Nama :
Sekar Mulianingrum Hanafiah
NPM :
16516893
Kelas :
1PA12
Tugas Ilmu Budaya Dasar
Generasi muda begitu terbuka menerima perubahan
seiring dengan meningkatnya jumlah pelajar dibanding pada generasi sebelumnya. Meningkatnya
jumlah pelajar berarti meningkat pula jumlah oang yang memiliki pikiran terbuka
dan toleran terhadap hal baru.
Ada generasi muda yang mengadaptasi budaya yang
datang dari tempat lain hanya karena banyak yang melakukannya. Jika banyak
orang yang melakukannya maka ada yang akan tergerak melakukannya juga.
Inovasi manusia yang menciptakan internet memiliki
dampak yang besar. Internet mampu menghubungkan manusia yang hidup di satu kota
dengan seseorang yang berada di benua yang lain. Hal ini menyebabkan penyebaran
informasi yang begitu cepat.
Kini, sejumlah besar manusia mulai dari anak anak
hingga orang dewasa di belahan dunia manapun nyaris tak bisa menjalankan
kehidupannya tanpa internet. Membeli bahan makanan, memasak, bahkan mengerjakan
pekerjaan rumah bisa selesai dalam waktu singkat dengan internet.
Namun, tak seluruh lahan didunia ini diwaktu yang
sama terjamah internet atau bahkan listrik. Banyak masyarakat senior yang
selama hidupnya membahayakan tubuh dan jiwanya hanya untuk bertahan hidup.
Masyarakat senior banyak yang mengkritik candu manusia modern dengan internet
dengan sebutan pemalas karena mereka melihat generasi muda pada zaman ini
begitu terikat dengan internet.
Kritik masyarakat senior tentang teknologi internet
memang tak terbantahkan. Jika dibandingkan dengan kehidupan masyarakat senior
disaat mereka masih belia, mereka harus mengalami kehidupan yang sulit karena
perkembangan ilmu pengetahuan masih sangat minim. Mereka harus menghidupi
keluarga mereka dan diri mereka sendiri, hanya orang yang berkecukupan yang bisa
menempuh bangku pendidikan.
Tugas 2 Ilmu Budaya Dasar
Manusia
adalah makhluk yang paling sempurna dibanding makhluk Tuhan yang lain. Hal ini
dikarenakan manusia memiliki akal yang diperuntukkan untuk berpikir dan melakukan
hal yang benar dengan benar. Akal manusia berkembang sedari ia kecil yang polos
menjadi manusia yang dewasa dan sadar akan kebutuhanya
Manusia
membutuhkan makanan dan tempata tinggal, sehingga manusia bersinergi dengan
alam untuk saling merawat. Alam menyediakan manusia makanan yang berlimpah dan
tempat tinggal yang luas dan sebagai gantinya manusia menanam pepohonan dan
menjaga dunia tetap asri. Hal ini dibutuhkan untuk melestarikan kekayaan alam
yang disediakan alam raya ini.
Manusia
beradaptasi dengan lingkungannya dengan akal dan naluri yang telah diberikan
Tuhan. Mata manusia melihat fenomena alam dan mengadaptasi dan menciptakan
kebudayaan. Karenanya, dikenal konsep bahwa manusia memiliki kaitan yang sangat
erat dengan alam yang ditinggalinya.
Indonesia
adalah negara yang sangat luas. Jika dibandingkan dengan seluruh negara di
dunia, Indonesia menempati posisi ke-7 negara terluas di dunia yang di dominasi
hutan. Dengan wilayahnya yang membentang dari timur ke barat dan dari utara ke
selatan, sehingga Indonesia memiliki keadaan geografis yang beragam.
Kondisi
geografis yang beragam mempengaruhi sikap manusia terhadap lingkungannya.
Kebudayaan terbentuk karena keberadaan dan kebutuhan manusia dengan alam yang
berlangsung sejak manusia mengenal tulisan.
Semua
makhluk hidup membutuhkan makanan dan tempat tinggal untuk bertahan hidup.
Menurut kepercayaan religi, Tuhan
menyediakan alam raya ini untuk dimanfaatkan dan diambil pelajaran.
Pulau
Jawa dibentuk dari aktifitas vulkanik barisan gunung yang menjadi pilarnya.
Pulau Jawa, satu dari lima pulau terbesar di Indonesia, menyimpan banyak cerita
tentang keindahan alam yang terbentang. Pulau Jawa dengan penduduknya yang
paling banyak diantara pulau-pulau lain di Indonesia menyimpan kisah tentang
kearifan lokal yang begitu indah.
Sebuah
provinsi di Pulau Jawa, ada kalangan masyarakat dengan etnis Sunda. Sebagaimana
dikutip Koentjaraningrat (2004) yang disebut orang Sunda atau Suku Sunda ialah
Orang yang secara turun temurun menggunakan bahasa dan dialek sunda dalam
percakapan sehari-hari. Orang yang dimaksud Orang Sunda ialah orang-orang yang
tinggal di daerah Jawa Barat dan banten atau yang dulu lebih dikenal dengan
Tanah Pasundan atau Tatar Sunda.
Secara
geografis, Jawa Barat memiliki beberapa pegunungan yang dahulu banyak disebut
Suku sunda adalah Suku yang begitu mencintai gunung hingga banyak dari sajak
sajak Sunda bertemakan gunung atau kehidupan di pegunungan. Masyarakat dengan
Etnis Sunda membuktikan kecintaannya kepada pegunungan dengan banyak hidup
mengandalkan pegunungan.
Pegunungan
di daerah Jawa Barat benar-benar menjadi salah satu harapan hidup dari Suku
Sunda. Pada masa yang lalu, Suku Sunda dikenal sebagai masyarakat peladang.
Dahulu masyarakat dengan Etnis Sunda menjadi peladang yang meladang selalu
ditempat yang sama atau yang peladang yang sering berpindah-pindah. Masyarakat
peladang tesebut masih dijumpai yang hidup di pegunungan di Jawa Barat dan daerah
Banten, atau di Kampung Naga di Tasikmalaya.
Masyarakat
Sunda memiliki pandangan bahwa alam raya ini bukanlah sesuatu yang harus
ditundukkan, ditaklukan atau di kuasai. Melainkan sesuatu yang harus selalu
dihormati, dipelihara dan dirawat dengan sepenuh hati. Pada hakikatnya, manusia
hanya harus beradaptasi dengan alam. Seperti tampak pada budaya memberikan
sesajen, tumbal atau hewwan untuk menanggulangi permasalahan kehidupan yang ada
kaitannya dengan alam.
Keterikatan
masyarakat Sunda dengan alam kadang terlihat berbeda. Banyak yang melihat
keterikatan masyarakat Sunda dengan alam sebagai manusia yang tunduk kepada
alam. Namun, pada kenyataannya manusia memang harus bergantung pada alam yang
telah memberinya makan dan tempat tinggal.
Keselarasan
masyarakat Sunda dengan dengan alam tempatnya hidup secara langsung dan tidak
langsung membentuk karakter yang sesua dengan alam dan lingkungan sekitarnya.
Cerita rakyat, peribahasa dan perumpamaan begitu sarat akan makna yang didapat
dari alam.
Masyarakat
Sunda menjadikan alam sebagai pemandangan dan perumpamaan bagi tabiat dan
perilaku manusia dengan ungkapan, kias ataupun dalam bentuk bahasa
perbandingan. Dari banyak bentuk Bahasa yang dimuliki masyarakat Sunda,
terlihat mengetahui kekayaan flora dan fauna didalam lingkungan dimana
masyarakat Sunda hidup.
Masyarakat
sunda memiliki beberapa ungkapan berisi nasihat atau yang biasa disebut piwuruk yang harus dijadikan tuntunan
perilaku sehari hari sebagai identitas diri sebagai masyarakat Sunda yang
banyak berhubungan dengan alam, diantaranya:
Kawas awi sumaer di pasiri (seperti pohon bambu) yang bergerak-gerak
ketika ditiup angin. Ungkapan ini menunjukkan suatu karakter yang labil dan
tidak jelas pendiriannya.
Gunung talingakeun, leuweung kanyahokeun, kebon garaaeun,
gawir awieun, lebakbalongan, sampalan sawahan, walungan rempekan (gunung harus dijaga,
hutan harus di perhatikan, kebun harus diolah, tebing harus ditanami bambu,
cekungan lembah dibuat kolam, dataran harus dijadikan sawah, sungai harus
ditanami pohon di pinggirannya) terlihat jelas makna bahwa kita harus menjaga
alam sebaik-baiknya untuk kebaikan kita sendiri nantinya.
Dari
ungkapan-ungkapan diatas telihat bahwa masyarakat Sunda yang begitu menghargai
alamnya. Namun pada kenyataanya kini tak semua masyarakat Sunda mengindahkan
pepatah-pepatah indah itu. Ada segelintir masyrakat yang tega merusak alam
dengan mendirikan bangunan sembarangan tanpa mempertimbangan akibatnya terhadap
alam seolah mereka mengalami degradasi kebudayaan.
Hubungan manusia dengan alam kini
dirusak oleh manusia yang gelap mata akibat keuntungan yang melimpah ruah. Ada
sekelompok manusia yang tega membakar hutan, memalsukan banyak hal untuk
keuntungan semata. Mereka tak memperdulikan akibatnya terhadap seluruh populasi
manusia.
Demi
mendapat keuntungan besar dalam waktu singkat, banyak orang yang melakukan
kegiatan yang bertentangan dengan kearifan lokal. Menebang pohon, sembarangan
tanpa menanam pohon lain sebagi gantinya bisa dijadikan salah satu contoh.
Pendahulu kita telah melakukan segala hal untuk mempertahankan alam yang baik
untuk anak-cucunya. Namun, banyak yang merusak jerih payah mereka padahal itu
semua adalah warisan untuk mereka sendiri.
Segelintir masyarakat Sunda masih ada
yang mencoba membangun kembali tradisi-tradisi sunda yang telah pudar termakan
budaya luar yang tidak cocok dengan budaya lokal. Usaha mereka patut diacungi
jempol, karena meskipun dunia berkembang begitu cepatnya namun masih mencoba
untuk mempertahankan kearifan lokal.
Daftar Pustaka
Indarwana, Ira. Kearifan Lokal Masyarakat Sunda dalam Hubungan
dengan Lingkungan Alam
Makalah
oleh Ira Indarwana berjudul Kearifan Lokal Masyarakat Sunda dalam Hubungan
dengan Lingkungan Alam, Bandung, Jawa Barat pada tahun 2012.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar