Minggu, 23 Oktober 2016

TUGAS ILMU BUDAYA DASAR RIKAYANTI

ILMU BUDAYA DASAR



Disusun oleh:
RIKAYANTI (16516415)


1.      Jelaskan mengapa generasi muda lebih mudah menerima kebudayaan asing daripada generasi tua?

2.      Carilah sebuah daerah yang telah mengalami perubahan budaya.

a.       Analislah faktor yang menyebabkan daerah tersebut menerima kebudayaan baru.
b.      Jelaskan penyebarannya dalam bentuk apa.
c.       Jelaskan bagaimana cara anda mempertahankan kebudayaan daerah anda sendiri.
d.      Jelaskan bagaimana cara anda agar tidak mudah terpengaruh oleh kebudayaan baru.

Mengapa generasi muda lebih mudah menerima kebudayaan asing daripada generasi tua? Karena generasi muda terdorong akan perkembangan teknologi yang semakin canggih sekarang ini, sehingga generasi muda dapat dengan mudah menerima dan mencari segala informasi dengan sangat mudah dan cepat, hal ini membuat generasi muda kurang sadar serta kurang pedulinya terhadap budaya itu sendiri. Hal ini juga berdampak pada pola pikir manusia yang ingin serba praktis dan instan dalam mengiginkan sesuatu. Karena adanya perkembangan zaman yang kini kian meluas hingga seluruh dunia maka, generasi muda- pun tidak mau ketinggalan oleh masyarakat luar. Rasa ingin tahu yang dimiliki generasi muda sekarang ini lebih besar, sehingga membuat generasi muda lebih mementingkan dirinya sendiri dalam berbagai hal misalnya, semakin lunturnya kegiatan gotong royong di daerah perkotaan, dalam hal berbusana (fashion) mereka lebih kebarat-baratan misalnya lebih terbuka dalam hal berpakaian, ditambah penggunaan akan bahasa asing lebih banyak diterapkan di dalam segala bidang baik pendidikan, pekerjaan, dll, yang diterapkan bukan bahasa daerah itu sendiri. Mereka berlomba-lomba ingin terlihat lebih misalnya, dalam penggunaan teknologi seperti handphone, generasi muda akan menggunakan handphone yang dimana sedang lagi marak-maraknya (trending). Berbeda hal nya dengan generasi tua yang memiliki rasa bangga terhadap budayanya sendiri walaupun, terkesan monoton atau kurang menarik dalam pandangan generasi muda sekarang ini. Generasi tua masih memiliki rasa kepedulian yang tinggi terhadap perkembangan bangsanya sendiri dalam hal budaya, rasa ingin negaranya berkembang maju seperti negara lain sehingga kebudayaan yang dimiliki bangsa ini bisa tersebar diseluruh dunia sehingga dapat dibanggakan dan memiliki nilai kebudayaan yang patut untuk dilestarikan. Selain itu, mereka juga sudah menanamkan dan mengembangkan kebudayaan didalam diri mereka sendiri sejak lahir hingga tua misalnya, dalam penggunaan bahasa daerah yang masih digunakan setiap harinya, peradatan masih kerap digunakan pada suatu acara adat. Itu sebabnya generasi tua tidak mudah terpengaruh dengan maraknya kebudayaan asing yang tersebar begitu pesatnya. Generasi tua tidak merasa malu mengenalkan tentang kebudayaan daerahnya sendiri dibanding generasi muda sekarang yang kurang percaya diri.

Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan kemasyarakatan. Sudah banyak sekali daerah di Indonesia ini yang mengalami perubahan, dalam  penggunaan bahasa, sosialisasi, tingkah laku, berpakaian, serta bangunan-bangunan, yang jarang sekali menunjukkan kebudayaan pada daerah itu sendiri, contohnya seperti Jakarta yang kini banyak kita ketahui kota Jakarta sendiri menjadi pusat pencaharian atau tempat berkumpulnya penduduk dari beraneka ragam daerah di Indonesia, atau tempat perantauan yang dapat berakibat pada kebudayaan Jakarta itu sendiri. Selain beragamnya penduduk yang berdomisili di Jakarta, berbagai macam bangunan atau gedung-gedung menjulang tinggi yang juga menjadi pengaruh kebudayaan. Seperti kita lihat akibatnya, sudah banyak berkurangnya rumah-rumah adat betawi di berbagai wilayah Jakarta karena sudah banyaknya pengalokasian lahan huni menjadi gedung-gedung perkantoran. Makanan khas seperti kerak telur pun sangat jarang kita jumpai, hanya terdapat di kota-kota tertentu saja, itu pun seperti yang pernah saya temui, salah satu penjual kerak telur tersebut bukan orang asli betawi sendiri, melainkan orang pendatang yang hanya ingin mencari pekerjaan. Itu jelas terbukti, bahwa orang asli betawi pun kurang mengembangkan budayanya sendiri.

Selain Jakarta, adapun daerah yang hampir setara dengan Jakarta dalam bentuk sosial, yakni kota Tangerang. Walaupun kota Tangerang ini masih banyak penduduk yang tinggal di perkampungan, tetapi dapat kita lihat dan kita ketahui, dimana ada suatu daerah yang mayoritas penduduknya kebanyakan bukan sebatas satu kesatuan Indonesia, bahkan berkependudukan di luar Indonesia itu sendiri seperti, Korea, Jepang, Inggris, Taiwan, dan masih banyak lagi. Jika kita sudah berada di wilayah dimana kita bertemu atau berpas-pasan dengan daerah yang seperti ini, dapat kita perhatikan bagaimana cara mereka berpakaian, mempergunakan waktu, berbicara, menggunakan transportasi, dan bersosialisasi. Dengan adanya keanekaragaman yang dapat kita jumpai disuatu daerah itu, banyak orang Indonesia yang akan terkontaminasi dengan cara atau tingkah laku yang buruk dari lingkungan sekitarnya. Sebagai contoh, warga negara Indonesia yang sudah lama tinggal di daerah Tangerang, dengan keluarga yang masih menggunakan adat istiadat dengan baik pada asalnya, terpengaruh dengan perkembangan zaman dan bertambahnya penduduk di daerah itu, sehingga membuatnya bertempat tinggal di kawasan yang memiliki penduduk dari beragam wilayah atau negara, kini ia dewasa dan sudah menikmati masa modern ini, kemudian dia berumahtangga dan memiliki anak, dengan pengaruh sosial dan budaya yang sudah tercampur, akan menjadi pengaruh pula terhadap perkembangan anak dan pola pikir anak akan berbeda. Anak itu akan terpengaruh dengan lingkungan sekitarnya, misalnya dalam hal bersosialisasi, berbusana, pola makan, bahkan bahasa yang dipergunakan dalam kehidupannya sehari-hari. Bukan lagi bahasa Indonesia yang diterapkan, melainkan bahasa Inggris yang terlalu mahir yang diterapkan pada anak usia 6 tahun misalnya, dibanding bahasa Indonesia atau bahasa daerahnya itu sendiri. Dengan begitu, bahasa daerah lama kelamaan tidak akan dipergunakan di wilayah atau didalam keluarga  itu sendiri. Selain itu, banyak juga kita jumpai di media sosial misalnya, youtube. Dimana masyarakat Indonesia lebih banyak memposting atau mengupload tarian-tarian modern dibanding tarian tradisional terutama pada generasi muda sekarang ini. Tayangan televisi seperti iklan yang mengarah pada bentuk yang lebih modern, tidak lagi digunakan dalam bentuk kebudayaan, sehingga para penonton yang menyaksikan iklan tersebut lebih terpengaruh ke arah yang lebih modern.

Faktor-faktor yang menyebabkan daerah tersebut menerima kebudayaan baru:
1.      
Adanya pengaruh globalisasi dan teknologi

Sejalan dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, globalisasi yang beriringan dengan modernisasi menyebar ke seluruh penjuru dunia sebagai proses yang tak terelakkan. Globalisasi yang didorong oleh teknologi informasi dan komunikasi sedang memerankan sebuah revolusi sosial yang merasuki semua sudut kehidupan. Kini dapat kita lihat, banyak sekali penduduk Indonesia yang memiliki lebih dari satu handphone, ditambah lagi dengan adanya laptop sebagai alat teknologi lainnya. Dengan begitu, maka semakin banyaknya informasi yang kini kian canggih dan instan. Dibandingkan dengan dahulu yang masih menggunakan surat kabar seperti koran untuk mencari suatu informasi. Dengan adanya teknologi sekarang ini, terciptanya individualisme dan berkurangnya nilai sosialisasi, sebagai contoh di era globalisasi sekarang ini, banyak masyarakat yang sibuk dengan handphone yang di genggamnya pada saat berkumpul, sehingga tidak terjalinnya komunikasi yang baik dalam berkumpul. Atau bisa kita lihat lagi sebagai contoh didalam perumahan, jarang sekali didalam satu komplek kita mengenali tetangga kita sendiri. saya pernah menemukan salah satu pasien sedang berobat di rumah sakit ingin melakukan pendaftaran untuk proses pengantrean di laboratorium, pada saat pasien tersebut menyebutkan alamatnya, ada pasien berikutnya yang sedang mengantre menanyakan  alamatnya ulang kepada orang tersebut, ternyata selama ini rumah mereka berdekatan hanya saling serong, mereka pun berasal dari daerah yang sama. Ini sangat jelas terbukti bahwa kurangnya interaksi sosial dalam lingkungan tersebut.
2.      Masuknya penduduk asing

Dengan masuknya penduduk asing ke suatu daerah tersebut, sudah jelas kita lihat bahwa budaya asing yang mengglobal juga menawarkan kepraktisan dalam hal berpakaian dengan cukup mengenakan kemeja, kaos, celana dan rok. Bukti nyata kelunturan warisan budaya itu antara lain rok mini dipandang lebih indah daripada pakaian rapat. Bahasa daerah, bahkan bahasa nasional, tergeser oleh bahasa Inggris. Di berbagai kempatan seringkali terlihat masyarakat lebih senang menggunakan bahasa Inggris karena dipandang lebih modern.  Selain itu pola konsumsi masyarakat juga beralih pada makanan-makanan cepat saji (fastfood) yang bisa didapatkan di restoran. Pizza, spaghetti, hamburger, fried chicken dianggap lebih menarik daripada makanan lokal itu sendiri. aneka makanan itu menawarkan kepraktisan. Globalisasi telah mendorong masyarakat dalam terciptanya suatu kecepatan, efisien, efektivitas yang bermuara pada kepraktisan dalam segala hal. Dapat kita lihat bahwa dengan masuknya orang asing dengan mudah ke daerah kita, ditambah lagi dengan adanya komunikasi yang semakin canggih, kebudayaan asing yang dimiliki orang asing tersebut akan membawa kita masuk kedalamnya karena terkesan lebih modern.
3.      Faktor ruang lingkup atau sosialisasi

Sekarang, dunia mengalami Revolusi 4T (Technology, Telecomunication, Transportation, Tourism) yang memiliki globalizing force dominan sehingga batas antarwilayah semakin kabur dan berujung pada terciptanya global village seperti yang pernah diprediksikan McLuhan (Saptadi 2008). McLuhan menggunakan istilah ini dalam bukunya yang berjudul The Guttenberg Galaxy: The Making of Typographic Man pada tahun 1962 dan dalam buku Understanding Media: The Extensions of Man pada tahun 1964. Istilah ini ia gunakan untuk menggambarkan bagaimana teknologi komunikasi elektronik mengecilkan bumi menjadi sebuah desa melalui informasi yang instan dan tersedia di mana saja serta kapan saja
Berbagai macam upaya untuk melestarikan kebudayaan daerah diantanya :
1.      Pembangunan Jati diri bangsa

Upaya-upaya pembangunan jati diri bangsa Indonesia, termasuk di dalamnya penghargaan pada nilai budaya dan bahasa, nilai-nilai solidaritas sosial, kekeluargaan dan rasa cinta tanah air dirasakan semakin memudar. Karena itu, jati diri bangsa sebagai nilai identitas masyarakat harus dibangun secara kokoh dan diinternalisasikan secara mendalam. Caranya, dengan menanamkan nilai-nilai kearifan lokal sejak dini kepada generasi muda. Pendidikan memegang peran penting di sini sehingga pengajaran budaya perlu dimasukkan dalam kurikulum pendidikan nasional dan diajarkan sejak sekolah dasar.

2.      Penerbitan peraturan daerah

Budaya lokal harus dilindungi oleh hukum yang mengikat semua elemen masyarakat. Pada dasarnya, budaya adalah sebuah karya. Karena itu, peraturan daerah (perda) harus diterbitkan. Peraturan itu mengatur tentang pelestarian budaya yang harus dilakukan oleh semua pihak. Kebudayaan akan tetap lestari jika ada kepedulian tinggi dari masyarakat. Selama ini kepedulian itu belum tampak secara nyata, padahal ancaman sudah kelihatan dengan jelas.
3.      Pemanfaatan teknologi informasi
Di era global, siapa yang menguasai teknologi informasi memiliki peluang lebih besar dalam menguasai peradaban dibandingkan yang lemah dalam pemanfaatan teknologi informasi. Karena itu, strategi yang harus dijalankan adalah memanfaatkan akses kemajuan teknologi informasi dan komunikasi sebagai pelestari dan pengembang nilai-nilai budaya lokal.

Menurut saya cara agar tidak mudah terpengaruh oleh kebudayaan baru adalah:
a.       Dimana kita sebagai generasi muda harus dapat mengontrol diri sendiri
dan lebih berfikir kritis tentang budaya kita sendiri, bagaimana tidak kita coba dengan hal kecil dengan bersosialisasi misalnya, seperti yang sebelumnya saya terapkan bahwa banyak sekarang ini manusia tidak lepas dari handphone yang di genggamnya, bagaimana jika kita memaksimalkan waktu untuk bersosialisasi dengan tetangga atau teman untuk membentuk suatu kerja sama atau gotong royong dalam berbagai hal.
b.      
Turut ikut campur atau berpartisipasi dalam memeriahkan suatu acara misalnya pada saat 17 Agustusan, banyak kini anak muda sekarang jarang ikut berpartisipasi dalam perlombaan dikarenakan rasa malu atau rasa percaya diri yang kurang.
c.      
Mau belajar menggunakan bahasa daerah masing-masing, alangkah baiknya jika generasi muda lebih mahir dalam berbicara bahasa daerahnya, sehingga kebudayaan daerah tidak mudah punah.
d.      Mengurangi mengkonsumsi makanan cepat saji karena, jika kita terlalu sering mengkonsumsi makanan cepat saji atau pergi ke restaurant milik perusahaan luar negeri, itu berarti kita membantu budaya asing dalam hal perekonomian.
e.      
Bangunkan rasa keperdulian terhadap NKRI.
f.       Mengkonsusmsi serta mencintai produk-produk dalam negeri. Didalam dunia fashion atau berbusana brand Indonesia tidak kalah dengan produk negara lain. Salah satu contohnnya The Excecutive, walaupun menggunakan bahasa Inggris tetapi ini merupakan produk buatan Indonesia.
g.      Menggalakkan sanggar budaya Indonesia di Indonesia itu sendiri agar generasi penerus bangsa bisa tetap melestarikan kebudayaan di Indonesia dan mampu mengembangkannya.
h.      Mengajukkan kepemilikkan budaya Indonesia kepada PBB agar tidak mudahnya bangsa lain mengambil atau mengklaim budaya Indonesia sebagai budayanya. Sehingga teciptanya suatu Hak akan budaya Indonesia itu sendiri.




Daftar Pustaka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Matematika dan Ilmu Alamiah Dasar Tugas 9

Nama  : Intan Justitia Dewi Top of Form Bottom of Form Kelas  : I PA 12 NPM  : 18516337 The Great Blue Hole, Jurang Terdalam ...