Nama : Hilda Khoerunisa
Npm :13516309
Manusia, Cinta kasih, dan Kebudayaan
Banyak
pengertian-pengertian tentang manusia,cinta kasih, dan kebudayaan meurut pada
ahli atau pendapat masyarakat.
Paula
J.C 2 Janet W.K manusia adalah makhluk
terbuka, bebas memilih makna dalam situasi, mengemban tanggung jawab atas
keputusan yang hidup secara kontinu serta turut menyusun pola berhubungan dan
unggul multidimensi dengan berbagai kemungkinan.
Menurut
kamus umum bahasa indonesia karya W.J.S. Poerwadaminta cinta adalah rasa sangat
suka (kepada) atau (rasa) sayang
(kepada), ataupun (rasa) sangat
kasih atau sangat tertarik hatinya. Sedangkan kata kasih artinya perasaan
sayang atau cinta kepada atau menaruh belas kasihan.
Arti
kebudayaan menurut E.B. Taylor (1871) adalah kompleks yang mencangkup
pengetahuan , kepercayaan, moral, hukum, adat istiadat dan kemampuan-kemampuan
lain seta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota
masyarakat.
Begitu
lah pengertian manusia, cinta kasih dan kebudayaan menurut para ahli. Dengan
begitu saya memberikan pendapat sendiri
tentang tiga hal, sebagai berikut:
Manusia
adalah makhluk ciptaan Tuhan yang Maha Esa yang paling sempurna dibandingkan
makhluk lainnya, serta memiliki jiwa,akal, dan pikiran yang di turunkan oleh
–Nya sebagai khalifah di muka bumi.
Ada
dua pandangan yanga akan kita jadikan acuan untuk menjelaskan tentang
unsur-unsur yang membangun manusia.
1. Manusia
itu sendiri dari empat unsur yang saling terikat, yaitu:
a. Jasad
b. Hayat
c. Ruh
d. Nafs
2. Manusia
mengandung satu kepribadian mengandung tiga unsur, yaitu:
a. Id
b. Ego
c. superego
Cinta
kasih adalah rasa sayang dan cinta
terhadap suatu benda, seseorang, atau
hewan peliharaan yang timbul di dalam naluri dengan sendirinya.
Cinta
menutur ajaran agama dibagi menjadi 6 yaitu:
1. Cinta
diri
2. Cinta
kepada sesama manusia
3. Cinta
seksual
4. Cinta
kebapakan
5. Cinta
kepada Allah
6. Cinta
kepda Rasul-Nya
Kebudayaan
adalah suatu hal yang dimiliki oleh setiap masyarakat dan disepakati oleh
bersama yang diturunkan secara turun-temurun dari generasi ke generasi lainnya.
Unsur
kebudayaan secara universal, yaitu:
1. Sistem
religi
2. Sistem
organisasi kemasyarakatan
3. Sistem
pengetahuan
4. Sistem
mata pencaharian
5. Sistem
teknologi dan peralatan
6. Bahasa
7. kesenian
Manusia,
cinta kasih, dan kebudayaan memiliki hubungan yang saling terikat.
Hubungan
manusia dan cita kasih. Cinta memegang
peran yang penting dalam kehidupan
manusia, sebeb cinta merupakan landasan dari kehidupan perkawinan, pembentukan
keluarga, hubungan yang erat di masyarakat. Demikian pula, cinta sebagai
pengikat yang kokoh antara manusia dan Tuhan-nya sehingga manusia mampu menjalankan perintah-Nya dan berpegang teguh
terhadap syariat-Nya.
Dengan
begitu, cinta memiliki hubungan yang sangat terikat dengan manusia, karena jika
manusia tidak memiliki rasa cinta maka kehidupan manusia tidak akan sempurna
dan akan meninggalkan perintah serta syariat-Nya
Hubungan
manusia dan kebudayaan. Sama seperti
manusia dan cinta kasih, manusia dan kebudayaan merupakan dua hal yang sangat erat satu sama lain. Manusia
sebagai perilaku kebudayaan dan kebudayaan merupakan objek yang dilaksanakan
manusia. Manusia juga lah yang menciptakan kebudayaan, dan setelah itu
kebudayaan yang mengatur hidup manusia. Contohnya manusia dengan
peraturan-peraturan kemasyarakatan.
Dengan
demikian manusia dan kebudyaan dapat
disimpulkan bahwa manusia tidak dapat dilepaskan dari kebudayaan, karena
kebudayaan merupakan perwujudan dari manusia itu sendiri.
Dan,
hubungan cinta dengan kebudayaan sendiri adalah dengan mempunyai rasa cinta
terhadap kebudayaan maka dari itu,
manusia bisa mentaati aturan-aturan yang telah mereka buat dengan baik begitu pula sebaliknya.
Seperti
yang sudah dijelaskan di atas, manusia, cinta kasih, dan kebudayaan terbukti
memiliki hubungan yang erat dan saling bergantungan tidak akan lepas dai 3 hal
tersebut sampai kapan pun.
Ada
beberapa contoh kebudayaan dengan cinta
kasih terhadap manusia dan terhadap Tuhan.
1. Kebudayaan
yang berkaitan dengan tuhan
·
Rambu Solo di Tanah Toraja
Suku
Toraja merupakan salah satu etnik di Sulawesi Selatan yang memilliki tradisi
budaya upacara kematian “rambu solo”. Rambu Solo adalah upacara kematian untuk
orang yang meninggal. Upacara ini berbeda dari upacara lainnya, yaitu diadakan
dengan sangat meriah dan mewah layaknya upacara.
Mereka
menyakini bahwa dengan mengadakan upacara ini roh orang yang sudah meninggal
dapat diiring sampai mencapai nirwana keabadian. Pada upacara kematian simbol-simbol
sangat berperan penting, salah satunya adalah kerbau sebagai syarat utama
upacara kematian rambu solo. Karena kerbau-kerbau inilah yang akan mengiringi
perjalanan roh ke alam baka. Ada hal uni dalam upacara ini yaitu, pembuatan boneka kayu yang dibuat sangat
mirip dengan orang yang mininggal dan diletakan di tebing. Konon dari hari ke
hari boneka tersebut akan semakin mirip dengan orang meninggal tersebut.
·
Ngaben di Bali
Ngaben
adalah upacara penyucian roh fase pertama dan peleburan jenazah dari
unusr-unsur mahabhuta pembentukan tubuh manusia dengan cara ngeseng sawa atau
membakar jenazah orag yang sudah meninggal. Proses peleburannya menggunakan api
sebagai sarana utama, baik api konkret ataupun abstrak. Oleh karena itu, ngaben
sering diartikan menuju api Brahma, dengan harapan arwah dari orang yang
diupacarai dapat menuju Brahma-loka, tempat bersemayamnya dewa Brahma sebagai
dewa pencipta setelah terlebih dahulu mengalami proses penyucian.
2. Kebudayaan
yang berkaitan dengan cinta kasih terhadap manusia
·
Marsialapari di Mandailing, Sumatera Utara
Marsialapari merupakan
salah satu tradisi yang ada di masyarakat Mandailing. Marsialapari merupakan budaya lokal
yang dimiliki oleh masyarakat Mandailing dalam pengolahan sawah mereka. Tradisi
ini dikenal oleh masyarakat Mandailing suatu kegitan tolong-menolong dan
gotong-royong .
Dimana pada
saat itu masyarakat Mandailing secara sukarela dengan rasa gembira saling
tolong-menolong atau membantu saudara mreka yang sedang membutuhkan bantuan,
yang biasa dilakukan di kebun atau sawah.
Dalam tradisi
ini tercermin nilai-nilai budaya Mandailing. Hal ini dikarenakan adanya esensi “kasih
sayang” dan “persatuan” yang hidup dalam khazanah masyarakat Mandailing. Dimana
telah tertanam di masyarakat tersebut. Tradisi ini masih menjalankan aturan
adat sebagaimana ditradisikan oleh leluhur mereka.
Daftar pustaka:
Muchji Achmad dan Nugroho Widyo 1996.Ilmu Budaya Dasar.Seri Diktat Kuliah Universitas Gunadarma.Depok
http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbaceh/2013/12/19/marsialapari-tradisi-gotong-royong-masyarakat-mandailing/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar