Bagas
Adi Pratama (11516290)
1PA12
TUGAS!!
Mengapa generasi muda lebih mudah
menerima kebudayaan luar dari pada generasi tua?
Ø Karna,pada
umumnya generasi muda lebih mudah menerima unsur-unsur kebudayaan dari luar.
Sebaliknya generasi tua dianggap sebagai orang-orang kolot yang sukar menerima
unsur-unsur baru. Biasanya hal itu
disebabkan karena unsur tradisional sudah mendarah daging dan menjiwai sehingga
sukar sekali untuk mengubah unsur-unsur yang sudah demikian meresapnya dalam
jiwa generasi tua tersebut. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi generasi muda
lebih mudah menerima kebudayaan luar, biasanya karna ada manfaat besar jika ia
bisa menerima kebudayaan tersebut.(contoh: Misalnya, alat tulis-menulis yang banyak
digunakan orang Indonesia yang diambil dari unsur-unsur kebudayaan Barat). Dan
mudahnya menyesuaikan unsur kebudayaan luar dengan unsur kebudayaan yang ada
dilingkungannya.(contoh: Misalnya,kemajuan teknologi dibidang komuniksi,walau
semakin canggih kemajuannya namun rata-rata generasi muda sudah mampu
mengaplikasikannya). Apalagi generasi muda saat ini cenderung ingin terlihat
update dengan segala fashion,khususya fashion yang sedang tren yang rata-rata
dari budaya luar,selain itu globalisasi juga bisa jadi penyebabnya generasi
muda lebih mudah menerima kebudayaan dari luar.Jadi sudah jelas megapa generasi
muda lebih mudah dalam menerima kebudayaan dari luar.
Carilah
sebuah daerah yang telah mengalami perubahan buaaya.
·
Analisislah
faktor yang menyebabkan daerah tersebut menerima kebudayaan baru.
·
Jelaskana
penyebarannya dalam bentuk apa.
·
Jelaskan
bagaimana cara anda mempertahankan daerah anda sendiri.
·
Jelaskan
bagaimana anda tidak mudah terpengaruh oleh keudayaan baru.
PENJELASAN!
PERUBAHAN PADA MASYARAKAT BUOL.
Penelitian ini membahas tentang Perubahan Sosial Budaya Masyarakat Buol.
Judul ini diangkat untuk mengetahui lebih dalam tentang perubahan sosial budaya
masyarakat Buol dan dampaknya terhadap kehidupan masyarakat.
hubungan dalam masyarakat sangat
bersifat kekeluargaan dan terjalin dengan baik.
Berkembangnya
zaman dan majunya IPTEK, kehidupan sosial budaya masyarakat mulai dari
terbentuknya Kabupaten Buol Toli-toli pada tahun 1960 hingga sampai
terbentuknya Kabupaten Buol sebagai salah satu Kabupaten yang ada di Provinsi
Sulawesi Tengah yaitu pada tahun 1999 telah berubah.
Sistem pemerintahan yang ada pada
masyarakat sebelumnya berbentuk kerajaan yang dikepalai oleh seorang Madika
(Raja) sekarang berubah menjadi Presiden sebagai kepala pemerintahan,
pendidikan masyarakat mulai meningkat, kehidupan masyarakat sudah modern dan
mengenal tenaga mesin.
Budaya gotong royong/motalyo (kerja
sama) sudah tidak ada dilakukan oleh masyarakat. Dampak negatif dari perubahan
tersebut adalah masyarakat lebih bersifat individual dan hubungan kekeluargaan
dalam masyarakat mulai hilang. Budaya gotong royong sudah terlupakan oleh
masyarakat, dan dampak positif dari perubahan tersebut adalah kehidupan
masyarakat lebih modern dan sudah mengenal IPTEK.
Masyarakat Buol adalah masyarakat yang
mempunyai bahasa, budaya dan adat istiadat sendiri yang sampai sekarang ini
masih dipertahankan dan selalu digunakan oleh masyarakat sebagai satu kesatuan
untuk mempersatukan masyarakat Buol.
Kehidupan Sosial masyarakat Buol sebelumnya
masih sangat premitif, tradisional, dan sangat bersifat kekeluargaan. Rakyat
pada umumnya hidup dalam keadaan tertekan karena adanya pajak, kerja rodi yang
dijalankan atas perintah Rajanya masing-masing.
Dalam kenyataanya Raja-raja hanya
pelaksana dari kekuasaan Belanda. Belanda melalui aparat pemerintahannya di
daerah memerintahkan kepada raja-rajanya supaya mengarahkan rakyatnya memenuhi
perintah dalam pemungutan pajak, kerja rodi dan sebagainya. Dari segi kewajiban
rakyat dituntut untuk memenuhinya, tapi
pada segi hak, rakyat dibatasi karena Belanda takut kalau rakyat berpendidikan
kelak nanti akan membahayakan kedudukannya.
Karena itu rakyat harus tetap bodoh dan
ketaatan kepada Raja harus tetap dipupuk dan ditanamkan baik-baik agar bisa
mencapai tujuannya untuk mengeksploitasi rakyat bagi kepentingan penjajah
melalui Rajanya masing-masing. Dengan datangnya pengaruh partai potik dan organisasi
pergerakan lainnya, maka tokoh-tokoh pergerakan mulai menyadari rakyat akan
harga dirinya dan ditimbulkan kesadarannya untuk memperjuangkan kemerdekaan
bangsa dan tanah air.
Kebencian pada penjajah menjadi salah satu
penyebab banyak rakyat Buol meninggalkan daerahnya pergi merantau. Kehidupan
sosial masyarakat Buol setelah bergabung dengan Toli-toli dan membentuk satu
Kabupaten mulai berubah. Alat transportasi yang digunakan oleh masyarakat
sebelumnya adalah perahu dan gerobak yang ditarik oleh sapi, sekarang sudah
menggunakan sepeda, motor dan mobil meskipun masih terbatas.Salah satu contoh,
masyarakat yang selesai memanen padi sekarang sebagian sudah menggunakan mesin
penggiling padi.
Pelayanan dalam masyarakat masih sangat
sulit, karena seluruh bidang pemerintahan masih berpusat di Toli-toli. Majunya
teknologi dan ilmu pengetahuan membuat masyarakat berubah. Masyarakat sudah
mulai tersentuh oleh modernisasi dan mengenal perkembangan ilmu teknologi yang
membuat masyarakat berfikir ingin berubah sesuai perkembangan zaman.
Majunya teknologi dan ilmu pengetahuan
membawa pengaruh yang sangat besar terhadapa masyarakat, sebelum masyarakat
tersentuh oleh modernisasi, dalam hal pendidikan masyarakat masih menulis di
batu tulis, kemudian berkembang dan sudah menulis menggunakan kertas dan bahkan
sudah ada mesin ketik.
Kehidupan sosial masyarakat Buol setelah
terbentuknya Kabupaten Buol pada tahun 1999 semakin
meningkat mengikuti
perkebangan zaman.. Masyarakat telah mengenal kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi,
seperti ATM, HP, Internet, Facebook mesin ketik Komputer dan Laptop.Masuknya
masyarakat trans dan suku- suku lain di Daerah Buol menyebabkan terjadinya
sebuah persaingan antar masyarakat pribumi dan masyarakat trans.
Dalam masyarakat nilai etika, moral, sopan
santun dan hormat-menghormati mulai berkurang. Gaya hidup masyarakat semakin
modern, karena terpengaruh dan mengikuti budaya-budaya asing/barat. Alat musik
tradisional seperti rebana, gambus, dan kulintang, sudah jarang digunakan.
Masyarakat lebih suka menggunakan musik modern seperti alat musik electon, dan
band.
Oleh
:
Amirulah A. Timumun, Darwin Une *, Surya Kobi **
Amirulah A. Timumun, Darwin Une *, Surya Kobi **
(( kim.ung.ac.id/index.php/KIMFIS/article/download/3075/3051 ))
Tidak ada komentar:
Posting Komentar