Nama
: Gading Sari Wulandari
Kelas
: 1PA12
NPM
: 12516942
TEORI EVOLUSI JEAN BAPTISTE LAMARCK
Konsep tentang evolusi dalam kamus
ilmiah diperkenalkan oleh Jean-Baptiste de Lamarck pada tahun 1809. Ia
memunculkan istilah evolusi yang berkaitan dengan bidang kajian biologi yang
dikenal sebagai evolusi makhluk hidup. Lamarck juga mengungkapkan bahwa,
makhluk hidup merupakan tingkat-tingkat perkembangan kehidupan, sedang manusia
berada di puncak perkembangan tersebut. Yang artinya bahwa tidak akan muncul lagi
makhluk hidup yang lebih tinggi tingkat kesempurnaannya di masa yang akan
datang. Proses perkembangan tersebut menurut Lamarck dipengaruhi oleh
kebiasaan. Kebiasaan tersebut akan menyebabkan perubahan struktur tubuh
(anatomi) dan diwariskan kepada keturunannya. bagian tubuh makhluk hidup dapat
berubah baik ciri, sifat, dan karakternya karena pengaruh lingkungan hidupnya.
Jika bagian tubuh dari makhluk hidup selalu atau sering digunakan, maka bagian
tersebut makin lama dapat berubah sehingga sesuai untuk digunakan pada
lingkungan tersebut. Sebaliknya bagian tubuh yang tidak pernah atau jarang
digunakan lagi makin lama akan menghilang (rudimenter). Bagian tubuh yang telah
mengalami perubahan dan sudah sesuai dengan lingkungannya dikatakan bagian yang
telah beradaptasi pada lingkungan. Bagian yang telah beradaptasi tersebut
memiliki ciri atau karakter yang berbeda dengan aslinya. Bagian ini dinamakan
ciri atau karakter atau sifat perolehan. Sifat perolehan tersebut akan
diwariskan kepada keturunannya dari generasi ke generasi. Demikianlah
seterusnya sehingga suatu saat nanti muncul makhluk hidup yang lebih maju
daripada moyangnya. Teori yang dikemukakan Lamarck tersebut dikenal dengan ‘use
and disuse’.
Jerapah lamarck
Lamarck memberikan contoh fenomena
jerapah sebagai pendukung teorinya. Menurut Lamarck, jerapah pada mulanya
berleher pendek. Karena sering digunakan untuk menggapai pucuk dedaunan yang
semakin tinggi, maka leher jerapah menjadi panjang. Mengapa jerapah harus
menggapai pucuk dedaunan yang tinggi? Lamarck menjelaskan bahwa pucuk di bagian
bawah telah habis dimakan, sehingga untuk mempertahankan hidup maka jerapah
harus menjangkau pucuk dedaunan yang tinggi.
Dari contoh tersebut jelas bahwa faktor
lingkungan yakni pucuk dedaunan yang makin tinggi untuk dijangkau, telah
mempengaruhi jerapah untuk menjulurkan lehernya. Akhirnya terjadi perubahan
struktur anatomi leher jerapah menjadi semakin panjang dan sifat ini diwariskan
kepada keturunannya.
Dalam perkembangan selanjutnya, Darwin
membantah teori Lamarck yang mengungkapkan bahwa perkembangan makhluk hidup
menuju ke arah kesempurnaan, dipengaruhi oleh faktor lingkungan, dan diwariskan
kepada keturunannya.
TEORI EVOLUSI CHARLES DARWIN
Pada akhir abad ke-19 Charles Darwin
berhasil merumuskan teori evolusi yang menolak hipotesis Lamarck. Ia merumuskan
teorinya berdasarkan seleksi alam dengan menggabungkan pendekatan biogeografis
Humboldt, geologi Lyell, tulisan Malthus tentang pertumbuhan populasi, dan
keahlian morfologis, ditambah dengan pengamatannya sendiri di alam. Meskipun
banyak ditentang oleh agamawan, teori Darwin diterima oleh komunitas ilmiah,
dan segera menjadi aksioma dasar dalam ilmu biologi. Karena pemikirannya
tersebut, Darwin dikenal sebagai Bapak Evolusi.
Jerapah Darwin
Fenomena jerapah dengan leher panjang
dijelaskan oleh Darwin dengan melihat dari sudut pandang adanya variasi.
Menurut Darwin, jerapah pada mulanya ada yang berleher panjang dan ada yang
berleher pendek. Jerapah yang berleher pendek tidak mampu bertahan hidup karena
kalah dalam berkompetisi dengan jerapah berleher panjang untuk memperoleh
makanan berupa dedaunan pada pohon yang tinggi. Akibatnya populasi jerapah
berleher pendek menjadi punah dan tinggal populasi jerapah berleher panjang
yang mampu bertahan hidup di lingkungannya (Hukum survival of the fittest).
Teori yang di kemukakan Darwin sangat
dipengaruhi oleh hal-hal berikut:
Ekspedisinya ke kepulauan Galapagos
(Galapagos = kura-kura raksasa). Di tempat ini Darwin menemukan berbagai macam
bentuk paruh burung Finch. Terjadinya keanekaragaman ini disebabkan oleh
perbedaan jenis makanannya.
Pendapat Charles Lyell dalam bukunya “Principles of Geology“ yang
menyatakan bahwa batuan, pulau, dan benua selalu mengalami perubahan. Menurut
Darwin peristiwa ini kemungkinan dapat mempengaruhi makhluk hidup.
Pendapat Thomas Robert Malthus dalam
bukunya “An Essay on the Principle of Population” yang menyatakan adanya kecenderungan kenaikan
jumlah penduduk lebih cepat daripada kenaikan produksi pangan. Hal ini menurut
Darwin menimbulkan terjadinya suatu persaingan untuk kelangsungan hidup.
Berdasarkan tiga hal tersebut akhirnya
Darwin menulis bukunya “On the Origin of Species by Means of Natural Selection”
yang berisi dua hal pokok: di masa lampau, dan evolusi terjadi melalui proses seleksi
alam
KESIMPULAN TEORI EVOLUSI
Dari pendapat para ahli di atas,
muncullah teori evolusi yang terbaru yakni yang dikenal sebagai Teori Sintetik.
Teori ini merupakan gabungan dari teori Lamarck, Darwin, dan hukum pewarisan
Mendel yang isinya mengungkapkan bahwa evolusi terjadi karena perubahan
frekuensi gen dari suatu generasi ke generasi berikutnya. Ahli lain bernama De
Vries melengkapi teori ini dengan menyatakan bahwa evolusi terjadi karena
perubahan frekuensi gen akibat mutasi.
Pada tahun 1930, teori seleksi alam
Darwin digabungkan dengan teori pewarisan Mendel, membentuk sintesis evolusi
modern, yang menghubungkan satuan evolusi (gen) dengan mekanisme evolusi
(seleksi alam). Kekuatan penjelasan dan prediksi teori ini mendorong riset yang
secara terus-menerus menimbulkan pertanyaan baru, di mana hal ini telah menjadi
prinsip pusat biologi modern yang memberikan penjelasan secara lebih menyeluruh
tentang keanekaragaman hayati di bumi.
Daftar Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar