Nama : Ni Luh Putu Kintan Ayuningtyas
Kelas : 1 PA 12
NPM : 15516392
TUGAS
ILMU BUDAYA DASAR 3
1. Jelaskan
pengertian dari manusia dan keadilan, menurut pendapat anda!
a. Manusia
Menurut
ahli Wayan Warta, manusia merupakan makhluk yang memiliki sipta, rasa dan karsa
dan merupakan makhluk dinamis, makhluk yang paling mulia diantara
makhluk-makhluk yang lainnya.
Menurut
ahli Adinegoro, manusia merupakan alam kecil yang sebagian dari alam besar yang
ada di atas bumi, sebagian dari makhluk yang bernyawa, sebagian dari bangsa
Anthropomorphen, makhluk yang menyusui, akan tetapi makhluk yang mengetahui
kealamannya, yang mengetahui dan dapat menguasai kekuatan-kekuatan alam, di
luar dan di dalam dirinya.
Makhluk
yang terlahir paling sempurna diantara makhluk lainnya yang diciptakan oleh
Tuhan Yang Maha Kuasa di mana makhluk tersebut memiliki akal dan pikiran dalam
mengatasi berbagai permasalahan yang mereka miliki di mana makhluk tersebut terdiri
dari 2 jenis kelamin yaitu perempuan dan laki-laki dan mereka saling memenuhi
satu sama yang lain.
Makhluk yang
bertangung jawab, yang diciptakan dengan sifat-sifat ketuhanan, yaitu sifat
kuasa, pengasih, penyayang, pemaaf, berilmu dan berkehendak.
b. Keadilan
Semua
hal yang berkenan dengan sikap dan tindakan dalam hubungan antarmanusia,
keadilan berisi sebuah tuntutan agar orang memperlakukan sesamanya sesuai
dengan hak dan kewajibannya.
Keadilan
adalah pengakuan dan perlakuan yang seimbang antara hak dan kewajiban. Keadilan
terletak pada keseimbangan menuntut hak dan menjalankan kewajiban kita.
Keadilan
bagi seorang hakim adalah suatu hal yang menyebabkan dia berdiri kokoh dan
kuat, menyebabkan ia disegani dan dihormati.
2. Carilah
sebuah kasus yang berkaitan dengan manusia, kebudayaan dan keadilan
a.
Cantumkan
judul kasusnya
Mahabharata
b.
Buatlah
sinopsis dari kasus yang akan dibahas
MAHABHARATA
Pada
suatu hari, Cantanu jatuh cinta pada seorang anak raja nelayan bernama
Setyawati. Namun ayahanda Setyawati hanya mau memberikan putrinya jika Cantanu
kelak mau menobatkan anaknya dari Setyawati sebagai putra mahkota pewaris
takhta dan bukannya Bisma. Karena syarat yang berat ini, Cantanu terus
bersedih.
Melihat
hal ini, Bisma yang tahu mengapa ayahnya demikian, merelakan haknya atas takhta
di Barata diserahkan kepada putra yang kelak lahir dari Setyawati. Bahkan Bisma
berjanji tidak akan menuntut itu kapanpun dan berjanji tidak akan menikah agar
kelak tidak mendapat anak untuk mewarisi taktha Cantanu.
Perkawinan
Cantanu dan Setyawati di mana mereka melahirkan dua orang anak putra
masing-masing bernama Citranggada dan Wicitrawirya. Namun kedua putra mereka
ini telah meninggal karena dalam pertempuran tanpa meninggalkan keturunan.
Karena
takut punahnya keturunan Raja, Setyawati memohon kepada Bisma agar menikah
dengan dua mantan menantunya yang di tinggal mati oleh Wicitrawirya,
masing-masing Ambika dan Ambalika. Namun permintaan ini ditolak oleh Bisma
karena mengingat sumpahnya untuk tidak menikah.
Akhirnya
Setyawati meminta kepada Wiyasa, anaknya dari perkawinan yang lain, untuk
menikah dengan Ambika dan Ambalika. Perkawinan dengan Ambika melahirkan
Destarasta dan dengan Ambalika melahirkan Pandu.
Destarasta
lalu menikah dengan Gandari dan melahirkan seratus orang anak, sedangkan Pandu
menikahi Kunti dan Mandrim tapi tidak mendapatkan anak.
Nanti,
ketika Kunti dan Madrim menikah dengan para dewa, Kunti melahirkan tiga orang
anak dimana masing-masing dengan Dewa Darma lahirlah Yudisthira, dengan Dewa
Bayu lahirlah Werkodara atau Bima dan dengan Dewa Indra lahirlah Arjuna,
sedangkan Madri yang menikah dengan Dewa kembar Acwin, lahirlah anak kembar
bernama Nakula dan Sadewa.
Selanjutnya,
keturunan-keturunan tersebut dibagi menjadi dua keturunan antara lain :
1. Keturunan
Destarasta yang disebut Kaum Kurawa
2. Keturunan
Pandu yang disebut Kaum Pundawa
Sebenarnya,
Destarasta itu berhak untuk mewarisi takhta ayahnya, tetapi karena ia buta
sejak lahir, maka takhta itu kemudian diberikan kepada Pandu.
Hal
ini pada kemudian hari menjadi sumber bencana antara Kaum Pandawa dan Kaum
Kurawa di mana mereka dalam memperebutkan takhta sampai berlarut-larut, hingga
akhirnya mereka melakukan peperangan dahsyat di mana peperangan tersebut
dinamakan Baratayudha yang berarti peperangan dalam memperebutkan kerajaan
Barata.
Peperangan
tersebut diawali dengan aksi perjudian antara Kaum Kurawa dan Kaum Pandawa, dan
akhirnya aksi perjudian tersebut dimenangkan oleh Kaum Kurawa.
Kekalahan
yang dialami oleh Kaum Pandawa menyebabkan mereka diharuskan untuk mengembara
di hutan belantara selama dua belas tahun.
Setelah
itu, pada tahun ke-13, sesuai perjanjian dengan Kurawa, para Pandawa diharuskan
untuk menyembunyikan diri di tempat-tempat tertentu.
Namun
para Pandawa memutuskan untuk bersembunyi di Istana Raja Matsyapati. Pada tahun
berikutnya, para Pandawa keluar dari tempat persembunyiannya dan memperlihatkan
diri di muka umum, kemudian Kaum Pandawa menuntut untuk hak mereka kepada
Kurawa.
Namun,
tuntutan yang diberikan oleh Kaum Pandawa kepada Kaum Kurawa tidak dipenuhi,
sehingga terjadinya peperangan selama 18 hari yang menyebabkan lenyapnya kaum
Kurawa di mana peperangan tersebut dimenangkan oleh Kaum Pandawa. Dengan
demikian, Kaum Pandawa dengan leluasa untuk mengambil alih kekuasaan di Barata.
c.
Analisislah
apa yang menjadi akar permasalahan dalam kasus tersebut!
Berawal
dari Destarasta yang memiliki hak untuk menduduki takhta ayahnya, tetapi tidak
bisa karena ia sudah buta sejak lahir, sehingga ia memberikan takhta tersebut kepada
Pandu.
Mendengar
hal tersebut, Kaum Kurawa pun marah karena kenapa ayahnya sendiri harus memberikan
takhtanya kepada Pandu dan bukan kepada anaknya sendiri.
Kemudian
terjadilah peperangan dahsyat antara Kaum Pandawa dengan Kaum Kurawa untuk
memperebutkan takhta, dan peperangan tersebut dimulai dengan aksi perjudian dan
akhirnya Kaum Pandawa lah yang mengalami kekalahan.
Dengan
kekalahan yang mereka alami, dengan terpaksa mereka harus mengembara ke hutan –
hutan belantara selama dua belas tahun lamanya.
d.
Keadilan
seperti apa yang diterapkan dalam kasus tersebut !
Kaum
Pandawa diasingkan atau mengembara selama bertahun-tahun karena mereka kalah
dalam aksi perjudian melawan Kaum Kurawa. Setelah mereka mengembara, akhirnya
mereka keluar dari persembunyian mereka dan mereka menampakan diri untuk
menuntut hak mereka kepada Kaum Kurawa.
Namun,
hak mereka ini tidak dipenuhi oleh Kaum Kurawa sehingga terjadinya peperangan
hebat selama 18 hari. Dan peperangan tersebut dimenangkan oleh Kaum Pandawa dan
mereka mendapatkan hak mereka yaitu dapat memimpin Kerajaan.
SUMBER
:
2.
Ismail,
Mansyur : 1987, Ilmu Budaya Dasar, STIA YAPMA, Mataram
Tidak ada komentar:
Posting Komentar