TEORI
TERBENTUKNYA ALAM SEMESTA DAN KARAKTERISTIK BENDA-BENDA LANGIT
Eni
Setiawati
12516338
1PA12
Manusia
berusaha memahami alam semesta ini dari zaman dahulu bahkan sampai sekarang.
Pada zaman kejayaan Yunani, orang percaya bahwa Bumi merupakan pusat dari alam
semesta ini (Geosentrisme). Namun, berkat pengamatan dan pemikiran yang lebih
tajam, pandangan itu berubah sejak Zaman abad pertengahan yang dipelopori oleh
Copernicus menjadi Heliosentrik, yaitu matahari menjadi pusat beredarnya bumi
dan planet-planet lain.
Pengertian
alam semesta itu sendiri mencakup tentang Mikrokosmos dan Makrokosmos.
Mikrokosmos ialah benda-benda yang mempunyai ukuran yang sangat kecil, misalnya
atom, elektron, sel, amoeba, dan sebagainya. Sedangkan makrokosmos ialah
benda-benda yang mempunyai ukuran yang sangat besar, misalnya bintang, planet
ataupun galaksi. Dengan diperolehnya berbagai pesan dan beraneka ragam cahaya
dari benda-benda langit yang sampai di bumi. Terdapat 2 teori yang mengemukakan
proses pembentukan alam semesta yaitu:
Teori
Keadaan Tetap
Teori yang
dikemukakan oleh Fred Hoyle, Hermann Bondi, dan Thomas Gold ini menjelaskan
bahwa alam semesta tidak berawal dan tidak berakhir karena alam semesta selalu
memuai dengan laju tetap dan materi baru terus-menerus tercipta. Akibatnya,
dalam ruang tertentu selalu dipadati oleh materi yang berjumlah tetap. Agar alam
semesta selalu dalam keadaan tetap, perlu diciptakan bahan baru secara
berkesinambungan, yang menimbulkan tekanan dan memaksa alam semesta memuai
secara terus-menerus. Bahan baru tersebut selanjutnya memadat menjadi galaksi
untuk mengisi kekosongan yang timbul karena pemuaian.
Teori
Ledakan Besar
Teori ini
menjelaskan bahwa alam semesta bermula dari suatu ledakan dahsyat (big bang) dan galaksi meluas tanpa batas
seperti bola raksasa yang sangat padat. Bola raksasa ini terdiri dari neutron
dan tenaga pancaran yang disebut “ylem”.
Sekitar 18 miliar tahun yang lalu, ylem
meledak dahsyat. Bola mengembang sehingga berkurang kepadatannya dan
temperaturnya turun dari miliaran derajat hingga jutaan derajat. Pada
temperatur sekitar 60 juta derajat, semua neutron berubah menjadi proton dan
elektron. Bersamaan dengan temperatur yang menurun, terbentuklah semua unsur
yang ada di alam sekarang ini. Pada suhu sekitar 300 derajat, semua unsur
berubah menjadi gas yang menjadi awal dari sebuah galaksi.
Karakteristik
benda-benda langit yang terdapat pada Tata Surya
Matahari
Matahari
adalah pusat Tata Surya. Ukuran garis tengah Matahari adalah seratus kali lebih
besar dari Bumi. Walaupun begitu, untuk ukuran jagat raya Matahari termasuk
bintang yang kecil. Masih ada bintang yang besarnya seratus kali dari Matahari.
Jarak Matahari ke Bumi sekitar 150 juta kilometer. Waktu yang dibutuhkan oleh
sinar Matahari untuk sampai ke Bumi 8,33 menit.
Matahari
terdiri atas bagian inti dan lapisan kulit. Bagian kulit Matahari terdiri atas
lapisan fotosfera, khromosfera, dan korona. Fotosfera merupakan gas yang
dipancarkan ke segala penjuru. Di atas fotosfera terdapat lapisan khromosfera.
Korona berada pada bagian terluar Matahari, berupa lidah api yang
menyala-nyala.
Seperti
halnya bintang lainnya, Matahari mengeluarkan energi hasil reaksi nuklir yang
sangat dahsyat. Pancaran energi hasil reaksi nuklir pada bagian inti
menghasilkan panas sebesar 15.000.000°C. Bandingkan dengan suhu pada
permukaannya yang hanya 6.000°C. Oleh karena itu di dalam Matahari tidak ada
benda padat. Semuanya berupa gas.
Matahari
sangat penting bagi kehidupan di muka bumi karena :
1) Merupakan
sumber energi (sinar panas). Energi yang terkandung dalam batbara dan minyak
bumi sebenarnya juga berasal dati matahari;
2) Mengontrol
stabilitas peredaran bumi yang juga berarti mengontrol terjadinya siang dan
malam, bulan, tahun serta mengontrol peredarana planet lainnya.
Suatu
benda angkasa dapat disebut sebagai planet apabila memiliki syarat-syarat
sebagai berikut:
1) Berada dalam suatu orbit yang
mengelilingi matahari.
2) Mempunyai berat yang cukup untuk
gravitasi dirinya dalam mengatasi tekanan rigid supaya ia menjadi satu
ekuilibrium hidrostatik (bentuk hampir bulat).
3) Merupakan objek yang dominan dalam
orbitnya sendiri.
Berikut ini beberapa
karakteristik khas dari planet-planet dalam Tata Surya.
Merkurius
Merkurius
merupakan planet terdekat dengan Matahari. Kedekatan ini mengakibatkan suhu di
Merkurius sangat panas. Panas siang hari di Merkurius sangat tinggi, konon
mampu melelehkan timah yang melapisi kaleng. Jarak antara Matahari dengan
Merkurius kurang lebih 57 juta km. Sedangkan jarak dengan Bumi sekitar 92 juta
km. Ukurannya hanya 27% dari ukuran Bumi. Merkurius mengelilingi matahari
(revolusi) memerlukan waktu 88 hari, sedangkan rotasinya memerlukan waktu 59
hari. Planet tersebut begitu lambat berputar sehingga satu hari hampir sama
lamanya dengan satu tahun di Bumi.
Venus
Planet terdekat
kedua dari Matahari adalah Venus. Salah satu yang khas dari planet ini adalah
adanya awan tebal yang menyelimutinya. Awan itu membuat cahaya Matahari
terpantulkan. Akibatnya, Venus menjadi planet yang paling terang. Cahayanya
akan tampak pada waktu Matahari terbit dan tenggelam. Oleh karenanya, planet
ini sering disebut sebagai Bintang Fajar atau Bintang Senja. Venus juga
merupakan planet yang paling dekat dengan Bumi. Jarak Venus dengan matahari
sekitar 108 juta kilometer. Satu tahun di Venus sama dengan 225 hari di Bumi.
Sedangkan satu hari di sana sama dengan 243 hari di Bumi. Dengan demikian, masa
revolusinya lebih cepat dibandingkan masa rotasinya.
Bumi
Jagat
raya memang sangat luas, Bumi hanyalah sebagian kecil darinya. Jika melihat
kenyataan ini, mungkin saja masih ada kehidupan lain di jagat raya, tetapi
untuk lingkup Tata Surya hanya Bumilah yang diyakini mempunyai kehidupan yang
sangat berkembang.
Bumi
seperti planet yang lain, tidak memiliki cahaya. Bumi pun mempunyai satelit
seperti planet lainnya. Bulan sebagai satelit alami Bumi, mempunyai gerakan
mengelilingi Bumi dengan waktu putaran 29,5 hari. Bumi mempunyai masa rotasi
sekitar 23 jam 56 menit dan memiliki masa revolusi sekitar 365 hari 6 jam.
Mars
Planet Mars
adalah planet terluar yang paling dekat dengan Bumi. Pada malam hari kadang
kita melihat sebuah ”bintang” cemerlang yang bercahaya kemerahan. Itulah Mars
atau planet merah. Namanya berasal dari nama dewa perang Romawi. Planet ini
memiliki diameter kira-kira 6.800 km atau sekitar setengah diameter Bumi. Masa
rotasi Mars adalah 24 jam 37 menit dan masa revolusinya 687 hari. Mars memiliki
dua buah satelit, yaitu Deimos dan Phobos, temperaturnya lebih rendah
dibandingkan dengan temperatur di Bumi.
Yupiter
Yupiter adalah
planet terbesar yang ada di dalam Tata Surya. Jika kita bayangkan Yupiter
sebagai wadah, maka ia mampu menampung sebanyak 1310 planet seukuran Bumi. Tetapi
tidak sebanding dengan besarnya, berat Yupiter hanya dua setengah kali Bumi.
Planet ini lembek, permukaannya hanya berupa gas helium dan hidrogen cair yang
terbungkus awan yang bergerak. Keunikan lain yang dimiliki Yupiter, yaitu
rotasi yang paling cepat, hanya membutuhkan 10 jam. Sedangkan masa revolusinya
membutuhkan waktu yang sangat lama, yaitu 12 tahun.
Saturnus
Planet keenam
dalam Tata Surya mempunyai keunikan, dikelilingi dengan cincin yang terbentuk
dari potongan jutaan es. Jarak Saturnus dengan Matahari sekitar 1,4 miliar
kilometer. Masa revolusinya sekitar 30 tahun, sedangkan masa rotasinya sekitar
10,5 jam. Planet ini mempunyai sifat seperti Yupiter, keduanya berputar begitu
cepat sehingga dianggap sebagai planet yang paling berangin. Kecepatan anginnya
lebih dari 10 kecepatan angin Hurricane di Bumi.
Uranus
Uranus
ditemukan oleh William Herschel pada tahun 1782 dengan bantuan teleskop di
kebun belakang rumahnya di Bath, Inggris. Planet ini merupakan salah satu
planet yang jauh dari Matahari. Terdiri atas gas utama yang berupa hidrogen,
metana, dan helium, serta mengandung es. Keadaan ini membuat Uranus dingin dan
beku.
Seperti
halnya Saturnus, Uranus juga mempunyai cincin. Cincin Uranus tipis dan hingga
saat ini telah ditemukan sembilan lapis cincin Uranus. Keunikan lain juga
dimiliki oleh planet ini, rotasinya yang berlawanan dengan arah rotasi Bumi
membuat salah satu sisinya seperti sebuah gasing yang rebah. Masa revolusi
Saturnus sekitar 84 tahun dan masa rotasinya sekitar 11 jam. Akibatnya satu
sisi planet terus-menerus mengalami siang selama 42 tahun, sedangkan sisi yang
lain terus-menerus mengalami malam selama 42 tahun.
Neptunus
Kondisi di
Neptunus tidak berbeda jauh dari Uranus, terdiri atas gas. Ukuran Neptunus juga
besar, meskipun tidak sebesar Yupiter. Jika diumpamakan wadah kosong, Neptunus
mampu menampung 60 planet seukuran Bumi. Satu tahun di Neptunus sama dengan 165
tahun di Bumi sedangkan satu hari di sana sekitar 16 jam di Bumi. Sejak tahun
1984, para ahli telah menduga bahwa Neptunus mempunyai cincin. Dugaan ini
terbukti setelah pesawat angkasa Voyager 2 berhasil mendekati Neptunus dan
memastikan bahwa Neptunus memiliki paling tidak tiga lapis cincin.
Planet
Kerdil (Dwarf Planet)
Selain
mendefinisikan sebuah planet, hasil resolusi IAU yang berlangsung di Praha juga
mendefinisikan tentang ”dwarf planet” atau planet kerdil. Syarat-syarat
pendefinisian ”dwarf planet” hampir sama dengan definisi planet. Yang
membedakan adalah planet kerdil bukan benda dominan pada orbitnya serta bukan
satelit (benda angkasa yang mengorbit planet).
Pluto
yang dahulunya masuk dalam deretan planet di Tata Surya, statusnya diubah
sebagai planet kerdil. Bersamaan dengan Pluto ada beberapa objek yang berada di
sekitar Pluto dikategorikan sebagai planet kerdil, yaitu asteroid Ceres, 2003
UB313 (ditemukan oleh Mike Brown dari Institut Teknologi California dengan nama
samaran 'Xena') dan bulan terbesar di Pluto yang disebut Charon.
Meteor
Ketika
kita melihat sejenak ke langit yang cerah pada malam hari, tampak seberkas
cahaya bergerak cepat lalu hilang. Itulah meteor. Meteor atau disebut juga
bintang jatuh merupakan bagian dari asteroid yang terpisah. Meteor yang jatuh
mengarah ke Bumi akan tampak seperti bola api.
Meteor
yang jatuh terkadang sangat banyak dan disebut sebagai hujan meteor. Ketika
terjadi hujan meteor, jutaan meteor masuk ke dalam atmosfer Bumi, tetapi
sebagian besar terbakar habis sebelum mencapai permukaan Bumi. Kadang-kadang
meteor yang besar tidak terbakar habis dan akhirnya sampai ke permukaan Bumi
dan disebut sebagai meteorit. Meteor besar yang jatuh ke Bumi akan membentuk
kawah besar seperti kawah Barringer di wilayah Arizona. Kawah ini terbentuk
oleh meteor yang jatuh kira-kira 40.000 tahun yang lalu.
Komet
Komet
merupakan benda angkasa yang terlihat bercahaya dikarenakan adanya gesekan
atom-atom di udara. Ukurannya dapat melebihi 10 mil dan mempunyai ekor yang
panjangnya jutaan mil. Oleh karena itu, komet sering disebut juga bintang
berekor. Ciri khas komet adalah ekornya yang sangat panjang. Panjangnya bisa
mencapai 100 juta km. Inti komet disebut nukleus yang terdiri atas bongkahan es
serta gas yang telah membeku. Diameter nukleus bisa mencapai 10 km. Ekor
merupakan bagian dari komet, berasal dari coma yang menyelimuti inti komet.
Diameter coma bisa mencapai 100.000 km.
Salah
satu komet yang terkenal adalah komet Halley. Komet ini ditemukan oleh Edmond
Halley. Rata-rata periode munculnya orbit komet Halley terjadi setiap 76–79
tahun sekali. Komet Halley terakhir terlihat pada tahun 1986 dan diperkirakan
akan tampak kembali pada tahun 2061. Inti atau pusat dari komet Halley
sangatlah gelap dengan diameter kurang lebih 1.024 km. Selain komet Halley
terdapat beberapa nama komet lainnya, seperti komet Hyakutake dan Hale-Bopp.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar