NAMA : SILFANI ANAFIKA
NPM :
17516041
KELAS : 1PA12
KONDISI
ALAM YANG SEMAKIN MEMBUNUH
Kebakaran Hutan
Kebakaran hutan adalah kebakaran
yang diakibatkan oleh faktor alam seperti akibat sambaran petir, kekeringan
yang berkepanjangan, leleran lahar, dan lain sebagainya. Kebakaran hutan
menyebabkan dampak yang luas akibat asap kebakaran yang menyebar ke banyak
daerah di sekitarnya. Hutan yang terbakar juga bisa sampai ke pemukiman warga
sehingga bisa membakar habis bangunan-bangunan yang ada.
Penyebab Kebakaran liar, antara
lain:
b)
Kecerobohan manusia antara lain membuang
puntung rokok secara sembarangan dan lupa
mematikan api di perkemahan.
c)
Aktivitas vulkanis seperti terkena aliran lahar atau awan panas dari letusan
gunung berapi.
d)
Tindakan yang disengaja seperti untuk membersihkan lahan pertanian atau membuka
lahan pertanian baru dan tindakan vandalisme.
e)
Kebakaran di bawah tanah/ground fire pada
daerah tanah gambut yang dapat menyulut kebakaran di atas tanah pada saat musim
kemarau.
Pemanasan global atau Global
Warming
Pemanasan
global atau Global Warming adalah adanya proses
peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut,
dan daratanBumi.
Suhu rata-rata global pada
permukaan Bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18 °C (1.33 ± 0.32 °F) selama seratus tahun terakhir.Intergovernmental
Panel on Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa, “sebagian
besar peningkatan suhu rata-rata global sejak pertengahan abad ke-20
kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kacaakibat aktivitas
manusia” melalui efek rumah kaca. Kesimpulan dasar ini telah
dikemukakan oleh setidaknya 30 badan ilmiah dan akademik, termasuk semua
akademi sains nasional dari negara-negara G8.
Akan tetapi, masih terdapat beberapa ilmuwan yang tidak setuju dengan
beberapa kesimpulan yang dikemukakan IPCC tersebut.
Model iklim
yang dijadikan acuan oleh projek IPCC menunjukkan suhu permukaan global akan
meningkat1.1 hingga 6.4 °C (2.0 hingga 11.5 °F) antara
tahun 1990 dan 2100. Perbedaan angka perkiraan itu disebabkan oleh penggunaan
skenario-skenario berbeda mengenai emisi gas-gas rumah kaca di masa mendatang,
serta model-model sensitivitas iklim yang berbeda. Walaupun sebagian besar
penelitian terfokus pada periode hingga 2100, pemanasan dan kenaikan muka air
lautdiperkirakan akan terus berlanjut selama lebih dari seribu tahun walaupun
tingkat emisi gas rumah kaca telah stabil. Ini mencerminkan besarnya kapasitas
panas dari lautan.
Meningkatnya
suhu global diperkirakan akan menyebabkan perubahan-perubahan yang lain seperti
naiknya permukaan air laut, meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang
ekstrim, serta perubahan jumlah dan polapresipitasi. Akibat-akibat pemanasan global
yang lain adalah terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser, dan punahnya berbagai jenis hewan.
Beberapa
hal-hal yang masih diragukan para ilmuwan adalah mengenai jumlah pemanasan yang
diperkirakan akan terjadi di masa depan, dan bagaimana pemanasan serta
perubahan-perubahan yang terjadi tersebut akan bervariasi dari satu daerah ke
daerah yang lain. Hingga saat ini masih terjadi perdebatan politik dan publik
di dunia mengenai apa, jika ada, tindakan yang harus dilakukan untuk mengurangi
atau membalikkan pemanasan lebih lanjut atau untuk beradaptasi terhadap
konsekuensi-konsekuensi yang ada. Sebagian besar pemerintahan negara-negara di
dunia telah menandatangani dan meratifikasi Protokol Kyoto, yang mengarah pada
pengurangan emisi gas-gas rumah kaca.
Kekeringan
Perlu dibedakan
antara kekeringan (drought) dan kondisi kering (aridity). Kekeringanadalah
kesenjangan antara air yang tersedia dengan air yang diperlukan, sedangkan
ariditas (kondisi kering) diartikan sebagai keadaan jumlah curah hujan sedikit.
Kekeringan
(kemarau) dapat timbul karena gejala alam yang terjadi di bumi ini. Kekeringan
terjadi karena adanya pergantian musim. Pergantian musim merupakan dampak dari
iklim. Pergantian musim dibedakan oleh banyaknya curah hujan. Pengetahuan
tentang musim bermanfaat bagi para petani untuk menentukan waktu tanam dan
panen dari hasil pertanian.
Pada musim
kemarau, sungai akan mengalami kekeringan. Pada saat kekeringan,sungai dan
waduk tidak dapat berfungsi dengan baik. Akibatnya sawah-sawah yang menggunakan
sistem pengairan dari air hujan juga mengalami kekeringan. Sawah yang kering
tidak dapat menghasilkan panen. Selain itu, pasokan air bersih juga berkurang.
Air yang dibutuhkan sehari-hari menjadi langka keberadaannya.Kekeringan pada
suatu kawasan merupakan suatu kondisi yang umumnya mengganggu keseimbangan
makhluk hidup.
Kondisi kekeringan dapat
ditinjau dari berbagai segi, diantaranya:
a.
Kekeringan meteorologis (meteorological drought)
b.
Kekeringan pertanian (agricultural drought)
c.
Kekeringan hidrologis (hydrological drought)
d.
Kekeringan sosial – ekonomi (socio – economic drought)
Beberapa cara untuk
mengantisipasi kekeringan, diantaranya:
a)
membuat waduk (dam) yang berfungsi sebagai persediaan air di musim kemarau.
Selain itu waduk dapat mencegah terjadinya banjir pada musim hujan,
b)
membuat hujan buatan untuk daerah-daerah yang sangat kering,
c)
reboisasi atau penghijauan kembali daerah-daerah yang sudah gundul agar tanah
lebih mudah menyerap air pada musim penghujan dan sebagai penyimpanan cadangan
air pada musim kemarau,
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar