Minggu, 23 Oktober 2016

TUGAS ILMU BUDAYA DASAR Salsabila

Tugas Ilmu Budaya Dasar
Salsabila (16516784)
1PA12



1.    Jelaskan mengapa generasi muda lebih mudah menerima kebudayaan asing daripada generasi tua?

Menurut saya, hal itu terjadi di karenakan era pertumbuhan generasi muda lebih banyak menggunakan teknologi karena majunya perkembangan zaman sementara pada era generasi tua hampir semua masyarakatnya masih menggunakan budaya tradisional. Contohnya, di jaman dulu orang orang belum mengenal smartphone, informasi mengenai dunia luar pun terbatas sehingga menyebabkan tidak semua orang mengetahui tentang budaya luar pada jaman itu. Di jaman sekarang, mayoritas orang hampir menggengam smartphone kemana-mana, mereka dapat dengan mudah mendapatkan informasi mengenai budaya asing dengan smartphonenya. Globalisasi juga menjadi sebuah alasan mengapa generasi muda lebih mudah menerima kebudayaan asing daripada generasi tua. Rata-rata generasi muda sekarang lahir di saat berlangsungnya era Globalisasi, sedangkan di saat generari tua lahir mereka kebanyakan sedang ada di era sebelum kemerdakaan sehingga mungkin agak sulit untuk mereka menerima budaya baru dari luar. Dan generasi muda sudah bisa menerima kebudayaan yang baru dan sudah modern sedangkan generasi tua masih bersifat tradisional dan masih ada beberapa dari mereka yang tidak mau menerima budaya baru. Mungkin juga karena generasi tua sudah terlanjur dengan kebiasaan mereka yang hanya bertemu kebudayaan dalam negri sejak dulu nya, berbeda dengan generasi muda yang lebih banyak bertemu dengan kebudayaan asing sejak awal sehingga mereka lebih tertarik dengan kebudayaan asing dibandingkan generasi tua. Oleh karena itu, era Teknologi lah yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan kebudayaan yang di terima. Adanya smartphone, internet, social media dan sebagainya, sangat memudahkan budaya asing untuk masuk ke Indonesia.


2.    Carilah sebuah daerah yang telah mengalami perubahan budaya!

Condet Bukan Kampung Arab
Liputan6.com, Jakarta - Seperti salak Condet yang hampir punah tergerus hutan beton. Begitulah nasib benda-benda peninggalan sejarah di Condet, Jakarta Timur. Di ujung selatan Jalan Condet Raya, sebuah kerangka bangunan bersejarah berdiri. Hanya tinggal kerangka karena kebakaran pada 1985 melahap hampir seluruh bangunan peninggalan Belanda 'Grooneveld' itu. Kabarnya di sana, pendekar Betawi Haji Entong Gendut memimpin 30 pemuda dalam pemberontakan Condet melawan Belanda. Kini rumah tuan tanah terbesar yang pernah dibangun di Batavia itu hanya tinggal kenangan. Tak ada lagi bangunan bersejarah sisa-sisa kejayaan Condet. "Itu Villa Nova. Orang sini kenalnya itu Gedong Tinggi atau Gedong Ki Dekle," kata Ketua Rumpun Masyarakat Betawi (RMB), Nur Ali, kepada Liputan6.com di Batuampar, Kramat Jati, Jakarta Timur, Jumat (13/5/2016). "Itu ada kaitannya dengan perlawanan Haji Entong Gendut ke tuan tanah yang nindas warga Condet dibantu kompeni," sambung dia. Menurut Nur Ali, selain kebun salak Condet yang mulai menghilang dan Gedung Tinggi, peninggalan sejarah betawi yang ada di Condet sangat sulit ditemukan, bahkan hampir tidak ada. Mungkin hanya beberapa bangunan rumah milik warga saja yang masih bergaya Betawi kuno. "Bangunan bersejarah paling rumah warga saja, itu pun tinggal satu dua. Kalau dibilang tempat-tempat bersejarah di Condet itu hampir enggak ada," lanjut dia. Pada 1974, Condet sempat dijadikan sebagai pusat cagar budaya Betawi oleh Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin. Namun terhambat pelaksanaannya. Dan pada 2004, Cagar Budaya Condet dicabut dan dipindahkan ke Setu Babakan, Jakarta Selatan.
Kegagalan itu pun disinyalir akibat adanya perubahan yang banyak terjadi dalam masyarakat Betawi Condet itu sendiri. Perubahan itu meliputi perubahan sosial, kebudayaan, dan perubahan dalam aspek kejiwaan masyarakat setempat. Nur Ali yang merupakan tokoh masyarakat Betawi di Condet pun menyayangkan ketidakmampuan Pemprov DKI Jakarta dalam mempertahankan eksistensi kawasan itu sebagai kampung Betawi. Bagi dia, SK yang sudah dibuat pada masa Ali Sadikin menjabat Gubernur Jakarta disia-siakan oleh para Gubernur DKI Jakarta yang muncul setelahnya.
"Ya gagal. Kalau lihat sisi cagar budaya, bisa enggak Condet merepresentasikan dari cagar budaya? Enggak. Pemda enggak bisa berbuat apa-apa setelah SK dibentuk. Dijagain oleh Ali Sadikin. Ali Sadikin berhenti jadi gubernur, lengser. Gubernur berikutnya enggak bisa melaksanakan. Itu enggak ketahan semuanya," ketus Nur Ali.
Dalam rentang waktu itu hingga kini, Condet seakan terlupakan. Sedikit yang tahu kaitan erat kawasan seluas 13,34 km persegi itu dengan Jakarta. Sebagian bahkan hanya tahu, Condet identik dengan perkampungan Arab.

2.1.                     Analisalah faktor yang menyebabkan daerah tersebut menerima kebudayaan baru!
Karena di sekitar tahun 1980-an terjadi perkembangan bisnis penempatan tenaga kerja Indonesia untuk kawasan Timur Tengah yang banyak berkembang di Condet menjadi salah satu pendorong arus imigrasi. Rata-rata orang Arab yang pindah ke Condet bertujuan untuk berdagang parfum atau bibit minyak wangi. Terjadinya pernikahan antara orang Arab dan pribumi yang ada di Condet juga menyebabkan mudahnya masuk budaya Arab ke daerah Condet. Menurut salah satu tokoh masyarakat Balekambang, Murhasim, warga Condet mayoritas muslim, memiliki rasa cinta yang mendalam kepada Rasulullah SAW. Sehingga warga pun tidak menolak kedatangan orang Arab yang berniat membeli tanah maupun tempat tinggal disana.


2.2.                     Jelaskan penyebarannya dalam bentuk apa!
Salah satu cara penyebaran yang dilakukan adalah dengan melalui jalur perdagangan. Pada awalnya orang Arab datang ke daerah Condet hanya untuk berdagang tetapi kemudian orang Arab tersebut bisa menetap di daerah Condet. Terjadinya pernikahan antara orang Arab dengan pribumi juga menyebabkan lahirnya keturunan Arab baru di Condet.
2.3.                     Jelaskan bagaimana Anda mempertahankan budaya daerah Anda sendiri!
Menurut saya, cara mempertahankan budaya daerah sendiri adalah dengan melestarikannya. Di era Globalisasi ini, belum tentu anak-anak kecil mengetahui lagu-lagu daerah, mereka lebih mengetahui lagu-lagu pop. Seharusnya, dengan menanamkan soal budaya kepada anak-anak dari sejak kecil akan menumbuhkan rasa cinta terhadap kebudayaan mereka sendiri, sehingga mereka sebagai calon generasi muda akan ikut melestarikan budaya daerahnya. Kemudian, mempelajari tentang kebudayaan daerah masing-masing, agar kita dapat lebih mengetahui tentang kebudayaan yang ada di daerah kita. Paling tidak kita sudah mengetahui sedikit soal kebudayaan daerah kita. Lalu, biasakanlah diri untuk menggunakan batik. Karena batik adalah salah satu contoh budaya yang harus kita lestarikan. Misalnya, gunakan batik di saat hari-hari besar seperti Hari Sumpah Pemuda ataupun Hari Kemerdakaan. Cobalah tanamkan rasa bangga terhadap budaya daerah sendiri tanpa rasa malu. Rata-rata anak jaman sekarang berpikir orang yang berusaha melestarikan budaya daerahnya adalah orang yang kuno. Dan cobalah mengikuti lomba-lomba yang berhubungan dengan kebudayaan daerah masing-masing. Walaupun mungkin nanti hasilnya belum memuaskan, tetapi setidaknya sudah ada usaha yang kita lakukan untuk tetap melestarikan budaya daerah. Di jaman yang canggih seperti ini, akan lebih mudah untuk membuat sebuah desain produk baru dengan menambahkan unsur-unsur kebudayaan agar banyak orang yang tertarik membelinya. Dengan inovasi baru ini, kemungkinan para generasi muda akan tertarik dengan kebudayaan daerah. Jika kita menguasai suatu tarian daerah, kita dapat mengajarkannya kepada orang lain. Agar mereka juga dapat menguasai tarian daerah tersebut.
2.4.                    Jelaskan bagaimana cara Anda agar tidak mudah terpengaruh oleh kebudayaan baru!
Tumbuhkan rasa cinta terhadap budaya sendiri. Buat pola pikir dibanding mencintai budaya luar lebih baik mencintai budaya sendiri, budaya negeri yang kita huni. Rasa cinta kepada budaya sendiri akan menimbulkan keinginan untuk melestarikan maupun menjaga kebudayaan yang dimiliki oleh negaranya.  Senantiasa melakukan ataupun berupaya melestarikan budaya asal agar budaya tersebut tetap dikenal oleh orang-orang. Kita harus bersikap selektif terhadap budaya yang masuk, pilihlah budaya baru yang memiliki nilai positif dibandingkan memilih budaya baru yang memiliki nilai negatif. Tetapi kita harus memikirkan juga apabila kita menerima budaya baru, apakah budaya itu dapat merusak budaya yang lama kita atau budaya tersebut dapat membuat generasi muda melupakan budaya mereka sendiri. Menumbuhkannya rasa nasionalisme pada masing masing diri agar tetap lebih mencintai budaya sendiri sehingga tetap dapat mendapat manfaat dari budaya yang masuk tetapi tidak menghilangkan budaya yang ada. Sikap netral akan lebih memudahkan kita agar tidak mudah teperngaruh oleh kebudayaan baru. Dan meningkatkan IMTAQ (Iman dan Taqwa). Kemudian memperluas IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi). Generasi muda yang pintar pasti bisa memilih mana sesuatu yang baik bagi dirinya mana yang tidak baik bagi dirinya. Pilihlah budaya yang masuk sesuai dengan norma yang berlaku di Indonesia, terkadang banyak film dari luar yang menampilkan gaya hidup yang sangat berbeda dengan gaya hidup di Indonesia. Misalnya, anak muda diizinkan untuk meminum alkohol ataupun mereka dibiarkan untuk melakukan seks bebas. Hal tersebut sangat berbeda dengan kebudayaan yang ada di Indonesia. Maka dari itu pilihlah dahulu kebudayaan yang akan masuk sebelum kita menerimanya, karena resiko yang akan terjadi bisa merusak moral para penerus bangsa.

Daftar Pustaka
http://news.liputan6.com/read/2505725/condet-bukan-kampung-arab?source=search
http://news.okezone.com/read/2012/10/27/500/709860/condet-kisah-keturunan-arab-dan-bisnis-minyak-wangi
https://www.merdeka.com/khas/jejak-timur-tengah-di-kampung-condet.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Matematika dan Ilmu Alamiah Dasar Tugas 9

Nama  : Intan Justitia Dewi Top of Form Bottom of Form Kelas  : I PA 12 NPM  : 18516337 The Great Blue Hole, Jurang Terdalam ...