Minggu, 23 Oktober 2016

TUGAS ILMU BUDAYA DASAR SEKAR MULIANINGRUM HANAFIAH

Nama               : Sekar Mulianingrum Hanafiah
NPM               : 16516893
Kelas               : 1PA12

Tugas Ilmu Budaya Dasar

Generasi muda begitu terbuka menerima perubahan seiring dengan meningkatnya jumlah pelajar dibanding pada generasi sebelumnya. Meningkatnya jumlah pelajar berarti meningkat pula jumlah oang yang memiliki pikiran terbuka dan toleran terhadap hal baru.

Ada generasi muda yang mengadaptasi budaya yang datang dari tempat lain hanya karena banyak yang melakukannya. Jika banyak orang yang melakukannya maka ada yang akan tergerak melakukannya juga.

Inovasi manusia yang menciptakan internet memiliki dampak yang besar. Internet mampu menghubungkan manusia yang hidup di satu kota dengan seseorang yang berada di benua yang lain. Hal ini menyebabkan penyebaran informasi yang begitu cepat.

Kini, sejumlah besar manusia mulai dari anak anak hingga orang dewasa di belahan dunia manapun nyaris tak bisa menjalankan kehidupannya tanpa internet. Membeli bahan makanan, memasak, bahkan mengerjakan pekerjaan rumah bisa selesai dalam waktu singkat dengan internet.

Namun, tak seluruh lahan didunia ini diwaktu yang sama terjamah internet atau bahkan listrik. Banyak masyarakat senior yang selama hidupnya membahayakan tubuh dan jiwanya hanya untuk bertahan hidup. Masyarakat senior banyak yang mengkritik candu manusia modern dengan internet dengan sebutan pemalas karena mereka melihat generasi muda pada zaman ini begitu terikat dengan internet.

Kritik masyarakat senior tentang teknologi internet memang tak terbantahkan. Jika dibandingkan dengan kehidupan masyarakat senior disaat mereka masih belia, mereka harus mengalami kehidupan yang sulit karena perkembangan ilmu pengetahuan masih sangat minim. Mereka harus menghidupi keluarga mereka dan diri mereka sendiri, hanya orang yang berkecukupan yang bisa menempuh bangku pendidikan.


Tugas 2 Ilmu Budaya Dasar

Manusia adalah makhluk yang paling sempurna dibanding makhluk Tuhan yang lain. Hal ini dikarenakan manusia memiliki akal yang diperuntukkan untuk berpikir dan melakukan hal yang benar dengan benar. Akal manusia berkembang sedari ia kecil yang polos menjadi manusia yang dewasa dan sadar akan kebutuhanya

Manusia membutuhkan makanan dan tempata tinggal, sehingga manusia bersinergi dengan alam untuk saling merawat. Alam menyediakan manusia makanan yang berlimpah dan tempat tinggal yang luas dan sebagai gantinya manusia menanam pepohonan dan menjaga dunia tetap asri. Hal ini dibutuhkan untuk melestarikan kekayaan alam yang disediakan alam raya ini.

Manusia beradaptasi dengan lingkungannya dengan akal dan naluri yang telah diberikan Tuhan. Mata manusia melihat fenomena alam dan mengadaptasi dan menciptakan kebudayaan. Karenanya, dikenal konsep bahwa manusia memiliki kaitan yang sangat erat dengan alam yang ditinggalinya.

Indonesia adalah negara yang sangat luas. Jika dibandingkan dengan seluruh negara di dunia, Indonesia menempati posisi ke-7 negara terluas di dunia yang di dominasi hutan. Dengan wilayahnya yang membentang dari timur ke barat dan dari utara ke selatan, sehingga Indonesia memiliki keadaan geografis yang beragam.

Kondisi geografis yang beragam mempengaruhi sikap manusia terhadap lingkungannya. Kebudayaan terbentuk karena keberadaan dan kebutuhan manusia dengan alam yang berlangsung sejak manusia mengenal tulisan.

Semua makhluk hidup membutuhkan makanan dan tempat tinggal untuk bertahan hidup. Menurut  kepercayaan religi, Tuhan menyediakan alam raya ini untuk dimanfaatkan dan diambil pelajaran.

Pulau Jawa dibentuk dari aktifitas vulkanik barisan gunung yang menjadi pilarnya. Pulau Jawa, satu dari lima pulau terbesar di Indonesia, menyimpan banyak cerita tentang keindahan alam yang terbentang. Pulau Jawa dengan penduduknya yang paling banyak diantara pulau-pulau lain di Indonesia menyimpan kisah tentang kearifan lokal yang begitu indah.

Sebuah provinsi di Pulau Jawa, ada kalangan masyarakat dengan etnis Sunda. Sebagaimana dikutip Koentjaraningrat (2004) yang disebut orang Sunda atau Suku Sunda ialah Orang yang secara turun temurun menggunakan bahasa dan dialek sunda dalam percakapan sehari-hari. Orang yang dimaksud Orang Sunda ialah orang-orang yang tinggal di daerah Jawa Barat dan banten atau yang dulu lebih dikenal dengan Tanah Pasundan atau Tatar Sunda.

Secara geografis, Jawa Barat memiliki beberapa pegunungan yang dahulu banyak disebut Suku sunda adalah Suku yang begitu mencintai gunung hingga banyak dari sajak sajak Sunda bertemakan gunung atau kehidupan di pegunungan. Masyarakat dengan Etnis Sunda membuktikan kecintaannya kepada pegunungan dengan banyak hidup mengandalkan pegunungan.

Pegunungan di daerah Jawa Barat benar-benar menjadi salah satu harapan hidup dari Suku Sunda. Pada masa yang lalu, Suku Sunda dikenal sebagai masyarakat peladang. Dahulu masyarakat dengan Etnis Sunda menjadi peladang yang meladang selalu ditempat yang sama atau yang peladang yang sering berpindah-pindah. Masyarakat peladang tesebut masih dijumpai yang hidup di pegunungan di Jawa Barat dan daerah Banten, atau di Kampung Naga di Tasikmalaya.

Masyarakat Sunda memiliki pandangan bahwa alam raya ini bukanlah sesuatu yang harus ditundukkan, ditaklukan atau di kuasai. Melainkan sesuatu yang harus selalu dihormati, dipelihara dan dirawat dengan sepenuh hati. Pada hakikatnya, manusia hanya harus beradaptasi dengan alam. Seperti tampak pada budaya memberikan sesajen, tumbal atau hewwan untuk menanggulangi permasalahan kehidupan yang ada kaitannya dengan alam.

Keterikatan masyarakat Sunda dengan alam kadang terlihat berbeda. Banyak yang melihat keterikatan masyarakat Sunda dengan alam sebagai manusia yang tunduk kepada alam. Namun, pada kenyataannya manusia memang harus bergantung pada alam yang telah memberinya makan dan tempat tinggal.

Keselarasan masyarakat Sunda dengan dengan alam tempatnya hidup secara langsung dan tidak langsung membentuk karakter yang sesua dengan alam dan lingkungan sekitarnya. Cerita rakyat, peribahasa dan perumpamaan begitu sarat akan makna yang didapat dari alam.

Masyarakat Sunda menjadikan alam sebagai pemandangan dan perumpamaan bagi tabiat dan perilaku manusia dengan ungkapan, kias ataupun dalam bentuk bahasa perbandingan. Dari banyak bentuk Bahasa yang dimuliki masyarakat Sunda, terlihat mengetahui kekayaan flora dan fauna didalam lingkungan dimana masyarakat Sunda hidup.

Masyarakat sunda memiliki beberapa ungkapan berisi nasihat atau yang biasa disebut piwuruk yang harus dijadikan tuntunan perilaku sehari hari sebagai identitas diri sebagai masyarakat Sunda yang banyak berhubungan dengan alam, diantaranya:

Kawas awi sumaer di pasiri (seperti pohon bambu) yang bergerak-gerak ketika ditiup angin. Ungkapan ini menunjukkan suatu karakter yang labil dan tidak jelas pendiriannya.

Gunung talingakeun, leuweung kanyahokeun, kebon garaaeun, gawir awieun, lebakbalongan, sampalan sawahan, walungan rempekan (gunung harus dijaga, hutan harus di perhatikan, kebun harus diolah, tebing harus ditanami bambu, cekungan lembah dibuat kolam, dataran harus dijadikan sawah, sungai harus ditanami pohon di pinggirannya) terlihat jelas makna bahwa kita harus menjaga alam sebaik-baiknya untuk kebaikan kita sendiri nantinya.

Dari ungkapan-ungkapan diatas telihat bahwa masyarakat Sunda yang begitu menghargai alamnya. Namun pada kenyataanya kini tak semua masyarakat Sunda mengindahkan pepatah-pepatah indah itu. Ada segelintir masyrakat yang tega merusak alam dengan mendirikan bangunan sembarangan tanpa mempertimbangan akibatnya terhadap alam seolah mereka mengalami degradasi kebudayaan.

Hubungan manusia dengan alam kini dirusak oleh manusia yang gelap mata akibat keuntungan yang melimpah ruah. Ada sekelompok manusia yang tega membakar hutan, memalsukan banyak hal untuk keuntungan semata. Mereka tak memperdulikan akibatnya terhadap seluruh populasi manusia.

Demi mendapat keuntungan besar dalam waktu singkat, banyak orang yang melakukan kegiatan yang bertentangan dengan kearifan lokal. Menebang pohon, sembarangan tanpa menanam pohon lain sebagi gantinya bisa dijadikan salah satu contoh. Pendahulu kita telah melakukan segala hal untuk mempertahankan alam yang baik untuk anak-cucunya. Namun, banyak yang merusak jerih payah mereka padahal itu semua adalah warisan untuk mereka sendiri.

Segelintir masyarakat Sunda masih ada yang mencoba membangun kembali tradisi-tradisi sunda yang telah pudar termakan budaya luar yang tidak cocok dengan budaya lokal. Usaha mereka patut diacungi jempol, karena meskipun dunia berkembang begitu cepatnya namun masih mencoba untuk mempertahankan kearifan lokal.



Daftar Pustaka
Indarwana, Ira. Kearifan Lokal Masyarakat Sunda dalam Hubungan dengan Lingkungan Alam

Makalah oleh Ira Indarwana berjudul Kearifan Lokal Masyarakat Sunda dalam Hubungan dengan Lingkungan Alam, Bandung, Jawa Barat pada tahun 2012.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Matematika dan Ilmu Alamiah Dasar Tugas 9

Nama  : Intan Justitia Dewi Top of Form Bottom of Form Kelas  : I PA 12 NPM  : 18516337 The Great Blue Hole, Jurang Terdalam ...