NAMA : SILFANI ANAFIKA
NPM : 17516041
KELAS : 1PA12
TEORI
–TEORI EVOLUSI
Pengertian Evolusi
Evolusi (dalam
kajian biologi) berarti perubahan pada sifat-sifat terwariskan suatu populasi
organisme dari satu generasi ke generasi berikutnya. Perubahan-perubahan ini
disebabkan oleh kombinasi tiga proses utama: variasi, reproduksi, dan seleksi.
Sifat-sifat yang menjadi dasar evolusi ini dibawa oleh gen yang diwariskan
kepada keturunan suatu makhluk hidup dan menjadi bervariasi dalam suatu
populasi. Ketika organisme bereproduksi, keturunannya akan mempunyai
sifat-sifat yang baru. Sifat baru dapat diperoleh dari perubahan gen akibat
mutasi ataupun transfer gen antar populasi dan antar spesies. Pada spesies yang
bereproduksi secara seksual, kombinasi gen yang baru juga dihasilkan oleh rekombinasi
genetika, yang dapat meningkatkan variasi antara organisme. Evolusi terjadi
ketika perbedaan-perbedaan terwariskan ini menjadi lebih umum atau langka dalam
suatu populasi.
Evolusi didorong oleh dua
mekanisme utama, yaitu seleksi alam dan hanyutan genetik. Seleksi alam
merupakan sebuah proses yang menyebabkan sifat terwaris yang berguna untuk
keberlangsungan hidup dan reproduksi organisme menjadi lebih umum dalam suatu
populasi – dan sebaliknya, sifat yang merugikan menjadi lebih berkurang. Hal ini
terjadi karena individu dengan sifat-sifat yang menguntungkan lebih berpeluang
besar bereproduksi, sehingga lebih banyak individu pada generasi selanjutnya
yang mewarisi sifat-sifat yang menguntungkan ini. Setelah beberapa generasi,
adaptasi terjadi melalui kombinasi perubahan kecil sifat yang terjadi secara
terus-menerus dan acak ini dengan seleksi alam. Sementara itu, hanyutan genetik
(Bahasa Inggris: Genetic Drift) merupakan sebuah proses bebas yang
menghasilkan perubahan acak pada frekuensi sifat suatu populasi. Hanyutan
genetik dihasilkan oleh probabilitas apakah suatu sifat akan diwariskan ketika
suatu individu bertahan hidup dan bereproduksi.
Walaupun perubahan yang
dihasilkan oleh hanyutan dan seleksi alam kecil, perubahan ini akan
berakumulasi dan menyebabkan perubahan yang substansial pada organisme. Proses
ini mencapai puncaknya dengan menghasilkan spesies yang baru. Dan sebenarnya,
kemiripan antara organisme yang satu dengan organisme yang lain mensugestikan
bahwa semua spesies yang kita kenal berasal dari nenek moyang yang sama melalui
proses divergen yang terjadi secara perlahan ini.
Teori evolusi terbesar dan
paling terkenal di dunia biologi dikemukakan oleh dua orang tokoh evolusi,
yaitu Jean Baptiste Lamarck dan Charles Darwin. Perbandingan konsep evolusi
kedua tokoh ini digambarkan melalui analogi dua komunitas hewan jerapah yang
masing-masing mengalami evolusi menurut versi Lamarck dan versi Darwin. Berikut
penjelasan keduanya.
TEORI EVOLUSI JEAN
BAPTISTE LAMARCK
Konsep tentang evolusi dalam
kamus ilmiah diperkenalkan oleh Jean-Baptiste de Lamarck pada tahun 1809. Ia
memunculkan istilah evolusi yang berkaitan dengan bidang kajian biologi yang
dikenal sebagai evolusi makhluk hidup. Lamarck juga mengungkapkan bahwa,
makhluk hidup merupakan tingkat-tingkat perkembangan kehidupan, sedang manusia
berada di puncak perkembangan tersebut. Yang artinya bahwa tidak akan muncul
lagi makhluk hidup yang lebih tinggi tingkat kesempurnaannya di masa yang akan
datang. Proses perkembangan tersebut menurut Lamarck dipengaruhi oleh
kebiasaan. Kebiasaan tersebut akan menyebabkan perubahan struktur tubuh
(anatomi) dan diwariskan kepada keturunannya. Sebagai akibat pengaruh kebiasaan
tersebut, Lamarck menyimpulkan bahwa organ-organ yang digunakan akan berkembang
sedangkan organ yang tidak digunakan akan mengalami kemunduran (use and
disuse).
Lamarck memberikan contoh
fenomena jerapah sebagai pendukung teorinya. Menurut Lamarck, jerapah pada
mulanya berleher pendek. Karena sering digunakan untuk menggapai pucuk dedaunan
yang semakin tinggi, maka leher jerapah menjadi panjang. Mengapa jerapah harus
menggapai pucuk dedaunan yang tinggi? Lamarck menjelaskan bahwa pucuk di bagian
bawah telah habis dimakan, sehingga untuk mempertahankan hidup maka jerapah
harus menjangkau pucuk dedaunan yang tinggi.
Dari contoh tersebut jelas bahwa
faktor lingkungan yakni pucuk dedaunan yang makin tinggi untuk dijangkau, telah
mempengaruhi jerapah untuk menjulurkan lehernya. Akhirnya terjadi perubahan struktur
anatomi leher jerapah menjadi semakin panjang dan sifat ini diwariskan kepada
keturunannya.
Karya Lamarck menyatakan bahwa
evolusi merupakan hasil dari tekanan lingkungan terhadap sifat suatu hewan,
yang berarti semakin sering suatu organ digunakan, semakin kompleks dan efisien
organ itu, sehingga membuat hewan teradaptasi dengan lingkungan. Lamarck juga
meyakini bahwa sifat yang didapat ini dapat diturunkan ke generasi berikutnya,
yang akan terus mengembangkan, dan menyempurnakannya.
Dalam perkembangan selanjutnya,
Darwin membantah teori Lamarck yang mengungkapkan bahwa perkembangan makhluk
hidup menuju ke arah kesempurnaan, dipengaruhi oleh faktor lingkungan, dan
diwariskan kepada keturunannya.
TEORI EVOLUSI CHARLES
DARWIN
Sebenarnya biologi evolusioner
sudah berakar sejak zaman Aristoteles. Namun, karena Darwin adalah orang
pertama yang mencetuskan teori evolusi yang telah banyak terbukti mapan
menghadapi pengujian ilmiah, maka teori evolusi akhirnya banyak diasosiasikan
kepada Darwin. Sampai saat ini, teori Darwin mengenai evolusi yang terjadi
karena seleksi alam dianggap oleh mayoritas komunitas sains sebagai teori
terbaik dalam menjelaskan peristiwa evolusi.
Pada akhir abad ke-19 Charles
Darwin berhasil merumuskan teori evolusi yang menolak hipotesis Lamarck. Ia
merumuskan teorinya berdasarkan seleksi alam dengan menggabungkan pendekatan
biogeografis Humboldt, geologi Lyell, tulisan Malthus tentang pertumbuhan
populasi, dan keahlian morfologis, ditambah dengan pengamatannya sendiri di
alam. Meskipun banyak ditentang oleh agamawan, teori Darwin diterima oleh
komunitas ilmiah, dan segera menjadi aksioma dasar dalam ilmu biologi. Karena
pemikirannya tersebut, Darwin dikenal sebagai Bapak Evolusi.
Fenomena jerapah dengan leher
panjang dijelaskan oleh Darwin dengan melihat dari sudut pandang adanya
variasi. Menurut Darwin, jerapah pada mulanya ada yang berleher panjang dan ada
yang berleher pendek. Jerapah yang berleher pendek tidak mampu bertahan hidup
karena kalah dalam berkompetisi dengan jerapah berleher panjang untuk
memperoleh makanan berupa dedaunan pada pohon yang tinggi. Akibatnya populasi
jerapah berleher pendek menjadi punah dan tinggal populasi jerapah berleher
panjang yang mampu bertahan hidup di lingkungannya (Hukum survival of the
fittest).
SELEKSI ALAM
Seleksi
alam menyatakan bahwa makhluk hidup yang lebih mampu menyesuaikan diri
(beradaptasi) dengan kondisi alam habitatnya akan mendominasi dengan cara
memiliki keturunan yang mampu bertahan hidup.
Sebaliknya, makhluk hidup yang tidak mampu beradaptasi akan punah. Sebagai contoh sekelompok rusa yang hidup di bawah ancaman hewan pemangsa (seperti macan, harimau, singa, dan citah), secara alamiah rusa-rusa yang mampu berlari kencang dapat bertahan hidup dan berketurunan. Sebaliknya, rusa yang lemah, sakit-sakitan, dan tidak dapat berlari kencang akan mati dan tidak melanjutkan keturunan.
Sebaliknya, makhluk hidup yang tidak mampu beradaptasi akan punah. Sebagai contoh sekelompok rusa yang hidup di bawah ancaman hewan pemangsa (seperti macan, harimau, singa, dan citah), secara alamiah rusa-rusa yang mampu berlari kencang dapat bertahan hidup dan berketurunan. Sebaliknya, rusa yang lemah, sakit-sakitan, dan tidak dapat berlari kencang akan mati dan tidak melanjutkan keturunan.
Seleksi
alam sebenarnya merupakan proses alamiah yang telah dikenal ahli biologi
sebelum Darwin. Para ahli biologi waktu itu mendefinisikan seleksi alam sebagai
mekanisme yang menjaga agar spesies tidak berubah tanpa menjadi rusak. Namun,
Darwinlah orang pertama yang mengemukakan bahwa seleksi alam mempunyai kekuatan
evolusi. Selanjutnya, Darwinmengemas teori Evolusi melalui seleksi alam dalam
bukunya The Origin of Spesies, by Means of Natural Selection yang diterbitkan
pada tahun 1859.
Darwin
menyatakan bahwa seleksi alam merupakan faktor pendorong terjadinya evolusi.
Pernyataannya itu didasarkan pada pengamatannya terhadap populasi alami dunia.
Dia mengamati adanya beberapa kecenderungan berikut: jumlah keturunan yang
terlalu besar (over reproduction), jumlah populasi yang selalu konstan (tetap),
adanya faktor pembatas pertumbuhan populasi, dan perbedaan keberhasilan
berkembang biak.
Setiap
spesies mempunyai kemampuan untuk menghasilkan banyak keturunan setelah dewasa.
Melalui proses reproduksi, populasi makhluk hidup dapat meningkat secara
geometrik. Setiap individu hasil perkawinan memungkinkan mempunyai variasi
warna, bentuk, maupun kemampuan bertahan diri di lingkungan. Varian yang
adaptif akan tetap hidup dan berkembang, tetapi spesies yang tidak adaptif akan
punah.
Beberapa
faktor pembatas di alam yang mempengaruhi populasi di antaranya adalah makanan,
air, cahaya, tempat hidup, dan sebagainya. Akibatnya, makhluk hidup harus
berkompetisi dengan makhluk hidup lain untuk mendapatkan sumber daya yang
terbatas tersebut. Beberapa faktor pembatas lainnya yang cukup serius
pengaruhnya terhadap pertumbuhan populasi yaitu predator, organisme penyebab
penyakit, dan cuaca yang tidak menguntungkan.
Mekanisme
Evolusi
Evolusi
dapat berlangsung karena :
1)
Mutasi
Mutasi adalah perubahan materi genetik (gen/kromosom) yang dapat diwariskan
secara genetik pada keturunannya. Mutasi ini akan menghasilkan alel baru,
kemudian melalui proses perkawinan (kombinasi) akan menghasilkan variasi baru.
2)
Seleksi Alam
Seleksi terhadap anggota populasi sehingga anggota yang kuat dan sehat yang
dapat bertahan hidup. (teori Darwin : "survival of the
fittest")
DAFTAR
PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar