Rikayanti/1PA12/16516415
Dosen: Rizqi
Intan Sari Nugraheni
Tugas 7
Teori-Teori Alam Semesta
Teori Big Bang
Menurut
teori ini dijelaskan bahwa jagat raya terbentuk dari ledakan dahsyat yang terjadi
kira-kira 13.700 juta tahun yang lalu. Akibat ledakan tersebut materi-materi dengan
jumlah sangat banyak terlontar ke segala penjuru alam semesta. Materi-materi tersebut
akhirnya membentuk bintang, planet, debu kosmis, asteroid, meteor, energi, dan
partikel-partikel lain.
Teori
”Big Bang” ini didukung oleh beberapa orang astronom, diantaranya Tahun 1929 Edwin
Hubble mengungkapkan bahwa berdasarkan
pengamatan dan penelitian yang dilakukannya, menunjukkan bahwa jagat raya ini
tidak bersifat statis. Semakin jauh jarak galaksi dari Bumi, semakin cepat
proses pengembangannya. Edwin Hubble menemukan bahwa ada galaksi lainnya selain
galaksi Bimasakti (Milky Way) dan bahwa semua galaksi itu mengalami pergeseran
merah (cahaya bintang-bintang dan galaksi mendekati spektrum merah). Dahulu
mereka berdekatan dan berkumpul pada suatu titik massa yang mampat, disebut
dengan “volume nol” atau “singularitas” yang akhirnya meledak dan mengembang.
Penemuan
tersebut dikuatkan lagi oleh ahli astrofisika dari Amerika Serikat, Arno Pnezias
dan Robert Wilson pada tahun 1965 telah mengukur tahap radiasi yang ada di angkasa
raya. Penemuan ini kemudian disahkan oleh ahli sains dengan menggunakan alat
NASA yang bernama COBE spacecraft antara tahun 1989–1993. Kajian-kajian terkini
dari laboratorium CERN (Conseil Europeen pour la Recherche Nucleaire atau
European Council for Nuclear Research)yang terletak berdekatan
dengan Genewa menguatkan lagi teori ”Big Bang”. Semua ini mengesahkan bahwa
pada masa dahulu langit dan Bumi pernah bersatu sebelum akhirnya terpisah-pisah
seperti sekarang.
Teori Keadaan Tetap
Teori
”Keadaan Tetap” atau teori ciptaan sinambung menyatakan bahwa jagat raya
selama berabad-abad selalu dalam keadaan yang sama dan zat hidrogen senantiasa dicipta
dari ketiadaan. Penambahan jumlah zat, dalam teori ini memerlukan waktu yang sangat
lama, yaitu kira-kira seribu juta tahun untuk satu atom dalam satu volume ruang
angkasa.
Teori
ini diajukan oleh ahli astronomi Fred Hoyle dan beberapa ahli
astrofisika Inggris. Berikut teori ”keadaan tetap”, Ketika alam semesta
mengembang, materi baru terus menerus muncul dengan sendirinya dalam jumlah tepat
sehingga alam semesta berada dalam “keadaan-stabil”. Galaksi baru yang
terciptakan dari materi baru ini akan membuat jagat raya tampak sama sepanjang
masa. kita harus menerima bahwa zat baru selalu diciptakan dalam ruang angkasa
di antara berbagai galaksi, sehingga galaksi baru akan terbentuk guna
menggantikan galaksi yang menjauh. Untuk mempertahankan kerapatan jagat raya
konstan, laju penciptaan materi cukup kecil yakni satu atom hidrogen per
sentimeter kubik setiap 1 milyar tahun. Dengan kata lain, alam semesta menurut
teori ini adalah statis/tetap, tidak permulaan atau akhir. Alam semesta akan
tetap sama kelihatannya sampai kapanpun. Orang sepakat bahwa zat yang merupakan
asal mula bintang dan galaksi tersebut adalah hidrogen. Teori ini diterima
secara skeptis oleh beberapa ahli yang lain, sebab hal itu melanggar salah satu
hukum dasar fisika, yaitu hukum kekekalan zat. Zat tidak dapat diciptakan atau
dihilangkan tetapi hanyalah dapat diubah menjadi jenis zat lain atau menjadi
energi. Sampai saat ini belum dapat dipastikan bagaimana sesungguhnya jagat raya
ini terbentuk.
Teori-teori
yang dikemukakan para ahli tersebut tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan
sendiri-sendiri. Teori ini segera runtuh dan tidak banyak penggemarnya ketika
ditemukan radiasi latar belakang kosmik. Stephen Hawking mengatakan bahwa materi
yang mengisi ruang dan berupa materi baru bersifat memencar sehingga keadaan
jagad raya selalu mengalami perubahan.
Teori Jagat Raya Mengembang
Galaksi-galaksi
bergerak saling menjauhi, yang berarti jagat raya mengembang menjadi lebih
luas. Alexandre Friedmann (Rusia) tahun 1922 menghasilkan perhitungan yang menyatakan
struktur alam semesta tidak statis dan impuls kecil mungkin cukup membuat alam
semesta mengerut atau mengembang sesuai Teori Relativitas Einstein. Berdasarkan
perhitungan Friedman tahun 1927, Pastur Katholik Belgia, Georges Lemaitre
menyatakan bahwa alam semesta mempunyai permulaan dan mengalami pengembangan.
Ia mengusulkan bahwa alam semesta dimulai dengan atom primitif.
Teori Berayun
Tampaknya
Teori Alam Semesta yang Berayun merupakan kelajutan dari teori Dentuman/Ledakan
Besar. Para ahli menemukan bahwa gerak galaksi yang saling menjauh itu
menunjukkan tanda-tanda makin melambat. Pelambatan ini menghasilkan suatu
spekulasi bahwa alam semesta ini melengkung positif. Apabila benar demikian maka
berarti alam semesta ini tak bertepi tetapi tidak tanpa batas. Sehingga, pada suatu
waktu semua materi akan berhenti dan mulai mengerut lagi sebagai akibat gaya (tarik)
gravitasi. Semua materi akan termampat lagi menjadi sebuah bola raksasa dan
selanjutnya akan meledak lagi. Terbentuklah alam semsta seperti yang kita alami
saat ini. Selama proses mengembang dan mengkerut, memampat dan meledak tiada
materi yang rusak atau tercipta, melainkan hanya berubah tatanannya.
Sistem Tata Surya
Tata
Surya merupakan sebuah sebuah sistem yang terdiri dari Matahari, delapan
planet, planet-kerdil, komet, asteroid dan benda-benda angkasa kecil lainnya.
Matahari merupakan pusat dari Tata Surya di mana anggota Tata Surya yang lain
beredar mengelilingi Matahari.
IAU
(International Astronomical Union) secara umum mengelompokkan benda angkasa
yang mengeliligi Matahari menjadi tiga yaitu:
A. Planet
Sebuah
benda langit dikatakan planet jika memenuhi kriteria sebagai berikut:
i.
Mengorbit
Matahari
ii.
Bentuk
fisiknyanya cenderung bulat
iii.
Orbitnya
bersih dari keberadaan benda angkasa lain
B. Planet-Kerdil
Sebuah
benda langit dikatakan sebagai planet-kerdil jika:
i. Mengorbit Matahari
ii. Bentuk fisiknya cenderung bulat
iii. Orbitnya belum bersih dari
keberadaan benda angkasa lain
iv. Bukan merupakan satelit
C. Benda-benda Tata Surya Kecil
(Small Solar System Bodies)
Seluruh
benda angkasa lain yang mengelilingi Matahari selain planet atau planet-kerdil.
Benda-benda Tata Surya Kecil tersebut di antaranya adalah komet, asteroid,
objek-objek trans-neptunian, serta benda-benda kecil lainnya.
Jenis
benda langit yang termasuk ke dalam anggota Sistem Tata Surya adalah sebagai
berikut.
A. Matahari
Matahari
merupakan sebuah bintang yang jaraknya paling dekat ke Bumi. Jarak rata-rata
Bumi ke Matahari adalah 150 juta Km atau 1 Satuan Astronomi. Matahari berbentuk
bola gas pijar yang tersusu atas gas Hidrogen dan gas Helium. Matahari mempunyai
diameter 1,4 × 106 Km, suhu permukaannya mencapai 6000 ° K. Matahari
merupakan sumber energi utama bagi planet Bumi yang menyebabkan berbagai proses
fisis dan biologi dapat berlangsung. Energi yang dipancarkan oleh Matahari
dibentuk di bagian dalam matahari melalaui reaksi inti. Energi dipancarkan oleh
Matahari ke Bumi dalam bentuk radiasi gelombang elektromagnetik.
B. Planet
Berdasarkan
kriteria IAU (International Astronomical Union), planet adalah benda langit
yang:
i. Mengorbit Matahari
ii. Bentuk fisiknyanya cenderung
bulat
iii. Orbitnya bersih dari keberadaan
benda angkasa lain
Planet-planet yang berada dalam
sistem Tata Surya adalah Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus,
Uranus, dan Neptunus. Sejak tahun 2006, Pluto tidak dikategorikan lagi sebagai
planet karena kriteria ke-3 dari tiga kriteria di atas tidak dipenuhi oleh
Pluto. Pluto memiliki orbit yang memotong orbit Neptunus sehingga dianggap
orbit Pluto belum bersih dari benda angkasa lain. Ukuran Pluto tidak lebih
besar dari Bulan dan jika dilihat dengan teleskop maka akan tampak benda
angkasa lain yang ukurannya hampir sama dengan Pluto yaitu yang diberi nama
Charon
C. Planet-Kerdil Planet-kerdil
(Dwarf Planet)
Planet
Kerdil merupakan kategori baru dalam keanggotaan Tata Surya berdasarkan
resolusi IAU (International Astronomical Union) tahun 2006. Sebuah benda
angkasa dikatakan planet kerdil jika:
i. Mengorbit Matahari
ii. Bentuk fisiknya cenderung bulat
iii. Orbitnya belum bersih dari
keberadaan benda angkasa lain.
iv. Bukan merupakan satelit
Contoh dari planet kerdil
adalah Pluto seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Contoh lain dari planet
kerdil adalah Ceres yang orbitnya berada di lingkungan asteroid. Ceres tadinya
dikategorikan sebagai salah satu asteroid terbesar yang berada di sabuk asteroid.
Sejak tahun 2006, Ceres dikategorikan sebagai planet kerdil karena memenuhi
kriteria di atas.
D. Satelit
Satelit
adalah benda langit pengiring planet. Satelit senantiasa mengiringi dan
berputar terhadap planet pusatnya. Berdasarkan cara terbentuknya satelit dapat
dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu :
i. Satelit Alam, adalah satelit
yang terbentuk karena adanya peristiwa alam bersamaan dengan terbentuknya planet. Contoh: Bulan, sebagai satelit alam Bumi; Titan, sebagai satelit alam
Saturnus.
ii. Satelit Buatan, adalah satelit
yang dibuat oleh manusia yang digunakan untuk tujuan tertentu. Contoh: Satelit
cuaca, satelit komunikasi, satelit mata-mata, dan sebagainya. Pada umumnya
planet-planet dalam sistem tata surya mempunyai beberapa satelit yang
senantiasa mengiringinya. Hanya planet Merkurius dan planet Venus yang tidak
memiliki satelit.
E. Asteroid
Asteroid
dinamakan juga Planet Minor atau planetoid, asteroid mengisi ruang antara Mars
dan Yupiter. Didalam sistem Tata Surya ditaksir terdapat 100000 buah planetoid
yang ukurannya antara 2 - 750 Km.
F. Komet
Komet
disebut juga Bintang Berekor, adalah benda langit yang orbitnya sangat lonjong,
sehingga jaraknya ke Matahari kadang-kadang jauh sekali tetapi suatu saat dapat
dekat sekali. Ekor komet selalu menjauhi matahari karena mendapat tekanan dari
Matahari. Wujud komet tersusun dari kristal-kristal es yang rapuh sehingga mudah
terlepas dari badannya. Bagian yang terlepas inilah yang membentuk semburan
cahaya ketika sebuah komet melintas di dekat Matahari. Karena orbit komit tidak
seperti orbit planet maka komet akan terlihat di bumi jika komet tersebut
sedang berada dekat dengan Matahari. Oleh karena itu ada komet yang mendekati
Bumi setiap 3 atau 4 tahun sekali; tetapi ada juga yang sampai 76 tahun sekali
yaitu Komet Halley.
G. Meteor,
Meteoroid dan Meteoroit
Meteor
adalah pecahan benda langit yang masuk ke dalam atmosfer bumi dan menyebabkan
terjadinya gesekan antara permukaan meteor dengan udara dalam kecepatan tinggi.
Proses ini menimbulkan sebuah fenomena pijaran api dan cahaya dari kejauhan
yang biasa kita sebut dengan fenomena bintang jatuh.
Meteoroid
adalah benda kecil di luar angkasa yang ukurannya lebih kecil daripada asteroid
tetapi lebih besar daripada sebuah molekul yang bergerak dalam ruang antar
planet. Ketika meteoroid memasuki atmosfer bumi, maka meteoroid ini akan
disebut dengan meteor.
Meteorit
adalah sisa dari meteor yang menyentuh permukaan bumi karena tidak habis
terbakar di atmosfer.
Sumber:
www.ilmudasar.com
› Astronomi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar