Senin, 19 Juni 2017

Teori Alam Semesta dan Sistem Tata Surya

Rikayanti/1PA12/16516415
Dosen: Rizqi Intan Sari Nugraheni
Tugas 7
Teori-Teori Alam Semesta
Teori Big Bang
Menurut teori ini dijelaskan bahwa jagat raya terbentuk dari ledakan dahsyat yang terjadi kira-kira 13.700 juta tahun yang lalu. Akibat ledakan tersebut materi-materi dengan jumlah sangat banyak terlontar ke segala penjuru alam semesta. Materi-materi tersebut akhirnya membentuk bintang, planet, debu kosmis, asteroid, meteor, energi, dan partikel-partikel lain.
Teori ”Big Bang” ini didukung oleh beberapa orang astronom, diantaranya Tahun 1929 Edwin Hubble  mengungkapkan bahwa berdasarkan pengamatan dan penelitian yang dilakukannya, menunjukkan bahwa jagat raya ini tidak bersifat statis. Semakin jauh jarak galaksi dari Bumi, semakin cepat proses pengembangannya. Edwin Hubble menemukan bahwa ada galaksi lainnya selain galaksi Bimasakti (Milky Way) dan bahwa semua galaksi itu mengalami pergeseran merah (cahaya bintang-bintang dan galaksi mendekati spektrum merah). Dahulu mereka berdekatan dan berkumpul pada suatu titik massa yang mampat, disebut dengan “volume nol” atau “singularitas” yang akhirnya meledak dan mengembang.
Penemuan tersebut dikuatkan lagi oleh ahli astrofisika dari Amerika Serikat, Arno Pnezias dan Robert Wilson pada tahun 1965 telah mengukur tahap radiasi yang ada di angkasa raya. Penemuan ini kemudian disahkan oleh ahli sains dengan menggunakan alat NASA yang bernama COBE spacecraft antara tahun 1989–1993. Kajian-kajian terkini dari laboratorium CERN (Conseil Europeen pour la Recherche Nucleaire atau European Council for Nuclear Research)yang terletak berdekatan dengan Genewa menguatkan lagi teori ”Big Bang”. Semua ini mengesahkan bahwa pada masa dahulu langit dan Bumi pernah bersatu sebelum akhirnya terpisah-pisah seperti sekarang.
Teori Keadaan Tetap
Teori ”Keadaan Tetap” atau teori ciptaan sinambung menyatakan bahwa jagat raya selama berabad-abad selalu dalam keadaan yang sama dan zat hidrogen senantiasa dicipta dari ketiadaan. Penambahan jumlah zat, dalam teori ini memerlukan waktu yang sangat lama, yaitu kira-kira seribu juta tahun untuk satu atom dalam satu volume ruang angkasa.
Teori ini diajukan oleh ahli astronomi Fred Hoyle dan beberapa ahli astrofisika Inggris. Berikut teori ”keadaan tetap”, Ketika alam semesta mengembang, materi baru terus menerus muncul dengan sendirinya dalam jumlah tepat sehingga alam semesta berada dalam “keadaan-stabil”. Galaksi baru yang terciptakan dari materi baru ini akan membuat jagat raya tampak sama sepanjang masa. kita harus menerima bahwa zat baru selalu diciptakan dalam ruang angkasa di antara berbagai galaksi, sehingga galaksi baru akan terbentuk guna menggantikan galaksi yang menjauh. Untuk mempertahankan kerapatan jagat raya konstan, laju penciptaan materi cukup kecil yakni satu atom hidrogen per sentimeter kubik setiap 1 milyar tahun. Dengan kata lain, alam semesta menurut teori ini adalah statis/tetap, tidak permulaan atau akhir. Alam semesta akan tetap sama kelihatannya sampai kapanpun. Orang sepakat bahwa zat yang merupakan asal mula bintang dan galaksi tersebut adalah hidrogen. Teori ini diterima secara skeptis oleh beberapa ahli yang lain, sebab hal itu melanggar salah satu hukum dasar fisika, yaitu hukum kekekalan zat. Zat tidak dapat diciptakan atau dihilangkan tetapi hanyalah dapat diubah menjadi jenis zat lain atau menjadi energi. Sampai saat ini belum dapat dipastikan bagaimana sesungguhnya jagat raya ini terbentuk.
Teori-teori yang dikemukakan para ahli tersebut tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan sendiri-sendiri. Teori ini segera runtuh dan tidak banyak penggemarnya ketika ditemukan radiasi latar belakang kosmik. Stephen Hawking mengatakan bahwa materi yang mengisi ruang dan berupa materi baru bersifat memencar sehingga keadaan jagad raya selalu mengalami perubahan.
Teori Jagat Raya Mengembang
Galaksi-galaksi bergerak saling menjauhi, yang berarti jagat raya mengembang menjadi lebih luas. Alexandre Friedmann (Rusia) tahun 1922 menghasilkan perhitungan yang menyatakan struktur alam semesta tidak statis dan impuls kecil mungkin cukup membuat alam semesta mengerut atau mengembang sesuai Teori Relativitas Einstein. Berdasarkan perhitungan Friedman tahun 1927, Pastur Katholik Belgia, Georges Lemaitre menyatakan bahwa alam semesta mempunyai permulaan dan mengalami pengembangan. Ia mengusulkan bahwa alam semesta dimulai dengan atom primitif.
Teori Berayun
Tampaknya Teori Alam Semesta yang Berayun merupakan kelajutan dari teori Dentuman/Ledakan Besar. Para ahli menemukan bahwa gerak galaksi yang saling menjauh itu menunjukkan tanda-tanda makin melambat. Pelambatan ini menghasilkan suatu spekulasi bahwa alam semesta ini melengkung positif. Apabila benar demikian maka berarti alam semesta ini tak bertepi tetapi tidak tanpa batas. Sehingga, pada suatu waktu semua materi akan berhenti dan mulai mengerut lagi sebagai akibat gaya (tarik) gravitasi. Semua materi akan termampat lagi menjadi sebuah bola raksasa dan selanjutnya akan meledak lagi. Terbentuklah alam semsta seperti yang kita alami saat ini. Selama proses mengembang dan mengkerut, memampat dan meledak tiada materi yang rusak atau tercipta, melainkan hanya berubah tatanannya.


Sistem Tata Surya
Tata Surya merupakan sebuah sebuah sistem yang terdiri dari Matahari, delapan planet, planet-kerdil, komet, asteroid dan benda-benda angkasa kecil lainnya. Matahari merupakan pusat dari Tata Surya di mana anggota Tata Surya yang lain beredar mengelilingi Matahari.
IAU (International Astronomical Union) secara umum mengelompokkan benda angkasa yang mengeliligi Matahari menjadi tiga yaitu:
A.       Planet
Sebuah benda langit dikatakan planet jika memenuhi kriteria sebagai berikut:
                i.          Mengorbit Matahari
               ii.          Bentuk fisiknyanya cenderung bulat
             iii.          Orbitnya bersih dari keberadaan benda angkasa lain
B.       Planet-Kerdil
Sebuah benda langit dikatakan sebagai planet-kerdil jika:
                i.     Mengorbit Matahari
               ii.     Bentuk fisiknya cenderung bulat
             iii.     Orbitnya belum bersih dari keberadaan benda angkasa lain
             iv.     Bukan merupakan satelit
C.      Benda-benda Tata Surya Kecil (Small Solar System Bodies)
Seluruh benda angkasa lain yang mengelilingi Matahari selain planet atau planet-kerdil. Benda-benda Tata Surya Kecil tersebut di antaranya adalah komet, asteroid, objek-objek trans-neptunian, serta benda-benda kecil lainnya.
Jenis benda langit yang termasuk ke dalam anggota Sistem Tata Surya adalah sebagai berikut.
A.       Matahari
Matahari merupakan sebuah bintang yang jaraknya paling dekat ke Bumi. Jarak rata-rata Bumi ke Matahari adalah 150 juta Km atau 1 Satuan Astronomi. Matahari berbentuk bola gas pijar yang tersusu atas gas Hidrogen dan gas Helium. Matahari mempunyai diameter 1,4 × 106 Km, suhu permukaannya mencapai 6000 ° K. Matahari merupakan sumber energi utama bagi planet Bumi yang menyebabkan berbagai proses fisis dan biologi dapat berlangsung. Energi yang dipancarkan oleh Matahari dibentuk di bagian dalam matahari melalaui reaksi inti. Energi dipancarkan oleh Matahari ke Bumi dalam bentuk radiasi gelombang elektromagnetik.
B.       Planet
Berdasarkan kriteria IAU (International Astronomical Union), planet adalah benda langit yang:
                i.     Mengorbit Matahari
               ii.     Bentuk fisiknyanya cenderung bulat
             iii.     Orbitnya bersih dari keberadaan benda angkasa lain
Planet-planet yang berada dalam sistem Tata Surya adalah Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus. Sejak tahun 2006, Pluto tidak dikategorikan lagi sebagai planet karena kriteria ke-3 dari tiga kriteria di atas tidak dipenuhi oleh Pluto. Pluto memiliki orbit yang memotong orbit Neptunus sehingga dianggap orbit Pluto belum bersih dari benda angkasa lain. Ukuran Pluto tidak lebih besar dari Bulan dan jika dilihat dengan teleskop maka akan tampak benda angkasa lain yang ukurannya hampir sama dengan Pluto yaitu yang diberi nama Charon
C.      Planet-Kerdil Planet-kerdil (Dwarf Planet)
Planet Kerdil merupakan kategori baru dalam keanggotaan Tata Surya berdasarkan resolusi IAU (International Astronomical Union) tahun 2006. Sebuah benda angkasa dikatakan planet kerdil jika:
                i.     Mengorbit Matahari
               ii.     Bentuk fisiknya cenderung bulat
             iii.     Orbitnya belum bersih dari keberadaan benda angkasa lain.
             iv.     Bukan merupakan satelit
Contoh dari planet kerdil adalah Pluto seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Contoh lain dari planet kerdil adalah Ceres yang orbitnya berada di lingkungan asteroid. Ceres tadinya dikategorikan sebagai salah satu asteroid terbesar yang berada di sabuk asteroid. Sejak tahun 2006, Ceres dikategorikan sebagai planet kerdil karena memenuhi kriteria di atas.
D.      Satelit
Satelit adalah benda langit pengiring planet. Satelit senantiasa mengiringi dan berputar terhadap planet pusatnya. Berdasarkan cara terbentuknya satelit dapat dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu :
                       i.   Satelit Alam, adalah satelit yang terbentuk karena adanya peristiwa alam bersamaan dengan                               terbentuknya planet. Contoh: Bulan, sebagai satelit alam Bumi; Titan, sebagai satelit alam Saturnus.
                                ii.  Satelit Buatan, adalah satelit yang dibuat oleh manusia yang digunakan untuk tujuan tertentu. Contoh:                  Satelit cuaca, satelit komunikasi, satelit mata-mata, dan sebagainya. Pada umumnya planet-planet dalam           sistem tata surya mempunyai beberapa satelit yang senantiasa mengiringinya. Hanya planet Merkurius                dan planet Venus yang tidak memiliki satelit.

E.       Asteroid
Asteroid dinamakan juga Planet Minor atau planetoid, asteroid mengisi ruang antara Mars dan Yupiter. Didalam sistem Tata Surya ditaksir terdapat 100000 buah planetoid yang ukurannya antara 2 - 750 Km.

F.       Komet
Komet disebut juga Bintang Berekor, adalah benda langit yang orbitnya sangat lonjong, sehingga jaraknya ke Matahari kadang-kadang jauh sekali tetapi suatu saat dapat dekat sekali. Ekor komet selalu menjauhi matahari karena mendapat tekanan dari Matahari. Wujud komet tersusun dari kristal-kristal es yang rapuh sehingga mudah terlepas dari badannya. Bagian yang terlepas inilah yang membentuk semburan cahaya ketika sebuah komet melintas di dekat Matahari. Karena orbit komit tidak seperti orbit planet maka komet akan terlihat di bumi jika komet tersebut sedang berada dekat dengan Matahari. Oleh karena itu ada komet yang mendekati Bumi setiap 3 atau 4 tahun sekali; tetapi ada juga yang sampai 76 tahun sekali yaitu Komet Halley.

G.      Meteor, Meteoroid dan Meteoroit
Meteor adalah pecahan benda langit yang masuk ke dalam atmosfer bumi dan menyebabkan terjadinya gesekan antara permukaan meteor dengan udara dalam kecepatan tinggi. Proses ini menimbulkan sebuah fenomena pijaran api dan cahaya dari kejauhan yang biasa kita sebut dengan fenomena bintang jatuh.
Meteoroid adalah benda kecil di luar angkasa yang ukurannya lebih kecil daripada asteroid tetapi lebih besar daripada sebuah molekul yang bergerak dalam ruang antar planet. Ketika meteoroid memasuki atmosfer bumi, maka meteoroid ini akan disebut dengan meteor.
Meteorit adalah sisa dari meteor yang menyentuh permukaan bumi karena tidak habis terbakar di atmosfer.

Sumber:
www.ilmudasar.com › Astronomi



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Matematika dan Ilmu Alamiah Dasar Tugas 9

Nama  : Intan Justitia Dewi Top of Form Bottom of Form Kelas  : I PA 12 NPM  : 18516337 The Great Blue Hole, Jurang Terdalam ...