NAMA : Citra Epina Indatirani
Kelas : 1PA12
NPM : 11516633
Teori Evolusi Makhluk
Hidup yang Disebabkan oleh Seleksi Alam dan Adaptasi
Teori Evolusi Menurut Jean Baptiste De Lamarck
Menurut Lamarck,
bagian tubuh makhluk hidup dapat berubah baik ciri, sifat, dan karakternya
karena pengaruh lingkungan hidupnya. Jika bagian tubuh dari makhluk hidup
selalu atau sering digunakan, maka bagian tersebut makin lama dapat berubah
sehingga sesuai untuk digunakan pada lingkungan tersebut. Sebaliknya bagian
tubuh yang tidak pernah atau jarang digunakan lagi makin lama akan menghilang
(rudimenter). Bagian tubuh yang telah mengalami perubahan dan sudah sesuai
dengan lingkungannya dikatakan bagian yang telah beradaptasi pada lingkungan.
Bagian yang telah beradaptasi tersebut memiliki ciri atau karakter yang berbeda
dengan aslinya. Bagian ini dinamakan ciri atau karakter atau sifat perolehan.
Sifat perolehan tersebut akan diwariskan kepada keturunannya dari generasi ke
generasi. Demikianlah seterusnya sehingga suatu saat nanti muncul makhluk hidup
yang lebih maju daripada moyangnya. Teori yang dikemukakan Lamarck tersebut
dikenal dengan ‘use and dissue.
Seleksi alam
yang dimaksud dalam teori evolusi adalah teori bahwa makhluk hidup
yang tidak mampu beradaptasi dengan lingkungannya lama kelamaan akan punah.
Yang tertinggal hanyalah mereka yang mampu beradaptasi dengan lingkungannya.
Dan sesama makhluk hidup akan saling bersaing
untuk mempertahankan hidupnya. Contoh seleksi alam misalnya yang terjadi
pada ngengat biston batularia. Ngengat Biston betularia putih
sebelum terjadinya revolusi industri jumlahnya lebih banyak
daripada ngengat Biston betularia hitam. Namun setelah terjadinya revolusi industri jumlah ngengat Biston betularia putih lebih
sedikit daripada ngengat biston betularia hitam. Ini terjadi karena
ketidakmampuan ngengat Biston betularia putih untuk beradaptasi dengan
lingkungan yang baru. Pada saat sebelum terjadinya revolusi di Inggris, udara
di Inggris masih bebas dari asap industri, sehingga populasi ngengat Biston
betularia hitam menurun karena tidak dapat beradaptsi dengan
lingkungannya. namun setelah revolusi industri, udara di Inggris menjadi gelap
oleh asap dan debu industri, sehingga populasi ngengat Biston betularia
putih menurun karena tidak dapat beradaptasi dengan lingkungan, akibatnya mudah
ditangkap oleh pemangsanya.
Evolusi (dalam
kajian biologi)
berarti perubahan pada sifat-sifat terwariskan suatu populasi organisme
dari satu generasi ke generasi berikutnya. Perubahan-perubahan ini disebabkan
oleh kombinasi tiga proses utama: variasi, reproduksi, dan seleksi. Sifat-sifat
yang menjadi dasar evolusi ini dibawa oleh gen yang diwariskan kepada
keturunan suatu makhluk hidup dan menjadi bervariasi dalam suatu populasi.
Ketika organisme bereproduksi, keturunannya akan mempunyai sifat-sifat yang
baru. Sifat baru dapat diperoleh dari perubahan gen akibat mutasi ataupun
transfer gen antar populasi dan antar spesies. Pada spesies yang bereproduksi secara seksual. kombinasi gen yang
baru juga dihasilkan oleh rekomendasi genetika yang dapat
meningkatkan variasi antara organisme. Evolusi terjadi ketika
perbedaan-perbedaan terwariskan ini menjadi lebih umum atau langka dalam suatu
populasi.
Evolusi didorong oleh dua
mekanisme utama, yaitu seleksi alam dan hanyutan genetik. Seleksi alam merupakan sebuah proses yang menyebabkan sifat
terwaris yang berguna untuk keberlangsungan hidup dan reproduksi organisme
menjadi lebih umum dalam suatu populasi – dan sebaliknya, sifat yang merugikan
menjadi lebih berkurang. Hal ini terjadi karena individu dengan sifat-sifat
yang menguntungkan lebih berpeluang besar bereproduksi, sehingga lebih banyak
individu pada generasi selanjutnya yang mewarisi sifat-sifat yang menguntungkan
ini. Setelah beberapa generasi, adaptasi
terjadi melalui kombinasi perubahan kecil sifat yang terjadi secara terus
menerus dan acak ini dengan seleksi alam. Sementara itu, hanyutan genetik
(Bahasa Inggris: Genetic Drift) merupakan sebuah proses bebas yang
menghasilkan perubahan acak pada frekuensi sifat suatu populasi. Hanyutan
genetik dihasilkan oleh probabilitas apakah suatu sifat akan diwariskan ketika
suatu individu bertahan hidup dan bereproduksi.
Walaupun perubahan yang
dihasilkan oleh hanyutan dan seleksi alam kecil, perubahan ini akan berakumulasi
dan menyebabkan perubahan yang substansial pada organisme. Proses ini mencapai
puncaknya dengan menghasilkan spesies yang baru Dan sebenarnya, kemiripan
antara organisme yang satu dengan organisme yang lain mensugestikan bahwa semua
spesies yang kita kenal berasal dari nenek moyang yang sama melalui proses
divergen yang terjadi secara perlahan ini. Dokumentasi fakta-fakta terjadinya
evolusi dilakukan oleh cabang biologi yang dinamakan biologi evolusioner. Cabang ini juga
mengembangkan dan menguji teori-teori yang menjelaskan penyebab evolusi. Kajian catatan fosil dan keanekaragaman hayati organisme-organisme
hidup telah meyakinkan para ilmuwan pada pertengahan abad ke-19 bahwa spesies
berubah dari waktu ke waktu. Namun, mekanisme yang mendorong perubahan ini
tetap tidaklah jelas sampai pada publikasi tahun 1859 oleh Charles Darwin on the orign species yang
menjelaskan dengan detail teori evolusi melalui seleksi alam. Karya Darwin dengan segera
diikuti oleh penerimaan teori evolusi dalam komunitas ilmiah. Pada tahun 1930,
teori seleksi alam Darwin digabungkan dengan teori pewarisan mendel,
membentuk sintesis evolusi modern yang menghubungkan
satuan evolusi (gen) dengan mekanisme evolusi (seleksi alam).
Kekuatan penjelasan dan prediksi teori ini mendorong riset yang secara terus
menerus menimbulkan pertanyaan baru, di mana hal ini telah menjadi prinsip
pusat biologi modern yang memberikan penjelasan secara lebih menyeluruh tentang
keanekaragaman hayati di bumi. Meskipun teori evolusi selalu diasosiasikan dengan Charles Darwin, namun sebenarnya biologi evolusioner telah berakar sejak zaman Aristoteles.
Namun demikian, Darwin adalah ilmuan pertama yang mencetuskan teori evolusi yang telah
banyak terbukti mapan menghadapi pengujian ilmiah. Sampai saat ini, teori
Darwin mengenai evolusi yang terjadi karena seleksi alam dianggap oleh mayoritas komunitas sains sebagai teori terbaik dalam menjelaskan
peristiwa evolusi.
Adaptasi
1. Adaptasi morfologi
Adaptasi
morfologi adalah penyesuaian bentuk tubuh , stuktur tubuh, atau alat- alat
tubuh organisme terhadap lingkungan nya.
a. Adaptasi morfologi pada hewan.
Mengapa bentuk paruh burung ber
macam-macam ?bentuk paruh burung ber macam-macam karna di sesuaikan dengan
jenis makanannya. Burung kolibri, paruhnya sesuai untuk pengisap madu dari
bunga. Burung pelikan, paruhnya sesuai untuk menangkap ikan. Burung elang,
paruhnya sesuai untuk mengoyak daging mangsanya. Burung platuk, paruhnya sesuai
untuk memahat batang pohon dan menangkap serangga di dalamnya. Selain pada
bentuk paruhnya, adaptasi pada burung juga dapat di lihat pada bentuk kakinya.
b. Adaptasi morpologi pada tumbuhan
Berdasarkan
pada tempat hidupnya, tumbuhan di bedakan menjadi:
1)
Xerofit , yaitu tumbuhan yang menyesuaikan diri dengan lingkungan yang kering,
contohnya kaktus. Cara adaptasi xerofit , antara lain mempunyai daun berukuran
kecil atau bahkan tidak mempunyai berdaun (mengalami modifikasi menjadi duri ),
batang dilapisi lapisan lilin yang tebal, dan ber akar panjang sehingga
berjangkauan sangat luas.
2)
Hidrofit, yaitu tumbuan yang menyesuaikan diri dengan lingkungan berair,
contohnya teratai. Cara adaptasi hidrofit , antara lain berdaun lebar dan
tipis, serta mempunyai banyak stomata.
3)
Higrofit, yaitu tumbuhan yang menyesuaikan diri dengan lingkungan lembap,
contohnya tumbuhan paku dan lumut.
2. Adaptasi fisiologi
Adaptasi
fisiologi adalah penyesuaian fungsi alat-alat tubuh organisme terhadap
lingkungannya. Adaptasi fisiologi sulit di amati karena adaptasi fisiologi
menyangkut fungsi alat-alat tubuh yang umum nya terletak di bagian dalam tubuh.
a. Adaptasi fisiologi pada hewan
Ber
dasarkan jenis makanannya, hewan dapat dibedakan menjadi karnivora (pemakan
daging), herbivore (pemakan tumbuhan), serta omnivore(pemakan daging dan
tuimbuhan). Penyesuaian hewan-hewan tersebut terhadap jenis makanannya, antara
terdapat pada ukuran (panjang) usus dan enzim pencernaan yang berbeda. Untuk
mencerna tumbuhan yang umumnya mempunyai sel-sel dengan dinding sel yang keras,
rata-rata usus herbivore lebih panjang dari pada usus karnivora.
b. Adaptasi fisiologi pada tumbuhan.
Contoh
adaptasi pada tumbuhan, antara lain:
1)
Tumbuhan yang menyerbukannya dibantu oleh serangga mempunyai bunga yang berbau
khas.
2)
Tumbuhan tertentu menghasilkan zat khusus yang dapat menghambat pertumbuhan
tumbuhan lain atau melindungi diri terhadap herbivora. Misalnya,semak azalea di
jepang menghasilkan bahan kimia beracun sehingga rusa memakan daunnya.
c. Adaptasi fisiologi pada manusia
Adaptasi
fisiologi yang dilakukan manusia, antara lain:
1)
Jumlah sel darah merah orang yang tinggal di pegunungan lebih banyak jika
dibanding dengan orang yang tinggal di pantai/daratan rendah.
2)
Ukuran jantung para atlet rata-rata lebih besar dari pada ukuran jantung orang
kebanyakan.
3)
Pada saat udara dingin, orang cenderung lebih banyak mengeluarkan urine (air
seni).
3. Adaptasi tingkah laku.
Adaptasi
tingkah laku adalah penyesuaian organisme terhadap lingkungan dalam bentuk
tingkah laku. Jenis adaptasi ini mudah untuk diamati.
a.
Adaptasi tingkah laku pada hewan
Adaptasi
tingkah laku yang dilakukan hewan, antara lain:
1)
Bunglon melakukan mimikri, yaitu mengubah-ubah warna kulitnya sesuai dengan warna
lingkungan/tempat hinggapnya. Dengan mengubah warna kulitnya sesuai dengan
lingkungannya, bunglon terlindung dari pemangsanya sekaligus tersamar dari
hewan yang akan dimangsanya. Dengan demikian, bunglon dapat terhindar dari
bahaya, dan sekaligus lebih mudah menangkap mangsanya.
2)
Cumi-cumi mengeluarkan tinta/cairan hitam ketika ada bahaya yang mengancamnya.
Cumi-cumi juga mampu mengubah-ubah warna kulitnya sesuai dengan warna
lingkungannya.
3)
Secara berkala, paus muncul di permukaan air untuk menghirup udara dan
menyemprotkan air. Paus melakukan tindakan demikian karena alat pernafasannya
berupa paru-paru yang tidak dapat dimanfaatkan oksigen yang terlarut di dalam
air.
4)
Dalam keadaan bahaya, cecak melakukan autotoomi, yaitu memutuskan ekornya. Ekor
cecak yang terputus tetap dapat bergerak sehingga perhatian pemangsanya beralih
pada ekor tersebut dan cecak dapat menyelamatkan diri.
b. Adaptasi tingkah laku pada tumbuhan
Adaptasi
tingkah laku yang di hasilkan oleh tumbuhan, antara lain:
1) Pada saat lingkungan dalam keadaan kering, tumbuhan yang termasuk suku jahe-jahean, akan mematikan sebagian tubuhnya yang tumbuh di permukaan tanah.
1) Pada saat lingkungan dalam keadaan kering, tumbuhan yang termasuk suku jahe-jahean, akan mematikan sebagian tubuhnya yang tumbuh di permukaan tanah.
2)
Pada musim kemarau, tumbuhan tropofit, misalnya pohon jati dan randu,
menggugurkan daunnya.
Adaptasi struktural
Sistem
akar yang luas dan daun kecil umum untuk kebanyakan tanaman gurun adalah contoh
yang baik dari adaptasi struktural. Akar tersebut memungkinkan tanaman untuk
mengumpulkan lebih banyak uap air yang tersedia dari lingkungan mereka yang
kering. Daun kecil, karena mereka memberikan luas permukaan kecil untuk
penguapan, mengurangi kehilangan air.
Adaptasi fungsional
Kemampuan
untuk menyelesaikan siklus pertumbuhannya di musim tumbuh pendek merupakan
adaptasi fungsional yang memungkinkan tanaman untuk bertahan hidup di lintang
utara. Contoh lain dari adaptasi fungsional disediakan oleh pakaian ngengat,
yang memiliki enzim khusus yang memungkinkan untuk mencerna wol.
Adaptasi warna
Ada
tiga jenis umum adaptasi warna: (1) pelindung warna, (2) peringatan warna, dan
(3) mimikri.
Pelindung
warna memungkinkan binatang untuk berbaur dengan latar belakangnya. sehingga
Hewan ini lebih kecil kemungkinannya untuk dilihat-dan, karena itu, kemungkinan
besar tidak akan dimakan oleh musuh-musuhnya. Pelindung warna juga dapat
membantu memudahkan binatang yang berburu untuk mendekati mangsanya.
Peringatan
warna terjadi pada hewan beracun atau tidak menyenangkan jika itu dicicipi.
Sebagai contoh, burung tidak akan makan kupu-kupu raja karena rasanya tidak
menyenangkan; mereka mampu mengenalinya karena pewarnaan yang khas.
Dalam
mimikri, hewan yang relatif berdaya (disebut meniru) memiliki kemiripan
superfisial dengan hewan (disebut model) dengan kualitas yang menyebabkan
predator untuk menghindarinya. kupu-kupu Raja muda, misalnya, terlihat sangat
mirip kupu-kupu raja, dan karena burung menghindarinya juga.
Adaptasi perilaku
Contoh
adaptasi perilaku dapat mudah ditemukan di daerah di mana terjadi perubahan
musiman yang ditandai cuaca. Tupai menyimpan kacang untuk musim dingin. Banyak
burung bermigrasi ke selatan untuk menghindari musim dingin di utara yang
dingin. Ada juga hewan yang melakukan hibernasi ketika cuaca dingin tiba dan
makanan menjadi langka.
Adaptasi dan Kelangsungan Hidup
Lingkungan cenderung untuk
menghilangkan hal-hal yang tidak cocok untuk dapat hidup. Sebuah pabrik yang
tidak menyesuaikan dengan menghemat air akan segera mati di padang gurun; hewan
yang menonjol dari lingkungannya akan menjadi yang paling mungkin untuk menjadi
mangsa musuh-musuhnya. Proses eliminasi disebut seleksi alam. Ungkapan
“survival of the fittest” mengacu pada seleksi alam. Seleksi alam merupakan
faktor penting dalam evolusi.
Contoh
adaptasi yang melibatkan seleksi alam ditemukan dalam kasus DDT dan lalat.
Ketika insektisida ini pertama kali digunakan pada awal 1940-an, hampir semua
lalat tewas. Tetapi beberapa selamat dan terus bereproduksi. Akhirnya hanya
jenis lalat yang tahan akan tersisa di daerah di mana DDT digunakan selama
bertahun-tahun.
Adaptasi
tidak sadar, tetapi didasarkan pada ciri-ciri yang diwariskan. Keragaman
sifat-sifat yang diwariskan ini terutama akibat dari mutasi. Mutasi adalah
perubahan dalam karakteristik yang diwariskan dari suatu organisme yang
menghasilkan sifat-sifat baru yang akan diteruskan kepada keturunan organisme.
Dalam setiap lingkungan tertentu, beberapa ciri akan menguntungkan dan yang
lain tidak. (Di hutan, kemampuan hewan untuk memanjat pohon mungkin merupakan
adaptasi untuk bertahan hidup, tetapi di padang rumput terbuka kecepatan akan
lebih menguntungkan.) Organisme yang paling cocok untuk lingkungan yang paling
mungkin untuk bertahan hidup dan bereproduksi, dan ciri-ciri yang tidak
menguntungkan cenderung bertahap akan dihilangkan.
Sumber:
https://alexotriuca.wordpress.com/ipa1/seleksi-alam-dan-evolusi/
http://www.sridianti.com/adaptasi-makhluk-hidup.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar