anak berkebutuhan khusus (ABK) secara luas diartikan sebagai anak yang secara signifikan berbeda dibandingkan anak normal seusianya, sehingga memerlukan pelayanan pendidikan khusus (UNESCO, 2001; DITPLB, 2012). Berdasar penelitian yang dilakukan Karwono, Pamularsih dan Wibowo (2013), di Kota Metro terdapat beberapa Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) yang bersekolah di Sekolah Dasar (SD) umum. Beberapa tipe kecacatan ABK di SD umum yang ditemukan di kota Metro antara lain; tunagrahita, tunadaksa, lambat belajar, autistik, serta gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktiv. Bahkan, beberapa SD di Kota Metro telah ditunjuk sebagai SD inklusi oleh Dinas Pendidikan di Kota Metro (Karwono, Pamularsih, dan Wibowo. 2013). Bergabungnya ABK ke sekolah reguler, menjadi perdebatan tersendiri. Hasil wawancara terhadap dua orang kepala sekolah SD di Kota Metro (Karwono, et al. 2013) menunjukkan bahwa sebagian kepala sekolah tidak setuju jika ABK dimasukkan ke sekolah dasar umum. Mereka beralasan bahwa ABK di SD umum, akan terkucilkan dari pergaulan teman sebaya. Anak yang tidak memiliki teman, merasa terkucil dan akan mengembangkan pola relasi sosial yang negatif (Holder dan Coleman 2008). Pola relasi sosial yang negatif anak membuat anak menjadi tidak bahagia (Holder dan Coleman 2009). Kualitas hubungan dengan teman merupakan salah satu hal yang penting bagi perkembangan anak.Beberapa penelitian memberikan gambaran bahwa anak merupakan aktor sosial (Irwin & Johnson, 2005),dimana mereka tidak hanya pasifdibentuk oleh lingkungan, namunmereka juga mampu membentuklingkungannya sendiri. Interaksi anak dengan lingkungan menjadi dasar membentuk karakter kepribadian anak di masa depan.Biasanya penelitian ini bertipekualitatif, maka langkah-langkahanalisis data mengadopsi dari langkah-langkah analisis datakualitatif yang diutarakan oleh Moleong (2007), maka langkah analisis data yang akan dilakukandalam penelitian ini adalah ; Langkah pertama, dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu wawancara, pengamatan yang sudah dituliskandalam catatan lapangan, dokumenpribadi, dokumen resmi, gambar, foto,dan hasil tes proyektif. Setelahdibaca, dipelajari, dan ditelaah, langkah berikutnya ialah mengadakan reduksi data yang dilakukan dengan jalan rangkuman data inti, proses dengan pernyataan-pernyataan yang perlu dijaga sehingga tetap berada di dalamnya. Langkah ketiga adalah menyusun data dalam satuan-satuan. Satuan-satuan dikategorisasikan padalangkah berikutnya. Kategori-kategori dibuat sambil melakukan koding.Tahap akhir dari analisis data adalah mengadakan pemeriksaan keabsahan data, dilanjutkan dengan tahap penafsiran data dalam mengolah hasil sementara menjadi pemahaman yang substantif.
• Link web : https://www.researchgate.net/
2. Jurnal Psikologi B. Inggris
• Judul : Musical Preferences and Effects of Music on a Reading Comprehension Test for Extraverts and Introverts
• Rangkuman :
Saat dilakukan penelitian dari 22 orang ekstrovert dan 26 orang introvert (didefinisikan berdasarkan split rata-rata skor mereka pada Inventaris Kepribadian Eysenck) keduanya memilih dan memberi peringkat rock and roll sebagai kelas musik favorit mereka. Selain itu, meskipun extraverts melaporkan bahwa bekerja dengan musik dua kali lebih banyak (50% dari waktu) sebagai introvert (25%), kedua kelompok menunjukkan bahwa, ketika mereka memainkan musik latar sambil belajar, mereka menyimpan volumenya lembut. Kelompok yang berbeda dari 24 ekstrovert dan 24 introvert, terbagi rata menjadi musik dan kondisi tanpa musik, kemudian diberikan tes retensi untuk dua bagian yang baru saja mereka baca. Semua subjek yang mendengar musik dimainkan rock and roll dengan volume rendah. Skor untuk ekstravert serupa dalam dua kondisi, namun untuk introvert secara signifikan lebih buruk daripada pada saat tidak adanya musik. Hasil ini ditafsirkan sebagai pendukung model umum gairah dan penampilan dimana efek ekstraversi dan stimulasi musik berinteraksi. Alasan saya membahas tentang ini karena menurut sya musik adalah salah satu hal yang dapat menenangkan jiwa seseorang,baik orang itu ekstrovet maupun introvet.
• Link web : http://journals.sagepub.com
NPM : 12516070
Kelas : 1PA12
1. Jurnal Psikologi Bahasa Indonesia
• Judul : STUDI KASUS POLA RELASI SOSIAL ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (ABK) TUNA DAKSA YANG BERADA DI SD UMUM(INKLUSI) DI KOTA METRO
• Rangkuman :
Anak berkebutuhan khusus (ABK) secara luas diartikan sebagai anak yang secara signifikan berbeda dibandingkan anak normal seusianya, sehingga memerlukan pelayanan pendidikan khusus (UNESCO, 2001; DITPLB, 2012). Berdasar penelitian yang dilakukan Karwono, Pamularsih dan Wibowo (2013), di Kota Metro terdapat beberapa Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) yang bersekolah di Sekolah Dasar (SD) umum. Beberapa tipe kecacatan ABK di SD umum yang ditemukan di kota Metro antara lain; tunagrahita, tunadaksa, lambat belajar, autistik, serta gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktiv. Bahkan, beberapa SD di Kota Metro telah ditunjuk sebagai SD inklusi oleh Dinas Pendidikan di Kota Metro (Karwono, Pamularsih, dan Wibowo. 2013). Bergabungnya ABK ke sekolah reguler, menjadi perdebatan tersendiri. Hasil wawancara terhadap dua orang kepala sekolah SD di Kota Metro (Karwono, et al. 2013) menunjukkan bahwa sebagian kepala sekolah tidak setuju jika ABK dimasukkan ke sekolah dasar umum. Mereka beralasan bahwa ABK di SD umum, akan terkucilkan dari pergaulan teman sebaya. Anak yang tidak memiliki teman, merasa terkucil dan akan mengembangkan pola relasi sosial yang negatif (Holder dan Coleman 2008). Pola relasi sosial yang negatif anak membuat anak menjadi tidak bahagia (Holder dan Coleman 2009). Kualitas hubungan dengan teman merupakan salah satu hal yang penting bagi perkembangan anak.Beberapa penelitian memberikan gambaran bahwa anak merupakan aktor sosial (Irwin & Johnson, 2005),dimana mereka tidak hanya pasifdibentuk oleh lingkungan, namunmereka juga mampu membentuklingkungannya sendiri. Interaksi anak dengan lingkungan menjadi dasar membentuk karakter kepribadian anak di masa depan.Biasanya penelitian ini bertipekualitatif, maka langkah-langkahanalisis data mengadopsi dari langkah-langkah analisis datakualitatif yang diutarakan oleh Moleong (2007), maka langkah analisis data yang akan dilakukandalam penelitian ini adalah ; Langkah pertama, dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu wawancara, pengamatan yang sudah dituliskandalam catatan lapangan, dokumenpribadi, dokumen resmi, gambar, foto,dan hasil tes proyektif. Setelahdibaca, dipelajari, dan ditelaah, langkah berikutnya ialah mengadakan reduksi data yang dilakukan dengan jalan rangkuman data inti, proses dengan pernyataan-pernyataan yang perlu dijaga sehingga tetap berada di dalamnya. Langkah ketiga adalah menyusun data dalam satuan-satuan. Satuan-satuan dikategorisasikan padalangkah berikutnya. Kategori-kategori dibuat sambil melakukan koding.Tahap akhir dari analisis data adalah mengadakan pemeriksaan keabsahan data, dilanjutkan dengan tahap penafsiran data dalam mengolah hasil sementara menjadi pemahaman yang substantif.
• Link web : https://www.researchgate.net/
2. Jurnal Psikologi B. Inggris
• Judul : Musical Preferences and Effects of Music on a Reading Comprehension Test for Extraverts and Introverts
• Rangkuman :
Saat dilakukan penelitian dari 22 orang ekstrovert dan 26 orang introvert (didefinisikan berdasarkan split rata-rata skor mereka pada Inventaris Kepribadian Eysenck) keduanya memilih dan memberi peringkat rock and roll sebagai kelas musik favorit mereka. Selain itu, meskipun extraverts melaporkan bahwa bekerja dengan musik dua kali lebih banyak (50% dari waktu) sebagai introvert (25%), kedua kelompok menunjukkan bahwa, ketika mereka memainkan musik latar sambil belajar, mereka menyimpan volumenya lembut. Kelompok yang berbeda dari 24 ekstrovert dan 24 introvert, terbagi rata menjadi musik dan kondisi tanpa musik, kemudian diberikan tes retensi untuk dua bagian yang baru saja mereka baca. Semua subjek yang mendengar musik dimainkan rock and roll dengan volume rendah. Skor untuk ekstravert serupa dalam dua kondisi, namun untuk introvert secara signifikan lebih buruk daripada pada saat tidak adanya musik. Hasil ini ditafsirkan sebagai pendukung model umum gairah dan penampilan dimana efek ekstraversi dan stimulasi musik berinteraksi. Alasan saya membahas tentang ini karena menurut sya musik adalah salah satu hal yang dapat menenangkan jiwa seseorang,baik orang itu ekstrovet maupun introvet.
• Link web : http://journals.sagepub.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar