ILMU BUDAYA DASAR
Disusun oleh:
RIKAYANTI (16516415)
1.
Jelaskan mengapa
generasi muda lebih mudah menerima kebudayaan asing daripada generasi tua?
2. Carilah
sebuah daerah yang telah mengalami perubahan budaya.
a. Analislah faktor yang menyebabkan daerah tersebut menerima kebudayaan baru.
b. Jelaskan
penyebarannya dalam bentuk apa.
c. Jelaskan
bagaimana cara anda mempertahankan kebudayaan daerah anda sendiri.
d. Jelaskan
bagaimana cara anda agar tidak mudah terpengaruh oleh kebudayaan baru.
Mengapa generasi
muda lebih mudah menerima kebudayaan asing daripada generasi tua? Karena
generasi muda terdorong akan perkembangan teknologi yang semakin canggih
sekarang ini, sehingga generasi muda dapat dengan mudah menerima dan mencari
segala informasi dengan sangat mudah dan cepat, hal ini membuat generasi muda
kurang sadar serta kurang pedulinya terhadap budaya itu sendiri. Hal ini juga
berdampak pada pola pikir manusia yang ingin serba praktis dan instan dalam
mengiginkan sesuatu. Karena adanya perkembangan zaman yang kini kian meluas
hingga seluruh dunia maka, generasi muda- pun tidak mau ketinggalan oleh
masyarakat luar. Rasa ingin tahu yang dimiliki generasi muda sekarang ini lebih
besar, sehingga membuat generasi muda lebih mementingkan dirinya sendiri dalam
berbagai hal misalnya, semakin lunturnya kegiatan gotong royong di daerah
perkotaan, dalam hal berbusana (fashion) mereka lebih kebarat-baratan misalnya
lebih terbuka dalam hal berpakaian, ditambah penggunaan akan bahasa asing lebih
banyak diterapkan di dalam segala bidang baik pendidikan, pekerjaan, dll, yang
diterapkan bukan bahasa daerah itu sendiri. Mereka berlomba-lomba ingin
terlihat lebih misalnya, dalam penggunaan teknologi seperti handphone, generasi
muda akan menggunakan handphone yang dimana sedang lagi marak-maraknya
(trending). Berbeda hal nya dengan generasi tua yang memiliki rasa bangga
terhadap budayanya sendiri walaupun, terkesan monoton atau kurang menarik dalam
pandangan generasi muda sekarang ini. Generasi tua masih memiliki rasa
kepedulian yang tinggi terhadap perkembangan bangsanya sendiri dalam hal
budaya, rasa ingin negaranya berkembang maju seperti negara lain sehingga
kebudayaan yang dimiliki bangsa ini bisa tersebar diseluruh dunia sehingga
dapat dibanggakan dan memiliki nilai kebudayaan yang patut untuk dilestarikan.
Selain itu, mereka juga sudah menanamkan dan mengembangkan kebudayaan didalam
diri mereka sendiri sejak lahir hingga tua misalnya, dalam penggunaan bahasa
daerah yang masih digunakan setiap harinya, peradatan masih kerap digunakan
pada suatu acara adat. Itu sebabnya generasi tua tidak mudah terpengaruh dengan
maraknya kebudayaan asing yang tersebar begitu pesatnya. Generasi tua tidak
merasa malu mengenalkan tentang kebudayaan daerahnya sendiri dibanding generasi
muda sekarang yang kurang percaya diri.
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan
kemasyarakatan. Sudah banyak sekali daerah di Indonesia ini yang mengalami
perubahan, dalam penggunaan bahasa,
sosialisasi, tingkah laku, berpakaian, serta bangunan-bangunan, yang jarang sekali
menunjukkan kebudayaan pada daerah itu sendiri, contohnya seperti Jakarta yang
kini banyak kita ketahui kota Jakarta sendiri menjadi pusat pencaharian atau
tempat berkumpulnya penduduk dari beraneka ragam daerah di Indonesia, atau
tempat perantauan yang dapat berakibat pada kebudayaan Jakarta itu sendiri. Selain
beragamnya penduduk yang berdomisili di Jakarta, berbagai macam bangunan atau
gedung-gedung menjulang tinggi yang juga menjadi pengaruh kebudayaan. Seperti kita
lihat akibatnya, sudah banyak berkurangnya rumah-rumah adat betawi di berbagai
wilayah Jakarta karena sudah banyaknya pengalokasian lahan huni menjadi
gedung-gedung perkantoran. Makanan khas seperti kerak telur pun sangat jarang
kita jumpai, hanya terdapat di kota-kota tertentu saja, itu pun seperti yang
pernah saya temui, salah satu penjual kerak telur tersebut bukan orang asli
betawi sendiri, melainkan orang pendatang yang hanya ingin mencari pekerjaan.
Itu jelas terbukti, bahwa orang asli betawi pun kurang mengembangkan budayanya
sendiri.
Selain Jakarta, adapun daerah yang hampir setara
dengan Jakarta dalam bentuk sosial, yakni kota Tangerang. Walaupun kota
Tangerang ini masih banyak penduduk yang tinggal di perkampungan, tetapi dapat
kita lihat dan kita ketahui, dimana ada suatu daerah yang mayoritas penduduknya
kebanyakan bukan sebatas satu kesatuan Indonesia, bahkan berkependudukan di
luar Indonesia itu sendiri seperti, Korea, Jepang, Inggris, Taiwan, dan masih
banyak lagi. Jika kita sudah berada di wilayah dimana kita bertemu atau
berpas-pasan dengan daerah yang seperti ini, dapat kita perhatikan bagaimana
cara mereka berpakaian, mempergunakan waktu, berbicara, menggunakan
transportasi, dan bersosialisasi. Dengan adanya keanekaragaman yang dapat kita
jumpai disuatu daerah itu, banyak orang Indonesia yang akan terkontaminasi
dengan cara atau tingkah laku yang buruk dari lingkungan sekitarnya. Sebagai
contoh, warga negara Indonesia yang sudah lama tinggal di daerah Tangerang,
dengan keluarga yang masih menggunakan adat istiadat dengan baik pada asalnya,
terpengaruh dengan perkembangan zaman dan bertambahnya penduduk di daerah itu,
sehingga membuatnya bertempat tinggal di kawasan yang memiliki penduduk dari
beragam wilayah atau negara, kini ia dewasa dan sudah menikmati masa modern
ini, kemudian dia berumahtangga dan memiliki anak, dengan pengaruh sosial dan
budaya yang sudah tercampur, akan menjadi pengaruh pula terhadap perkembangan
anak dan pola pikir anak akan berbeda. Anak itu akan terpengaruh dengan
lingkungan sekitarnya, misalnya dalam hal bersosialisasi, berbusana, pola
makan, bahkan bahasa yang dipergunakan dalam kehidupannya sehari-hari. Bukan
lagi bahasa Indonesia yang diterapkan, melainkan bahasa Inggris yang terlalu
mahir yang diterapkan pada anak usia 6 tahun misalnya, dibanding bahasa Indonesia
atau bahasa daerahnya itu sendiri. Dengan begitu, bahasa daerah lama kelamaan
tidak akan dipergunakan di wilayah atau didalam keluarga itu sendiri. Selain itu, banyak juga kita
jumpai di media sosial misalnya, youtube. Dimana masyarakat Indonesia lebih
banyak memposting atau mengupload tarian-tarian modern dibanding tarian
tradisional terutama pada generasi muda sekarang ini. Tayangan televisi seperti
iklan yang mengarah pada bentuk yang lebih modern, tidak lagi digunakan dalam
bentuk kebudayaan, sehingga para penonton yang menyaksikan iklan tersebut lebih
terpengaruh ke arah yang lebih modern.
Faktor-faktor
yang menyebabkan daerah tersebut menerima kebudayaan baru:
1.
Adanya pengaruh globalisasi dan
teknologi
Sejalan dengan perkembangan teknologi
informasi dan komunikasi, globalisasi yang beriringan dengan modernisasi
menyebar ke seluruh penjuru dunia sebagai proses yang tak terelakkan.
Globalisasi yang didorong oleh teknologi informasi dan komunikasi sedang
memerankan sebuah revolusi sosial yang merasuki semua sudut kehidupan. Kini
dapat kita lihat, banyak sekali penduduk Indonesia yang memiliki lebih dari
satu handphone, ditambah lagi dengan adanya laptop sebagai alat teknologi
lainnya. Dengan begitu, maka semakin banyaknya informasi yang kini kian canggih
dan instan. Dibandingkan dengan dahulu yang masih menggunakan surat kabar
seperti koran untuk mencari suatu informasi. Dengan adanya teknologi sekarang
ini, terciptanya individualisme dan berkurangnya nilai sosialisasi, sebagai
contoh di era globalisasi sekarang ini, banyak masyarakat yang sibuk dengan
handphone yang di genggamnya pada saat berkumpul, sehingga tidak terjalinnya
komunikasi yang baik dalam berkumpul. Atau bisa kita lihat lagi sebagai contoh
didalam perumahan, jarang sekali didalam satu komplek kita mengenali tetangga
kita sendiri. saya pernah menemukan salah satu pasien sedang berobat di rumah
sakit ingin melakukan pendaftaran untuk proses pengantrean di laboratorium,
pada saat pasien tersebut menyebutkan alamatnya, ada pasien berikutnya yang
sedang mengantre menanyakan alamatnya
ulang kepada orang tersebut, ternyata selama ini rumah mereka berdekatan hanya
saling serong, mereka pun berasal dari daerah yang sama. Ini sangat jelas
terbukti bahwa kurangnya interaksi sosial dalam lingkungan tersebut.
2.
Masuknya
penduduk asing
Dengan masuknya penduduk asing ke suatu
daerah tersebut, sudah jelas kita lihat bahwa budaya asing yang mengglobal juga
menawarkan kepraktisan dalam hal berpakaian dengan cukup mengenakan kemeja,
kaos, celana dan rok. Bukti nyata kelunturan warisan budaya itu antara lain rok
mini dipandang lebih indah daripada pakaian rapat. Bahasa daerah, bahkan bahasa
nasional, tergeser oleh bahasa Inggris. Di berbagai kempatan seringkali
terlihat masyarakat lebih senang menggunakan bahasa Inggris karena dipandang
lebih modern. Selain itu pola konsumsi
masyarakat juga beralih pada makanan-makanan cepat saji (fastfood) yang bisa
didapatkan di restoran. Pizza, spaghetti, hamburger, fried chicken dianggap
lebih menarik daripada makanan lokal itu sendiri. aneka makanan itu menawarkan
kepraktisan. Globalisasi telah mendorong masyarakat dalam terciptanya suatu
kecepatan, efisien, efektivitas yang bermuara pada kepraktisan dalam segala
hal. Dapat kita lihat bahwa dengan masuknya orang asing dengan mudah ke daerah
kita, ditambah lagi dengan adanya komunikasi yang semakin canggih, kebudayaan
asing yang dimiliki orang asing tersebut akan membawa kita masuk kedalamnya
karena terkesan lebih modern.
3.
Faktor
ruang lingkup atau sosialisasi
Sekarang, dunia mengalami Revolusi 4T (Technology, Telecomunication, Transportation, Tourism) yang memiliki globalizing force dominan sehingga batas antarwilayah semakin kabur dan berujung pada terciptanya global village seperti yang pernah diprediksikan McLuhan (Saptadi 2008). McLuhan menggunakan istilah ini dalam bukunya yang berjudul The Guttenberg Galaxy: The Making of Typographic Man pada tahun 1962 dan dalam buku Understanding Media: The Extensions of Man pada tahun 1964. Istilah ini ia gunakan untuk menggambarkan bagaimana teknologi komunikasi elektronik mengecilkan bumi menjadi sebuah desa melalui informasi yang instan dan tersedia di mana saja serta kapan saja
Berbagai macam
upaya untuk melestarikan kebudayaan daerah diantanya :
1.
Pembangunan Jati diri
bangsa
Upaya-upaya
pembangunan jati diri bangsa Indonesia, termasuk di dalamnya penghargaan pada
nilai budaya dan bahasa, nilai-nilai solidaritas sosial, kekeluargaan dan rasa
cinta tanah air dirasakan semakin memudar. Karena itu, jati diri bangsa sebagai
nilai identitas masyarakat harus dibangun secara kokoh dan diinternalisasikan
secara mendalam. Caranya, dengan menanamkan nilai-nilai kearifan lokal sejak
dini kepada generasi muda. Pendidikan memegang peran penting di sini sehingga
pengajaran budaya perlu dimasukkan dalam kurikulum pendidikan nasional dan
diajarkan sejak sekolah dasar.
2. Penerbitan
peraturan daerah
Budaya lokal harus dilindungi oleh
hukum yang mengikat semua elemen masyarakat. Pada dasarnya, budaya adalah
sebuah karya. Karena itu, peraturan daerah (perda) harus diterbitkan. Peraturan
itu mengatur tentang pelestarian budaya yang harus dilakukan oleh semua pihak.
Kebudayaan akan tetap lestari jika ada kepedulian tinggi dari masyarakat.
Selama ini kepedulian itu belum tampak secara nyata, padahal ancaman sudah
kelihatan dengan jelas.
3. Pemanfaatan
teknologi informasi
Di era global, siapa yang menguasai
teknologi informasi memiliki peluang lebih besar dalam menguasai peradaban
dibandingkan yang lemah dalam pemanfaatan teknologi informasi. Karena itu,
strategi yang harus dijalankan adalah memanfaatkan akses kemajuan teknologi
informasi dan komunikasi sebagai pelestari dan pengembang nilai-nilai budaya
lokal.
Menurut
saya cara agar tidak mudah terpengaruh oleh kebudayaan baru adalah:
a. Dimana
kita sebagai generasi muda harus dapat mengontrol diri sendiri
dan lebih berfikir kritis tentang budaya
kita sendiri, bagaimana tidak kita coba dengan hal kecil dengan bersosialisasi
misalnya, seperti yang sebelumnya saya terapkan bahwa banyak sekarang ini
manusia tidak lepas dari handphone yang di genggamnya, bagaimana jika kita
memaksimalkan waktu untuk bersosialisasi dengan tetangga atau teman untuk
membentuk suatu kerja sama atau gotong royong dalam berbagai hal.
b.
Turut
ikut campur atau berpartisipasi dalam memeriahkan suatu acara misalnya pada
saat 17 Agustusan, banyak kini anak muda sekarang jarang ikut berpartisipasi
dalam perlombaan dikarenakan rasa malu atau rasa percaya diri yang kurang.
c.
Mau
belajar menggunakan bahasa daerah masing-masing, alangkah baiknya jika generasi
muda lebih mahir dalam berbicara bahasa daerahnya, sehingga kebudayaan daerah
tidak mudah punah.
d. Mengurangi
mengkonsumsi makanan cepat saji karena, jika kita terlalu sering mengkonsumsi
makanan cepat saji atau pergi ke restaurant milik perusahaan luar negeri, itu
berarti kita membantu budaya asing dalam hal perekonomian.
e.
Bangunkan
rasa keperdulian terhadap NKRI.
f. Mengkonsusmsi
serta mencintai produk-produk dalam negeri. Didalam dunia fashion atau
berbusana brand Indonesia tidak kalah dengan produk negara lain. Salah satu
contohnnya The Excecutive, walaupun menggunakan bahasa Inggris tetapi ini
merupakan produk buatan Indonesia.
g. Menggalakkan
sanggar budaya Indonesia di Indonesia itu sendiri agar generasi penerus bangsa
bisa tetap melestarikan kebudayaan di Indonesia dan mampu mengembangkannya.
h. Mengajukkan
kepemilikkan budaya Indonesia kepada PBB agar tidak mudahnya bangsa lain
mengambil atau mengklaim budaya Indonesia sebagai budayanya. Sehingga teciptanya
suatu Hak akan budaya Indonesia itu sendiri.
Daftar Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar