NAMA : AMELIA TRESNA SAVIRA
TUGAS : MIAD KE 7 (1)
NPM : 10516705
KELAS : 1PA12
TEORI TERBENTUKNYA ALAM SEMESTA
Manusia
berusaha memahami alam semesta ini dari zaman dahulu bahkan sampai sekarang.
Pada jaman kejayaan Yunani, orang percaya bahwa Bumi merupakan pusat dari alam
semesta ini ( Geosentrisme ). Namun, berkat pengamatan dan pemikiran yang lebih
tajam, pandangan itu berubah sejak Zaman abad pertengahan yang dipelopori oleh
Copernicus menjadi Heliosentrik, yaitu matahari menjadi pusat beredarnya bumi
dan planet-planet lain.Pengertian alam semesta itu sendiri mencakup tentang
Mikrokosmos dan Makrokosmos. Mikrokosmos ialah benda-benda yang mempunyai
ukuran yang sangat kecil, misalnya atom, elektron, sel, amoeba, dan
sebagainya.Sedangkan makrokosmos ialah benda-benda yang mempunyai ukuran yang
sangat besar, misalnya bintang, planet ataupun galaksi. Dengan diperolehnya
berbagai pesan dan beraneka ragam cahaya dari benda-benda langit yang sampai di
bumi.
Teori-teori tersebut
ialah sebagai berikut:
1.
Teori Keadaan Tetap (Steady–state Theory)
Teori
ini dikemukakan oleh Fred Hoyle, herman bondi, thomas Gold ( 1948 ). Teori ini
berdasarkan prinsip osmologi sempurna yang menyatakan bahwa alam semesta,
dimana pun dan bilamanapun selalu sama. Berdasarkan prinsip tersebutlah alam
semesta terjadi pada suatu saat tertentu dimasa yang telah lalu sampai
sekarang. Segala sesuatu di alam semesta ini selalu tetap sama walaupun
galaksi-galaksi saling bergerak menjauhi satu sama lain. Teori ini ditunjang
oleh kenyataan, bahwa galaksi baru mempunyai jumlah yang sebanding dengan
galaksi lama.Dengan kata lain bahwa tiap-tiap galaksi yang terbentuk, tumbuh,
menjadi tua, dan akhirnya mati, jadi, teori ini beranggapan bahwa alam semesta
itu tak terhingga besarnya dan tak terhingga tuanya ( Tanpa awal dan tanpa
akhir ).
2.
Teori Ledakan Besar (Big Bang Theory)
Teori
ledakan ini bertolak dari asumsi adanya suatu massa yang sangat besar dan
mempunyai berat jenis yang juga sangat besar. Kemudian massa tersebut meledak
dengan hebat karena adanya reaksi inti (George Lemaitre, 1930). Massa itu
kemudian berserak mengembang dengan sangat cepatnya menjauhi pusat ledakan.
Setelah berjuta-juta tahun, massa yang berserak itu membentuk kelompok-kelompok
galaksi yang ada sekarang. Mereka harus bergerak menjauhi titik pusatnya. Teori
ini didukung oleh kenyataan dari pengamatan bahwa galaksi-galaksi itu memang
bergerak menjauhi titik pusat yang sama. Selain itu, teori ini didukung oleh
pakar astronomi Arno Penzias dan Robert Wilson yang menemukan radiasi gelombang
mikro.
B. TEORI TERBENTUKNYA
GALAKSI DAN TATA SURYA
1. Galaksi
Ada
satu Hipotesis (dugaan sementara yang harus teruji kebenarannya sehingga ia
menjadi teori), yaitu hipotesis Fowler (1957), menurutnya 12 ribu tahun yang
lalu, galaksi kita tidak seperti keadaan seperti sekarang ini, ia masih berupa
kabut gas hidrogen yang sangat besar yang berada di ruang angkasayang bergerak
perlahan melakukan rotasi sehingga keseluruhannya berbentuk bulat, karena gaya
beratnya maka ia mengadakan kontraksi dan kondensasi sambil terus berputar pada
sumbunya. Saat kontraksi massa bagian luar banyak yang tertinggal. Bagian yang
berkisar (berputar) lambat dan mempunyai berat jenis yang besar akan membentuk
bintang-bintang. Dengan cara yang sama bagian luar yang tertinggal juga
mengadakan kondensasi sehingga terbentuklah planet. Demikian juga planet
membentuk satelit bulan. Galaksi, tempat matahari kita berinduk diberi nama
MILKY WAY atau BIMA SAKTI.
2. Tata Surya
Terdiri
dari benda-benda seperti meteor-meteor, planet, satelit, komet-komet, debu dan
gas antar planet yang beredar mengelilingi matahari sebagai pusatnya. Banyak
teori yang dikemukakan tentang terbentuknya tata surya namun dari beberapa
teori tersebut belum ada satu pun yang diterima oleh semua pihak, teori-teori
tersebut diantaranya :
Susunan
Tata Surya
Tata
Surya berarti adanya suatu organisasi yang teratur dengan matahari sebagai
induk. Pada zaman yunani kuno, orang-orang yunani mengenal lima planet yang
dilakukan dengan pengamatan secara kasar, planet tersebut ialah Merkurius,
Venus, Mars, Jupiter, dan Saturnus dengan bumi sebagai pusatnya, namun pada
abad ke-16 Nicolas Copernicus ( ilmuwan Polandia ) berhasil mengubah pandangan
salah yang dianut selama berabad-abd tersebut, menurutnya bumi ialah planet
sama halnya seperti planet lain, bumi beredar mengelilingi matahari sebagai
pusatnya ( heliosentris ), pandangan tersebut didasari perhitungan yang
sistematis yakni berkat bantuan teropong sebagai alat pengamat dan dengan
berkembangnya matematika dan fisika sebagai sarana penunjang sehingga dapat
mengamati planet-planet lainnya termasuk planet Pluto sebagai planet
terjauh.Planet-planet dapat dikelompokan menjadi dua, yakni planet dalam dan
planet luar. Planet dalam yakni planet yang dekat dengan matahari, yakni :
merkurius, venus, bumi dan mars. Planet Luar yakni terdiri dari Jupiter,
Saturnus, Uranus, neptunus dan Pluto. Planet dalam umumnya lebih kecil dari
[lanet luar, namun mempunyai massa jenis yang lebih besar.
Peredaran
planet mengelilingi matahri disebut gerak revolusi. Disamping itu planet-planet
beredar mengelilingi sumbunya disebut gerak rotasi yang menyebabkan timbulnya
peredaran siang dan malam. Gerak revolusi dan gerak rotasi searah jarum jam
yakni dari timur ke barat. Waktu untuk satu putaran revolusi disebut kala
revolusi yakni 365 ¼ hari dan waktu satu putaran rotasi disebut kala rotasi
yakni 24 jam.
Bagian-Bagian
Tata Surya
Tata
surya terdiri dari matahari sebagai pusat dan benda-benda lain seperti planet ,
satelit, meteor, komet, debu dan gas antarplanet beredar mengelilinginya.
Keseluruhan sistem ini bergerak mengelilingi pusat galaksi. Planet merupakan
suatu benda yang dingin, sinarnya yang tampak kemilau dari bumi itu, tidak lain
ialah cahaya matahari yang dipantulkan. Jadi, tidak ubahnya seperti bulan
purnama. Sebelum kita mengenal masing-maisng planet tersebut secara lebih
mendalam, sebaiknya kita bicarakan lebih dahulu tentang matahari sebagai pusat
tata surya.
Matahari
Matahari
ialah suatu bola gas pijar yang terdiri dari 49% atom hidrogen (H) dan 5,6%
atom helium (He), serta sisanya campuran unsur-unsur karbon (C ) dan atom
lainnya. Bentuk matahari ternyata tidak bulat benar. Ia mempunyai semacam
ekuatoe dan kutub, karena gerak rotasinya. Garis tengah ekuatorialnya 864.000
mil, sedangkan garis tengah antarkutubnya 43 mil lebih pendek.
Matahari
juga merupakan tata surya yang paling besar karena 98% massa tata surya
terkumpul pada matahari. Di samping sebagai pusat peredaran, matahari juga
merupakan sumber-sumber tenaga di lingkungan tata surya. Matahari terdiri dari
inti dan tiga lapisan kulit, masing-maisng fotosfer, kromosfer dan korona.
Menurut
perhitungan para pakar, temperatur di permukaan matahari sekitar 6.0000 C. jenis
batuan atau logam apa pun yang kita kenal di bumi akan lebur pada tempera tur
setinggi itu. Temperatur tertinggi terletak di bagian tengahnya, yang
diperkirakan tidak kurang dari 25 juta 0C.
Lapisan
bola matahari bagian dalam disebut fotosfer (bahasa Yunani, photos: cahaya,
sphera: bola), yang artinya bola bercahaya memancar, radiasi fotosfer sangat
kuat pad agelombang tampak mata. Sedangkan atmosfer bumi dapat meloloskan
panjang gelombang tampak mata. Mata manusia sangat sensitif terhadap panjang gelombang
tampak mata ini. Fotosfer tebalnya kira-kira 220 mil.
Kromosfer
(bahasa Yunani, chromos; warna, sphera: bola). merupakan lapisan luar dari
fotosfer. Warnanya kemerahan berasal dari hidrogen yang berpijar. Lapisan ini
mempunyai lidah-lidah api yang menjilat ke laur. Tebal kromosger kira-kira
9.000 mil. Lapisan lebih luar dari kromosfer ialah korona. Korona berupa sinar
kemilauan yang tebalnya kadang-kadang meleihi garis tengah matahari itu
sendiri. Korona tampak jelas (berwarna putih perak) mengelilingi matahari pada
waktu terjadi gerhana matahari, karena fotosfer dan kromosfer terhalang oleh
bulan.
Matahari
sangat penting bagi kehidupan di muka bumi karena :
1) Merupakan sumber
energi (sinar panas). Energi yang terkandung dalam batbara dan minyak bumi
sebenarnya juga berasal dati matahari;
2) Mengontrol
stabilitas peredaran bumi yang juga berarti mengontrol terjadinya siang dan
malam, bulan, tahun serta mengontrol peredarana planet lainnya.
Asteroid
Asteroid
merupakan batuan yang berukuran lebih kecil dari planet. Asteroid-asteroid
membentuk sabuk yang melingkar diantara planet Mars dan Yupiter. Sabuk Asteroid
inilah yang kemudian membagi planet-planet dalam sistem tata surya menjadi
kelompok planet dalam dan planet luar. Orbitalnya yang tidak jelas sering
membuat asteroid jatuh ke bumi atau ke planet lainnya.
Komet
Komet
merupakan benda langit yang terbentuk dari gumpalan es dan berevolusi terhadap
matahari dengan lintasan yang sangat lonjong. Badan komet terdiri dari inti,
koma, ekor debu, dan ekor ion. Semakin mendekati matahari, ekor komet akan
semakin memanjang. Komet yang jaraknya dekat dengan bumi akan secara periodik
tampak saat melintas. Misalnya komet Halley yang terlihat setiap 76 tahun
sekali.
Meteoroit
– Meteor – Meteorit
Meteoroit
adalah benda langit yang bergerak melintasi atmosfer bumi. Jika meteoroit
tersebut masuk dan terbakar habis di atmosfer bumi disebut meteor. Namun jika
meteoroit tersebut masuk ke atmosfer hingga sampai ke permukaan bumi disebut
meteorit. Meteor yang ukurannya sangat besar tidak akan habis terbakar di
atmosfer. Meteor tersebut mampu mencapai permukaan bumi sebagai meteorit dan
menimbulkan ledakan yang cukup besar. Dampak terbesar meteorit yang pernah
jatuh ke Bumi adalah terbentuknya kawah Barringer di Arizona sekitar 50.000
tahun yang lalu. Meteorit yang ditemukan di bumi kebanyakan merupakan batuan
yang mirip seperti batuan penyusun mantel bumi.
Bulan
Bulan
merupakan benda angkasa berbentuk bulat yang beredar mengelilingi bumi dalam
suatu lintasan garis edar tertentu (orbit). Oleh karena itu, bulan disebut
sebagai satelit alam bumi (satelit artinya pengikut). Diameternya ± 3.476 km
atau sekitar tiga perempat diameter bumi, jarak rata-rata ke bumi sekitar
384.000 km.
Periode
revolusi bulan terhadap bumi sekitar 27,3 hari, sedangkan periode rotasinya
tepat sama dengan revolusinya yaitu 27,3 hari atau satu bulan sideris, yaitu
peredaran bulan mengelilingi bumi dalam suatu lingkaran penuh (360 derajat ).
Ciri bahwa bulan telah menyelesaikan satu lingkaran penuh, apabila posisi bulan
terhadap bintang adalah tetap, atau jika dilihat dari bumi posisi bulan telah
kembali pada keadaan semula. Bulan merupakan benda angkasa sangat kecil
gravitasinya, hanya 1/6 gravitasi bumi, akibatnya bulan tidak mampu mengikat
atmosfer.
Sumber
:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar