Minggu, 09 April 2017

Tugas 1 Matematika dan Ilmu Alamiah Dasar (Pertemuan ke-2)

Nama : Tria Kartika
Kelas : 1 PA 12
NPM : 17516439

PERKEMBANGAN ILMU ALAM
Tahap Deskriptif dan Kualitatif
Deskriptif adalah menggambarkan sesuatu, sedangkan kualitatif adalah suatu analisa. Deskriptif dan kualitatif saling berhubungan karena kualitatif pada dasarnya adalah sebuah analisa yang dilakukan dengan mendeskripsikan. Seperti mengetahui gejala alam itu perlu sebuah observasi dimana observasi ini dilakukan secara langsung dengan metode deskriptif dan kulitatif, lalu setelah mendapatkan datanya itu akan disimpulkan, dan diklasifikasikan.
Tahap Simulatif dan Kuantitatif
Simulatif adalah mengulangi atau menirukan sebuah percobaan, sedangkan kuantitatif adalah sebuah analisa menggunakan perhitungan matematika. Sehingga ketika gejala atau persitiwa alam terjadi, dengan perhitungan matematika itu dapat lebih cermat dalam menyimpulkan dan meningkatkan daya kontrol.

METODE ILMU ALAM
1. Rasionalisme
Rasionalisme berasal dari kata rasional, dimana arti dari rasional dalam KBBI adalah segala sesuatunya dipertimbangkan dengan pikiran yang sehat. Rasional lebih menitik beratkan pada pikiran/rasio. Rasionalisme itu sendiri berarti sebuah paham yang mengajarkan bahwa sumber pengetahuan satu-satunya yang benar adalah rasio (akal). Dalam metode ini, mencari sebuah kebenaran ilmiah dititik beratkan pada kebenaran rasio. Jadi kebenaran itu sendiri bersumber dari pikirannya, bukan dari sebuah fakta. Tapi metode ini memiliki kelemahan, yaitu setiap orang percaya dengan kebenaran yang diyakininya masing-masing, tanpa mereka melihat dari sudut pandang orang lain, apakah mereka meyakini hal yang sama atau tidak.
2. Empirisme
Empirisme berasal dari kata empiris yang berarti sumber pengetahuan yang diperoleh dari observasi, percobaan ataupun pengalaman. Dalam metode ini, gejala alam dapat bersifat konkrit dan diungkapkan melalui penginderaan, karena pada metode ini kebenaran ilmiah berasal dari sebuah pengalaman dan itu adalah sebuah fakta,  berbeda dengan rasionalisme yang lebih menitik beratkan pada akal, tanpa memperdulikan faktanya yang seperti apa. Tapi dibalik itu, terdapat kelemahan pada metode ini. Tidak selamanya fakta yang didapat mampu diterangkan atau dijabarkan, karena sebuah fakta butuh ditafsirkan terlebih dahulu.

METODE ILMIAH
Melakukan segala sesuatu yang bersifat ilmiah pastinya harus mencari data secara objektif, metodik, sistematis, dan berlaku umum. 
1. Objektif   : Semua data yang diambil harus didapatkan secara fakta tanpa manipulasi, itu mengapa mencari pengetahuan ilmiah ini harus dilakukan secara objektif atau secara nyata.
2. Metodik      :  Pengetahuan ilmiah diperoleh dengan cara-cara tertentu yang teratur dan terkontrol, jika pencarian pengetahuan ilmiah tidak berjalan dengan teratur dan terkontrol, itu akan membuat hasilnya tidak maksimal.
3. Sistematik : Pengetahuan ilmiah yang sudah didapat  harus tersusun dalam suatu sistem, tidak berdiri sendiri, dan saling berkaitan. 
4. Berlaku umum:  Pengetahuan tidak hanya berlaku atau dapat diamati oleh seseorang atau beberapa orang saja, tetapi semua orang. Dengan melalui eksperimentasi yang sama akan memperoleh hasil yang sama. 

LANGKAH-LANGKAH METODE ILMIAH
1. Perumusan masalah : Ini adalah langkah pertama, dimana kita harus merumuskan masalah yang bertujuan untuk memperjelas masalah. Dengan mengajukan beberapa pertanyaan seperti apa, mengapa, bagaimana pada masalah yang diteliti.
2. Penyusunan Hipotesis : Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah yang masih bersifat praduga. Dari data sementara yang ada dapat dikumpulkan dan dibuat menjadi sebuah hipotesis.
3. Pengujian Hipotesis : Hipotesis yang sudah dibuat sudah pasti harus diuji untuk mendapatkan fakta-fakta yang relevan.
4. Penarikan Kesimpulan : Kesimpulan dibuat berdasarkan data-data yang diperoleh dari uji coba dan penarikan kesimpulan ini didasarkan atas penilaian melalui analisis fakta dimana hipotesis ini bisa diterima atau ditolak.

SARANA BERPIKIR ILMIAH 
1. Bahasa : Bahasa sebagai alat komunikasi verbal yang digunakan dalam proses berpikir ilmiah dimana bahasa merupakan alat untuk mengeluarkan sebuah pemikiran dan perasaan kepada orang lain.
2. Logika : Logika adalah cara berpikir yang masuk akal, dimana dalam berpikir ilmiah harus menggunakan sebuah penalaran atau pemikiran yang masuk akal.
3. Matematika : Matematika adalah bahasa yang melambangkan suatu makna dari sebuah pernyataan, dan matematika dapat melakukan pengukuran secara eksak. 
4. Statistika  : Statistika dapat membantu melakukan proses generalisasi atau penarikan kesimpulan suatu kejadian secara lebih pasti, dan statistika dapat memberikan tingkat ketelitan secara kuantitatif.

PENGINDERAAN
Penginderaan adalah hal terpenting dari metode ilmiah, karena semua hal yang diselidiki itu dibutuhkan sebuah penginderaan. Hal yang tidak bisa didapat oleh indera, itu tidak dapat diselidiki. Manusia mempunyai alat indera, begitupun dengan hewan. Yang membedakan keduanya adalah manusia memiliki intelegensi atau kecerdasan, sedangkan hewan tidak memiliki itu. Agar sebuah penginderaan itu didapat dengan benar, maka kita perlu mengontrol dan mengecek kembali data yang sudah didapat, karena kemampuan penginderaan manusia sudah pasti memiliki keterbatasan.

PENINGKATAN PENGINDERAAN
Ada beberapa cara untuk dapat meningkatkan penginderaan yang dimiliki, antara lain :
1. Latihan
Dengan latihan secara terus menerus, penginderaan yang dimiliki juga akan semakin terlatih dan semakin baik. Contoh, : penginderaan bau dan bunyi.
2. Instrumen harus di kalibrasi
Karena sebuah instrumen yang didapatkan belum tentu akurat, itu mengapa sebuah instumen perlu dikalibrasi agar pengukurannya lebih akurat.
3. Pengecekan
Untuk menghindari kekeliruan diperlukannya pengecekan.
4. Ekperimen
Penginderaan dalam kondisi yang dikontrol dengan sebuah eksperimen dapat mengetahui faktor apa saja yang bisa mempengaruhi suatu perubahan.
5. Instrumen Baru
Melakukan penginderaan baru, seperti lie detector.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Matematika dan Ilmu Alamiah Dasar Tugas 9

Nama  : Intan Justitia Dewi Top of Form Bottom of Form Kelas  : I PA 12 NPM  : 18516337 The Great Blue Hole, Jurang Terdalam ...