Rikayanti/1PA12/16516415
Dosen: Rizqi
Intan Sari Nugraheni
Tugas
8
Tahap Perkembangan Teori Evolusi
Selama
perjalanan teori evolusi, sejak pertama kali digagas sampai sekarang, telah
mengalami tahapan-tahapan penting. Pada hakekatnya apa yang telah digagas dan
dikembangkan oleh para pakar evolusi itu selalu menampilkan pemikiran yang
bersifat :
- Sebagai upaya untuk menjelaskan
fakta-fakta dan memadukannya dengan konsep esensial dalam teori evolusi,
sehingga teori evolusi terus mengalami perkembangan dari waktu ke waktu
demikian juga dengan konsep-konsepnya.
- Teori evolusi tidak
bertentangan dengan agama manapun di dunia.
- Teori evolusi modern dapat
menjelaskan proses-proses yang terjadi/ mungkin terjadi pada masa lampau,
meskipun sebagian masih bersifat hipotetik, namun selalu didasarkan pada fakta
(fenomena) dan asumsi-asumsi yang kuat.
Meskipun
teori evolusi selalu diasosiasikan dengan Charles Darwin, namun sebenarnya
biologi evolusioner telah berakar sejak zaman Aristoteles. Darwin adalah
ilmuwan pertama peletak dasar-dasar ilmiah teori evolusi, karena telah banyak
terbukti mapan menghadapi pengujian ilmiah sampai saat ini. Konsep utama teori
Darwin mengenai evolusi adalah tentang seleksi alam yang dianggap oleh
mayoritas komunitas sains sebagai teori terbaik dalam menjelaskan peristiwa
evolusi.
Tahap
perkembangan teori Evolusi dibedakan menjadi tiga besar yaitu Masa Pra-Darwin, Masa
Darwin, dan Masa Pasca-Darwin.
A. Masa Pra Darwin
Pemikiran-pemikiran
evolusi tentang nenek moyang bersama dan transmutasi spesies telah ada paling
tidak sejak abad ke-6 SM ketika hal ini dijelaskan secara rinci oleh seorang
filsuf Yunani, Anaximander. Beberapa orang dengan pemikiran yang sama meliputi
Empedocles, Lucretius, biologiawan Arab Al Jahiz, filsuf Persia Ibnu Miskawaih,
Ikhwan As-Shafa, dan filsuf Cina Zhuangzi. Pada masa pra-Darwin, teori evolusi
organik memperkirakan bahwa sejak kehidupan muncul di bumi, telah terjadi suatu
proses berkesinambungan. Organisme yang hidup berasal dari bentuk-bentuk
sebelumnya. Variasi-variasi yang besar adalah sebagai hasil respons makhluk
hidup terhadap perubahan lingkungan. Respons ini berupa perubahan struktur dan
fungsi tubuh makhluk individu hidup yang kemudian dilangsungkan kepada generasi
selanjutnya melalui suatu proses pewarisan sifat yang telah mengalami perubahan
itu. Masa praDarwin dapat digolongkan menjadi dua tahapan, yaitu :
1.
Masa
Fiksisme (Aristoteles, Plato, Leeuwenhoek, Cuvier, Linnaeus, Buffon, Hooke,
dll), yang pemikirannya memiliki kedekatan dengan mitos, sehingga pendapatnya
juga lebih bercorak sebagai fiksi ilmiah. Konsep-konsep utama yang berkembang
masa itu :
-
Sampai
abad ke-18, paham yang berkembang adalah bahwa organisme adalah sebagai ciptaan
Tuhan, sehingga dalam bahasan Biologi tentang “Asal-usul Kehidupan” disebut
sebagai Teori Ciptaan Khusus (The Special Creation). Leewenhoek, meskipun
dengan eksperimen yang menemukan Paraemecium dari potongan jerami yang direndam
air selama 7 hari (sesuai dengan kitab Kejadian, saat Tuhan menciptakan dunia
dan seisinya), menyatakan bahwa kehidupan berasal dari benda tak hidup, yang
disebutnya dengan konsep generatio spontanea.
-
Adanya
kelainan atau cacat tubuh adalah sebagai kutukan, jadi bukanlah sebagai
perubahan makhluk hidup yang dilatarbelakangi oleh seleksi alam maupun
perubahan genetik (mutasi) makhluk hidup. Pemikiran yang mulai berbeda dengan
teori Ciptaan Khusus kemudian mulai digagas oleh beberapa orang ahli, seperti :
1. Linnaeus mengelompokkan
organisme berdasarkan kesamaan alat reproduksinya, dan manusia dimasukkan ke
dalam kelompok kera (kera = Primata tidak berekor, monyet = Primata berekor)
2. Buffon menyatakan bahwa hewan-hewan
bersifat plastis. Variasi-variasi kecil yang dihasilkan lingkungan akan
berakumulasi membentuk perbedaan-perbedaan yang lebih besar. Setiap hewan pada
jalur tipe-tipe hewan, berubah dari moyangnya yang keadaanya lebih sederhana.
3. Cuvier menyatakan bahwa
tipe-tipe baru spesies terbentuk setelah ada bencana. Setiap spesies tercipta
secara terpisah. Georges Cuvier percaya bahwa bencana dan malapeteka yang
terjadi di muka bumi akan mengikis kehidupan yang ada. Dalam setiap peristiwa
bencana, selalu ada satu wilayah yang terhindar dari bencana. Kehidupan yang
tersisa akan menyebar ke wilayah-wilayah lainnya. Cuvier meyakini bahwa ada
kehidupan yang telah mengalami kepunahan.
2.
Masa
Adaptasi & Transformasi (Hutton, Malthus, Lamarck, Lyell dll.) Konsep-konsep
yang berkembang pada tahapan ini adalah :
-
Semua
ahli yang menyatakan teori evolusi masa ini didasarkan atas adanya perbedaan
antara makhluk satu dengan lainnya. Erasmus Darwin, yang tiada lain kakek
Charles Robert Darwin, dalam bukunya “Zoonomia” menyatakan bahwa kehidupan itu
berasal dari asal mula yang sama. Respons fungsional yang dimiliki oleh
individu makhluk hidup akan diwariskan kepada keturunannya.
-
Lamarck
Lamarck,
adalah biologiwan Perancis yang dikenal karena pendapatnya dalam teori tentang
evolusi kehidupan. Dia menyatakan bahwa perbedaan- antar individu terjadi
karena kebiasaan atau latihan-latihan yang dilakukan individu tersebut. Hal
yang diperoleh melalui latihan dapat diturunkan kepada anaknya. Contoh yang
dikemukakan adalah leher jerapah. Hewan ini memiliki leher yang panjang karena
mulut di kepala selalu digunakan untuk meraih daun-daun pakannya yang semakin
tinggi.
Lamarck
dikenal sebagai penggagas suatu bentuk teori evolusi kehidupan, yang kemudian
dikenal sebagai Lamarckisme. Ia percaya akan adanya perubahan linear pada
makhluk hidup dari bentuk tersederhana menuju bentuk yang lebih canggih.
Walaupun demikian, ia mendasarkan pada pendapat yang telah berlaku sejak masa
kuno yang menyatakan bahwa setiap spesies sudah ada sejak penciptaan kehidupan.
Pemikiran ini bertentangan dengan banyak pendapat sarjana Perancis sezamannya,
yang lebih condong pada perkembangan spesies. Ketika itu dinyatakan bahwa
spesies-spesies terbentuk dalam perkembangan proses kehidupan, tidak
"langsung jadi" begitu saja. Perubahan yang terjadi pada spesies adalah
sebagai akibat respons makhluk hidup terhadap lingkungan (adaptasi). Anggota
tubuh yang terlatih akan menguat, sementara yang tidak terpakai akan melemah
dan tereduksi. Hasil adaptasi (sedikit demi sedikit) ini lalu diwariskan secara
turun-temurun kepada anaknya dan berlanjut sepanjang masa.
Semenjak
Charles Darwin dan Alfred Wallace mengemukakan teori mereka, teori Lamarck
sering kali disitir untuk menyanggah pendapat Darwinisme tentang seleksi alam.
Pertentangan pemikiran ini baru tuntas setelah cabang ilmu Genetika semakin
dikenal orang pada abad ke-20. Konsep-konsep genetika banyak memberi dukungan
pada Darwinisme.
-
Para
pendukung materialisme dialektika, pemikiran yang berkembang pesat di akhir
abad ke-19, menganggap Lamarckisme sesuai dengan ideologi mereka, dan
melahirkan Neo-Lamarckisme. Kaum ini menolak teori evolusi Darwin, mengadopsi
Lamarckisme, dan bahkan mempraktekkannya dalam bidang pertanian di
negara-negara komunis. Vernalisasi (perlakuan suhu rendah) terhadap benih
gandum dianggap dapat "melatih" tanaman sehingga tahan menghadapi
musim dingin. Pendapat ini dipercaya karena hasil penelitian Ivan Mitschurin,
seorang pemulia tanaman Rusia, menunjukkan hal itu.
-
Charles
Lyell mengemukakan adanya evolusi geologi. Teori ini berbicara mengenai
perubahan ketinggian tanah, sedimen yang dibawa oleh air, perubahan partikel
dan perubahan iklim. Dalam teori ini, organisme-organisme yang ada dianggap
sebagai turunan hasil modifikasi spesies-spesies lain yang hidup di masa
geologi sebelumnya
-
Malthus
menyatakan bahwa kenaikan produksi bahan makanan seperti fungsi deret hitung,
sedangkan kenaikan jumlah penduduk (populasi) menurut fungsi deret ukur. Karena
pertumbuhan makanan tidak sebanding dengan pertumbuhan populasi, maka setiap
individu makhluk hidup harus berjuang untuk mendapatkan makan sebagai prasyarat
untuk mempertahankan hidup.
B. Masa Darwin
1. Masa Seleksi Alam (Darwin,
Wallace)
Organisme
di bumi yang beraneka ragam itu merupakan hasil dari seleksi alam. Kondisi alam
yang selalu berubah (dinamik), baik yang berupa faktor nirhayat (abiotik)
maupun hayat (biotik), adalah sebagai penyeleksi. Individu yang mampu
menyesuaikan diri (karena kuat, tahan penyakit, dsb) terhadap perubahan alam
akan dapat bertahan hidup, sedangkan yang tidak mampu akan terseleksi
(tereliminasi, mati). Struktur dan fungsi tubuh makhluk yang telah lolos dari
seleksi merupakan sifat yang akan diwariskan kepada generasi penerusnya.
a. Charles Robert Darwin
Darwin mempelajari variasi yang terdapat pada
berbagai burung jenis merpati yang dipelihara (domestikasi) oleh para penggemar
burung di Inggris. Darwin menemukan berbagai variasi, seperti : merpati gundul,
merpati jambul, merpati pos, merpati ekor merak, pouter, dsb.
1. Waktu itu Darwin menganggap
bahwa variasi itu adalah spesies (ini tidak betul setelah ditemukan definisi
spesies). Semua variasi itu dinyatakan sebagai peristiwa spesiasi (pembentukan
spesies baru) yang berasal dari moyang merpati, yaitu merpati liar (rock
pigeon) yang masih banyak hidup di Inggris.
2. Melakukan observasi tentang
asal-usul burung di kepulauan Galapagos. Sasaran pengamatannya adalah burung
finch (emprit branjangan). Darwin menemukan fakta bahwa berbagai spesies finch,
berdasarkan pada tempat hidup (habitat khusus) dan jenis makanannya, terdapat variasi
pada struktur paruh mereka.
Melihat
adanya keanekaragaman makhluk hidup, tetapi tidak tahu kenapa hal itu bisa
terjadi. Konsep Darwin tentang spesiasi ini ditulisnya sebagai buku yang
berjudul : The Origin of Species by Means Natural Selection and Preservation of
The Fits in Struggle for Life, pada tahun 1844.
Menurut
Darwin evolusi terjadi karena adanya seleksi alam (faktor alam yg mampu
menyeleksi makhluk hidup. Adaptasi merupakan penyebab terjadinya seleksi alam
(mekanisme seleksi alam). Ia juga mengoreksi pendapat Lamarck tentang jerapah.
Jerapah yang berleher panjang berasal dari yang berleher panjang pula,
sedangkan yang berleher pendek musnah. Faktor yang menyebabkan evolusi
(mekanisme evolusi adalah seleksi alam).
Dari
teori yang ada, Darwin menyusun bukti-bukti dan mengemukakan suatu teori untuk
menjelaskan bagaimana evolusi tersebut berlangsung. Ia menjelaskan data, yang
dikatakannya sebagai bukti, sebagai berikut :
1. Kecepatan reproduksi semua
spesies (jenis) melebihi kecepatan penambahan persediaan makanan.
2. Semua organisme menunjukkan
variasi, tidak ada dua individu dlm satu jenis yg persis sama.
3. Semakin banyak individu
memiliki peluang untuk hidup, tetapi karena keterbatasan makanan, tiap individu
harus berjuang mempertahankan hidup, yang didukung oleh : ukuran tubuh,
kekuatan, kemampuan lari, atau ciri apapun untuk bertahan yang menyebabkan individu
punya kelebihan tehradap yang lain.
4. Ciri yang mendukung kemampuan
bertahan hidup akan diwariskan kepada generasi berikutnya.
5. Sepanjang masa geologik,
variasi-variasi yang mampu bertahan akan menghasilkan perbedaan yang kian
nyata, dan terbentuklah jenis baru. Selanjutnya Darwin menyatakan inti (konsep
pokok) teori evolusi dapat dibagi menjadi beberapa pokok berikut ini :
·
Variasi
pada tumbuhan dan hewan merupakan suatu variasi karateristik yang muncul dalam
penampakan fenotip organisasi tersebut.
·
Rasio
pertambahan terjadi secara geometrik, yaitu jumlah setiap spesies relatif
tetap. Hal ini terjadi karena banyak individu yang tersingkir oleh predator,
perubahan iklim dan proses persaingan.
·
Struggle
for existance (usaha yang keras untuk bertahan ) merupakan suatu usaha individu
organisme untuk bertahan hidup. Individu dengan variasi yang tidak sesuai untuk
kondisi-kondisi yang umum di alam, akan tersingkir. Adapun individu-individu
dengan variasi yang menguntungkan dapat melanjutkan kehidupannya dan memperbanyak
diri dengan berproduksi.
·
The
survival of fittest, ketahanan didapat dari organisme yang memiliki kualitas
paling sesuai dengan lingkungan. Individu-individu yang dapat hidup akan
mewariskan variasi-variasi tersebut kepada generasi berikutnya.
Seiring dengan berkembangnya pengetahuan biologi
pada abad ke-18, pemikiran evolusi Darwin mulai menelusuri kembali pemikiran
beberapa filsuf seperti Pierre Maupertuis (1745) dan Erasmus Darwin (1796).
Pemikiran biologiawan Jean-Baptiste Lamarck tentang transmutasi spesies juga
memiliki pengaruh yang kuat. Charles Darwin merumuskan pemikiran seleksi
alamnya pada tahun 1838 dan masih mengembangkan teorinya pada tahun 1858 ketika
Alfred Russel Wallace mengirimkannya teori yang mirip, melalui suratnya "Surat
dari Ternate". Keduanya diajukan ke Linnean Society of London sebagai dua
karya yang terpisah. Pada akhir tahun 1859, publikasi Darwin, On the Origin of
Species, menjelaskan seleksi alam secara detail dan memberikan bukti yang
mendorong penerimaan luas evolusi dalam komunitas ilmiah.
b. Sir Alfred Russel Wallace
Dari
hasil perjalanannya ke Malaysia, Borneo, Sulawesi dan Maluku, dia melihat
perbedaan fauna di Indonesia bagian Barat dan Timur, yang dibatasi dengan garis
imajiner membentang dari utara laut antara pulau Kalimantan dengan pulau
Sulawesi, membentang ke selatan membelah selat Lombok. Laut yang disebut
sebagai pembatas ini merupakan laut yang dalam. Fauna Kalimantan dan Bali ke
barat bersubtipe Malesia yang merupakan tipe flora Asia, sedangkan fauna Sulawesi
dan Lombok ke timur bersubtipe Australasia, mirip fauna Australia. - Ia juga
menyatakan persetujuannya pada konsep Survival of the fittest (siapa yang kuat
dia yang menang) seperti yang dikemukakan oleh Darwin.
2. Masa Teori Genetika (Mendel, De
Vries, Tschernov, Bateson, Weismann, dll)
a. Gregor Johan Mendel
Hukum
Pewarisan Sifat Pengkajian kembali kembali karya Gregor Johan Mendel mengenai genetika,
yang tidak diketahui oleh Darwin dan Wallace, dikemukakan oleh Hugo de Vries
untuk menjelaskan tentang pewarisan sifat makhluk hidup kepada keturunannya.
b. De Vries dan Tschernov
Menguatkan
kembali hukum Mendel melalui penelitian-penelitian yang dilakukan. Pada masa
Darwin teori Genetika dan teori Evolusi merupakan dua disiplin ilmu yang
berkembang bersama dan terpisah satu dengan lainnya tanpa ada sangkut pautnya.
Mereka berdualah yang menghubungkan antara dua teori tersebut, sehingga teori
Evolusi mampu memberikan penjelasan tentang bagaimana perubahan sifat yang
terjadi itu dilatarbelakangi oleh mutasi gen-gen, dan kemudian diwariskan
kepada keturunannya. Dalam perjalanan waktu, mutasi dapat berlangsung berulang
kali, sehingga perbedaan (penyimpangan) sifat (yang dibawa oleh gen hasil
mutasi) semakin jauh. Hasilnya adalah makhluk hidup yang makin beragam hingga
kini.
c. Bateson
Menyatakan
bahwa kesesuaian antara warna tubuh makhluk hidup dengan lingkungannya, atau
disebut mimikri, merupakan adaptasi dalam bentuk warna penyamaran, sehingga
tidak tampak mencolok. Contoh yang diambil olehnya adalah warna sayap berbagai
kupu-kupu. Penyamaran warna ini sebagai perlindungan makhluk, baik terhadap
hewan lain sebagai pemangsa (predator) alaminya maupun bagi predator ketika
mencari korban (prey).
d. Weismann,
Seorang ahli biologi berkebangsaan Jerman yang
hidup pada tahun 1834-1912, menyatakan bahwa evolusi terjadi karena adanya
seleksi alam terhadap faktor genetis. Variasi yang diwariskan dari induk kepada
anaknya bukan diperoleh dari lingkungannya tetapi perubahan yang diatur oleh
faktor genetik atau gen. Dalam percobaannya Weismann memotong ekor tikus sampai
20 generasi, tetapi anaknya tetap saja berekor. Percobaan ini menyanggah teori
evolusi Lamarck.
Berdasarkan pendapat para ahli
seperti yang telah disebut di atas, perdebatan mengenai mekanisme evolusi terus
berlanjut. Ketika Darwin mencetuskan teori evolusinya, ia tidak dapat
menjelaskan sumber variasi terwariskan yang diseleksi oleh seleksi alam. Seperti
Lamarck, ia beranggapan bahwa orangtua (parental) mewariskan adaptasi yang
diperolehnya selama hidupnya, teori yang kemudian disebut sebagai Lamarckisme.
Pada tahun 1880- an, August Weismann mengindikasikan bahwa perubahan ini tidak
diwariskan, dan Lamarckisme berangsur-angsur ditinggalkan. Selain itu, Darwin
tidak dapat menjelaskan bagaimana sifat-sifat diwariskan dari satu generasi ke
generasi yang lain.
Pada tahun 1865, Gregor Mendel
menemukan bahwa pewarisan sifat-sifat dapat diprediksi. Ketika karya Mendel
ditemukan kembali pada tahun 1900-an, ketidakcocokan atas laju evolusi yang
diprediksi oleh genetikawan dan biometrikawan meretakkan hubungan model evolusi
Mendel dan Darwin. Pasca Darwin Pada masa ini masyarakat ilmiah lebih
komunikatif, dibandingkan pada masa sebelumnya, sehingga para ahli bisa melihat
keterkaitan antara ilmu satu dengan lainnya.
Penemuan oleh Hugo de Vries dan
lainnya pada awal 1900-an memberikan dorongan terhadap pemahaman bagaimana
variasi terjadi pada sifat tumbuhan dan hewan. Seleksi alam menggunakan variasi
tersebut untuk membentuk keanekaragaman sifat-sifat adaptasi yang terpantau
pada organisme hidup. Walaupun Hugo de Vries dan genetikawan pada awalnya
sangat kritis terhadap teori evolusi, penemuan kembali genetika dan riset
selanjutnya pada akhirnya memberikan dasar yang kuat terhadap evolusi, bahkan
lebih meyakinkan daripada ketika teori ini pertama kali diajukan. Dokumentasi
fakta-fakta terjadinya evolusi dilakukan oleh cabang biologi yang dinamakan
biologi evolusioner. Cabang ini juga mengembangkan dan menguji teori-teori yang
menjelaskan penyebab evolusi. Kajian catatan fosil dan keanekaragaman hayati
organisme-organisme hidup telah meyakinkan para ilmuwan pada pertengahan abad
ke-19 bahwa spesies berubah dari waktu ke waktu. Namun, mekanisme yang
mendorong perubahan ini tetap tidaklah jelas sampai pada publikasi tahun 1859
oleh Charles Darwin, On the Origin of Species yang menjelaskan dengan detail
teori evolusi melalui seleksi alam. Karya Darwin dengan segera diikuti oleh
penerimaan teori evolusi dalam komunitas ilmiah.
Pada tahun 1930, teori seleksi
alam Darwin digabungkan dengan teori pewarisan Mendel, membentuk sintesis
evolusi modern, yang menghubungkan satuan evolusi (gen) dengan mekanisme
evolusi (seleksi alam). Kekuatan penjelasan dan prediksi teori ini mendorong
riset yang secara terus menerus menimbulkan pertanyaan baru, di mana hal ini
telah menjadi prinsip pusat biologi modern yang memberikan penjelasan secara
lebih menyeluruh tentang keanekaragaman hayati di bumi. Kontradiksi antara
teori evolusi Darwin melalui seleksi alam dengan karya Mendel disatukan pada
tahun 1920-an dan 1930-an oleh biologiawan evolusi seperti J.B.S. Haldane,
Sewall Wright, dan terutama Ronald Fisher, yang menyusun dasardasar genetika populasi.
Hasilnya adalah kombinasi evolusi melalui seleksi alam dengan pewarisan Mendel
menjadi sintesis evolusi modern. Bukan hanya Genetika dan Evolusi saja yang
saling menunjang, tetapi semua cabang ilmu biologi dapat menjelaskan fenomena
evolusi. Pernyataan ini didukung oleh sebagian besar ahli biologi pada waktu
itu. Theodozius Dobzhansky, ahli genetika, berjasa merangkum begitu banyak
fenomena evolusi dari berbagai macam disiplin biologi. Ahli-ahli lain yang
terlibat dalam pengembangan teori evolusi pasca Darwin antara lain : Morgan,
yang melakukan pengamatan terhadap fenomena kerja gen pada lalat buah
(Drosophila melanogaster); Mayr & Darlington, seorag ahli taksonomi
sistematik & zoogeografi burung, menemukan fenomena evolusi yang baru; Simpson,
ahli Paleontologi.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar