Nama : Gading Sari
Wulandari
NPM : 12516942
Kelas : 1PA12
Jurnal Bahasa Indonesia
Judul : Faktor-Faktor
Penyebab Perilaku Merokok Pada Remaja
Tujuan
: Untuk mengetahui faktor yang menyebabkan anak remaja pada zaman sekarang menjadi seorang perokok
Manfaat
: Bagi Masyakarat khususnya orang tua dapat
mengetahui bahwa faktor merokok dikalangan remaja disebabkan oleh proses belajar atau sosialisasi yang
dimulai dari masa anak-anak tidak terkontrol oleh lingkungan sekitar, keluarga dan
teman sebaya.
Alasan : peneliti ingin
mengetahui apa yang melatarbelakangi perilaku merokok pada remaja.
Metode : identifikasi variabel-variabel
penelitian
1.
Kriterium : Perilaku merokok
2. Prediktor : a. sikap permisif orang tua terhadap perilaku merokok
remaja
b. lingkungan teman sebaya
c. kepuasan psikologis menyenangkan, yang
dirasakan oleh subjek.
Populasi
: Dalam penelitian ini melibatkan 90 subjek penelitian, tetapi yang dapat dianalisis sebanyak 75 subjek yang semuanya berjenis
kelamin pria. Di kampung Sosrowijayan Wetan, siswa SMU Kolombo, dan siswa SMU 9 Yogyakarta.
Subjek
: Subjek penelitian ini adalah remaja perokok yang berusia 15-18 tahun yang tinggal
di kampung Sosrowijayan Wetan, siswa
SMU Kolombo, dan siswa SMU 9 Yogyakarta.
Sample
: Dalam penelitian ini melibatkan 90 subjek penelitian, tetapi yang dapat dianalisis sebanyak 75 subjek yang semuanya
berjenis kelamin pria. Di kampung Sosrowijayan Wetan, siswa SMU Kolombo, dan
siswa SMU 9 Yogyakarta.
Hipotesis
: Kepuasan psikologis, sikap permisif orang tua terhadap perilaku merokok, dan lingkungan teman sebaya
merupakan prediktor bagi perilaku merokok remaja.
Hasil
: Berdasarkan hasil analisis regresi ganda, hipotesis yang diajukan tidak dapat
diterima. Namun demikian, sikap permisif orang
tua terhadap perilaku merokok remaja dan lingkungan teman sebaya merupakan
prediktor yang cukup baik terhadap perilaku merokok remaja yaitu sebesar 38,4%.
Hal ini berarti bahwa faktor lingkungan yaitu lingkungan keluarga dan lingkungan
teman sebaya memberikan sumbangan yang berarti dalam perilaku merokok remaja. Hasil
penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan Theodorus (1994)
mengatakan bahwa keluarga perokok sangat berperan terhadap perilaku merokok
anak-anaknya dibandingkan keluarga non-perokok. Dalam hal ini menurut pandangan social
cognitive learning theory, merokok bukan semata-mata proses belajar pengamatan anak terhadap
orang tua atau saudaranya tetapi adanya pengukuh positif dari orang tua dan konsekuensi-konsekuensi
merokok dirasakan menyenangkan remaja.
Link Jurnal : http://fmipa.umri.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/LUSI-PENYEBAB-PERILAKU-MEROKOK-PD-REMAJA.pdf
Jurnal Bahasa Inggris
Judul : Men and Women Are From Earth Examining the Latent Structure
of Gender
Tujuan
: Untuk mengetahui perbedaan jenis kelamin menurut para pandangan ahli/ilmuan
Manfaat
: Bagi Masyakarat dapat mengetahui bahwa
konsep-konsep perbedaan jenis kelamin menurut para ahli/ilmuan
Alasan
: peneliti ingin mengetahui perbedaan jenis kelamin secara psikologis bukan
secara fundamental taksonomi.
Metode : melakukan 6
penelitian, antaranya;
1.
Validasi dengan Aktivitas Seks-Stereotip dan Tindakan
Fisik
2. Seksualitas dan Perkawinan
3. Orientasi Interpersonal
4. Disposisi Terkait Gender
5. Keintiman
6. Semua Timbangan Psikologis
Populasi
: Dalam penelitian ini melibatkan 109 pria dan 167 wanita 3 dengan usia
rata-rata 15-21 tahun.
Subjek
: Subjek penelitian ini adalah pria dan wanita dengan usia rata-rata 15-21
tahun di midwestern university
Sample
: Dalam penelitian ini melibatkan 109 pria dan 167 wanita 3 dengan usia
rata-rata 15-21
tahun di midwestern
university
Hipotesis
: -
Hasil : Untuk beberapa lama, ada
perbedaan mencolok dalam cara kebanyakan ilmuwan dan masyarakat awam
mengkonseptualisasikan perbedaan jenis kelamin. Sementara kebanyakan peneliti, dengan beberapa
pengecualian yang patut dicatat, telah memahami perbedaan jenis kelamin secara
psikologis sebagai konstruksi dimensional, orang awam lebih cenderung melihat
perbedaan ini secara fundamental taksonomi. Kami melakukan analisis kami dengan
tujuan membuat sifat matematis eksplisit yang mengikuti dari posisi khas ini
dan kemudian menguji relevansinya untuk
serangkaian tindakan yang beragam. Dalam semua kasus, pendekatan dimensi
berlaku. Setidaknya sehubungan dengan tindakan yang kami amati, Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa mereka dengan
jelas mewakili contoh atribut dasar yang sama daripada kategori karakteristik
manusia yang berbeda secara kualitatif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar