TUGAS ILMU BUDAYA DASAR 2
Manusia,
Cinta Kasih dan Kebudayaan
Nama : Zhafira Febrianty
NPM : 17516934
Kelas : 1PA2
1. jelaskan pengertian manusia, cinta kasih,
dan kebudayaan menurut pendapat anda sendiri.
Manusia
adalah makhluk hidup yang paling sempurna jika dibandingkan dengan makhluk
hidup lainnya yang terdiri dari tubuh dan jiwa sebagai satu kesatuan yang utuh.
Kesempurnaan terletak pada adab dan budayanya, karena manusia dilengkapi akal
dan perasaan. Selain itu juga merupakan makhluk sosial yang berarti membutuhkan
bantuan orang lain untuk keberlangsungan hidupnya, baik untuk berinteraksi,
bersosialisasi, maupun untuk memenuhi kehidupan yang lainnya.
Cinta
kasih berasal dari kata cinta dan kasih yang memiliki definisi yang berbeda.
Cinta adalah rasa sangat suka atau saying kepada seseorang atau sesuatu
sedangkan kasih adalah perasaan saying atau cinta dengan menaruh belas kasihan.
Dengan demikian arti cinta kasih adalah sebagai perasaan suka kepada seseorang
yang disertai dengan menaruh belas kasih.
Kebudayaan
adalah hal-hal yang bersangkutan dengan budi atau akal. Selain itu, kebudayaan
adalah hasil karya ( teknologi & benda ), rasa ( nilai & norma ), cipta
( filsafat & ilmu pengetahuan ) dan karsa manusia dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya yang kompleks yang mencangkup pengetahuan, keyakinan, seni, susila,
hukum adat dan setiap kecakapan, dan kebiasaan.
2. Jelaskan hubungan antara manusia,
cinta kasih, dan kebudayaan!
Manusia
dan cinta kasih tidak dapat dipisahkan karena memang keduanya sangat berkaitan.
Manusia normal mempunyai rasa cinta dan kasih kepada orang terdekatnya, banyak
manusia pada zaman sekarang kehilangan rasa tersebut karena banyaknya tekanan
seperti pekerjaan dan banyak hal yang bias membuat manusia kehilangan rasa
cinta dan rasa sayangnya.
Hubungan
manusia dengan kebudayaan adalah manusia menciptakan kebudayaan dan kebudayaan
mengatur hidup manusia, jadi manusia tidak dapat dilepaskan dari kebudayaan
karena kebudayaan merupakan perwujudan dari manusia itu sendiri.
Hubungan
manusia, cinta kasih , dan kebudayaan sangatlah erat sekali harus saling
berpegangan. Dimana manusia sebagai pencipta dan pengguna kebudayaan dan cinta kasih itu sendiri. Manusia dalam
hidup keseharian tidak akan lepas dari cinta kasih dan kebudayaan. Manusia
hidup karena adanya kebudayaan, sementara kebudayaan akan terus hidup dan
berkembang manakala manusia mau melestarikan kebudayaan dan merusak kebudayaan.
Oleh sebab itu, manusia harus memiliki rasa suka, sayang terhadap suatu budaya,
hidupkanlah rasa keinginan untuk memiliki dan mengembangkannya.
3. Berikan contoh kebudayaan yang
berkaitan dengan cinta kasih terhadap sesama manusia dan terhadap tuhan!
Kepercayaan Sunda Wiwitan
Masyarakat Baduy atau Kanekes memiliki
agama kepercayaan yaitu Sunda
Wiwitan, meski ada beberapa masyarakat Baduy yang sudah memeluk agama
Islam atau Buddha. Keberagaman dalam memeluk agama pada masyarakat Baduy
merupakan bentuk ketaatan terhadap nilai-nilai dan pandangan hidup yang
diturunkan nenek moyang. Agama apapun yang menjadi ajaran dalam masyarakat
Baduy mengajarkan bahwa semua hal yang berkaitan dengan pola kehidupan mereka
tidak boleh atau pantang untuk diubah.
Sunda Wiwitan sebagai ajaran masyarakat Baduy adalah bentuk
penghormatan dan kepercayaan kepada satu kuasa yaitu Batara Tunggal.
Orientasi, konsep-konsep dan kegiatan-kegiatan keagamaan ditujukan kepada
pikukuh. Hal itu dilakukan agar manusia hidup menurut alur (filosofi di atas)
dalam menyejahterakan kehidupan masyarakat Baduy. Gangguan terhadap inti bumi
akan berakibat fatal bagi seluruh kehidupan manusia di dunia.
Konsep keagamaan dan adat yang penting menjadi inti
pandangan hidup masyarakat Baduy yaitu “lojor
teu meunang dipotong, pondok teu meunang disambung” (panjang tak
boleh dipotong, pendek tak boleh disambung). Pandangan hidup tersebut merupakan
pengejawantahan dari adat dan keagamaan yang ditentukan oleh intensitas
pandangan hidup mengenai karya dan keagamaan. Dengan melaksanakan semua itu
manusia akan dilindungi oleh kuasa tertinggi yaitu Batara Tunggal.
Kewajiban masyarakat Baduy untuk menjalankan ajaran
kepercayaan Sunda Wiwitan diajarkan melalui puun sebagai
pemimpin tertinggi masyarakat Baduy yang merupakan keturunan Karuhun. Kewajiban
itu adalah memelihara Sasaka Pusaka Buana, memelihara Sasakan Domas atau
parahyang, mengasuh dan memelihara para bangsawan/pejabat, bertapa bagi
kesejahteraan dunia, berbakti kepada dewi padi dengan cara berpuasa pada
upacara, memuja nenek moyan dan membuat laksa untuk bahan pokok seba.
Adapun nenek moyang orang Baduy terbagi pada dua kelompok
yaitu nenek moyang yang berasal dari masa para batara dan masa puun. Gambaran
Batara Tunggal terdapat dalam dua dimensi yaitu sebagai suatu kuasa yang
kekuatannya yang tidak tampak tetapi berada di mana-mana, dan sebagai manusia
biasa yang sakti. Dalam dimensi sebagai manusia sakti, Batara Tunggal mempunyai
keturunan tujuh orang batara yang dikirimkan ke dunia di kabuyutan (tempat
nenek-moyang), yaitu titik awal bumi Sasaka Pusaka Buana.
Mereka itu ialah Batara Cikal, yang diberitakan tidak ada
keturunannya, Batara Patanjala yang menurunkan tujuh tingkat batara ketiga,
yaitu (dari yang paling senior) Daleum Janggala, Daleum Lagondi, Daleum Putih
Seda Hurip, Dalam Cinangka, Daleum Sorana, Nini Hujung Galuh, dan Batara
Bungsu. Mereka itu yang menurunkan Bangsawan Sawidak Lima atau tujuh batara
asal, nenek moyang orang Baduy. Daleum Janggala adalah batara yang tertua, dan
yang menurunkan kerabat tangtu Cikeusing; Daleum Putih Seda Hurip menurunkan
kerabat kampung Cibeo.
Para batara tingkat ketiga lain masing-masing menurunkan
jenis kerabat pemimpin lainnya. Lima batara tingkat kedua, saudara-saudara muda
Batara Pantajala, yaitu Batara Wisawara, Batara Wishnu, Batara Brahmana, Batara
Hyang Niskala, dan Batara Mahadewa, menurunkan kelompok kerabat besar di luar
Baduy yang disebut salawe nagara (dua puluh lima negara), yang menunjukkan
jumlah kerabat yang besar, dan menurut pengetahuan orang Baduy adalah wilayah
yang sangat luas di sebelah Sungai Cihaliwung
(Garna 1988). Kelompok kerabat itulah yang dianggap orang Baduy keturunan yang
lebih muda.
Dari
ketujuh orang batara tingkat ketiga nenek-moyang orang Baduy itu tampak bahwa
hanya kerabat jaro dangka yang berasal dari garis keturunan perempuan. Lainnya
diturunkan melalui garis keturunan patrilineal. Para puun adalah keturunan
Batara Patanjala, dan sampai masa akhir abad ke-19 oleh Jacobs dan maijer
dicatat sudah terjadi 13 kali pergantian puun Sikeusik (1891: hlm. 13). Menurut
catatan tahun 1988, jumlah puun Cikeusik adalah 24 orang, dan yang terakhir
adalah Puun Sadi (Garna 1988).
Sumber :
http://kebudayaanindonesia.net/kebudayaan/1039/kepercayaan-sunda-wiwitan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar