Jumat, 21 Oktober 2016

TUGAS ILMU BUDAYA DASAR

Nama: Adilla Novita Hendinar
NPM : 10516168
Kelas: 1PA12

Mengapa Generasi Muda Lebih Mudah Menerima Budaya Asing?
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat, segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat di tentukan oleh kebudayaan yang di miliki oleh masayrakat itu sendiri. Kebudayaan adalah sesautu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi lain dan selanjunya berjalan seperti itu. Di Indonesia sendiri terdapat berbagai macam kebudayaan yang sangat melimpah, sehingga kesan tradisionalisme pun tetap erat di masyarakat. Namun dengan adanya akulturasi dan globalisasi membuat masyarakat harus lebih berfikiran terbuka dan menerima arus masuknya kebudayaan asing ke kebudayan tradisional kita sendiri.
Pada umumnya generasi muda di anggap sebagi individu yang dapat dengan cepat menerima unsur-unsur kebudayaan asing yang masuk melalui akulturasi. Namun sebaliknya generasi tua di anggap sebagai orang kolot yang sukar untuk menerima kebudayaan asing, karna generasi tua sendiri masih berfikiran tradisional dan taat akan adat istiadat dari tempatnya berasal. Generasi muda sendiri dapat di bilang lebih berfikir terbuka karena belum menetapnaya unsur atau norma tradisional dalam jiwa mereka, hal itu menyebabkan mereka dengan mudah menerima lalu menyerap budaya baru yang masuk dan dapat mengubah hidup serta pandangan mereka.
Dengan adanya akulturasi tersebut tercipta suatu masyarakat atau kelompok yang sukar sekali bahkan tak dapat menerima kebudaaan baru. Masuknya budaya asing yang menyebabkan perubahan sekitar di anggap sebagai keadaan krisis adat yang membahayakan masyarakat.
            Tanpa disadari budaya asing yang masuk juga menciptakan pengaruh positif kepada masyarakat. Misalkan dengan unsur kebendaan, peralatan yang lebih modern mudah dipakai, lebih efektif dan sangat bermanfaat. Namun kadang kala lebih mudah di gunakan oleh generasi muda yang memang lebih mudah meresap budaya baru.
Dengan adanya globalisasi dan akulturasi membawa dampak yang positif namun juga negatif sehingga generasi tua sering merasa lebih baik mengguakan cara lama yang di anggap lebih sehat walaupun tidak terlalu efisien. Sekarang bangsa indonesia tengah berada dalam masa transisi, dari msyarakat agraris menjadi industri. Dikarenakan hal itu juga, seluruh generasi yang ada mau tidak mau harus mengikuti zaman yang ada agar dapat terus bertahan.



Berita Dari: http://radarsukabumi.com/2013/10/24/menelisik-asal-usul-aksara-korea-hangeul-di-komunitas-suku-cia-cia-1

Analisis
1.      Analisislah faktor yang menyebabkan daerah tersebut menerima kebudayaan baru!

Kebudayaan daerah tidak lain adalah kebudayaan yang sudah tumbuh dan berkembang di masyarakat lokal sebagai penganutnya. Kebudayaan juga terkait dengan bahasa yang ada di sekitarnya. Suku minoritas yang berjumlah 80.000 jiwa ini memakasi aksara hangul. Bahkan pemerintah juga mengesahkan bahasa tersebut secara resmi. Mengapa terjadi demikian? Setelah di telusuri hal ini terjadi karena bahasa asli yang di miliki suku tersebut semakin di tinggalkan karena mengalami kesulitan saat harus di tulis dengan aksara Bahasa Indonesia. Maka aksara hangul di pilih, aksara ini dapat menuliskan bahasa cia-cia lebih akurat. Harapannya dengan penggunaan aksara ini bisa menyelamatkan bahasa cia-cia yang hampir punah. Saat itu bahasa cia-cia sudah jarang di gunakan karna di anggap sebagai bahasa yang sukar untuk di pahami oleh masyarakat daerah itu sendiri, sehingga di carilah jalan keluar untuk menyelamatkan bahasa asli masyarakat bau-bau yaitu aksara hangul. Maka perubahan aksara bahasa menjadi aksara korea tak lantas hanya untuk melestarikan bahasa daerah itu sendiri, pergeseran bahasa yang terjadi pada suku bau-bau ini juga bersifat positif.

                  
2.      Jelaskan bagaimana bentuk penyebarannya!
Penggunaan aksara korea ini di sebarkan dengan pelatihan penulisan huruf hangul kepada para guru agar dapat dengan mudah di sosialisasikan kepada para murid yang ada. Pelatihan itu di bantu oleh Lee Ho Nam, seorang dosen dari Seoul Nasional University. Dan juga dengan cara menyusun buku pelajaran dengan bahasa cia-cia dengan format tulisan hangul. Hingga saat ini buku itu menjadi pegangan untuk murid SD sejak kelas 4. Dengan adanya sosialisasi pada buku pegangan tersebut di harapkan, bahasa cia-cia dapat terus lestari dan terhindar dari kepunahan, walau mengangkat aksara dari bahasa asing. Penggunaan aksara hagul ini juga makin di perluas setelah Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Bau-bau memasukan penulisan hangul sebagai kurikulum muatan lokal di SD. Bagi para siswa sendiri, aksara hangul di anggap sangat menarik. Para murid pun bersemangat untuk mempelajari bahasa cia-cia, bahkan tak jarang seluruh catatan mereka dengan huruf hangul.

3.      Bagaimana cara mempertahankan kebudayaan kita sendiri?
Cara mempertahankan budaya yang ada di sekitar kita adalah dimulai dari diri kita sendiri. Kita harus menghargai setiap budaya yang ada di lingkungan kita. Contohnya jika ada seseorang yang memaikan alat musik tradisional di sekitar kita, alangkah baiknya kita bersimpati dan ikut menyenangi apa yang dilakukannya bukan malah mencemooh karna alat musik tersebut ketinggalan jaman. Setelah kita menghargai kemungkinan akan ada rasa ingin tahu, timbulah pertanyaan seperti: Alat musik apa itu? Asalnya darimana? Bagaimana cara memainkannya? Kira-kira seperti itulah pertanyaan yang timbul di benak kita. Dan lalu kita mulai mencoba mendukung budaya tradisional yang ada dan membantu melestarikannya dengan menambah daya tarik kepada kaum muda. Agar dapat membantu melestarikanya


            Berikut beberapa cara mempertahankan kebudayaan:
1.      Menghargai Kebudayaan kita sendiri
2.      Selektif tehadap kebudayaan yang masuk
3.      Mencintai produk dalam negri
4.      Ikut dalam penyelenggaraan kesenian tradisional
5.      Mempelajari dan menerapkan kebudayaan daerah di kehidupan sehari-hari
6.      Menghindari sikap primordialisme dan etnotisme

4.      Bagaimana cara agar kita tidak terpengaruh dengan budaya baru?
Cara mempertahankan nya hanya dengan kesadaran diri kita terhadap apa yang terjadi di sekitar kita. Kita harus lebih selektif untuk memilih mengikuti budaya baru mana, kita harus lebih selektif agar bisa mendapatkan pengaruh positifnya dan menjauhkan pengaruh negatifnya. Kita juga harus mengetahui jati diri negara kita yaitu memiliki berbagai macam suku bangsa sehinggal maenghasilkan banyak sekali budaya yang berbeda, kita harus belajar menghargai dan mencintai budaya kita sendiri. Kita tidak boleh melupakan apa peninggalan dari nenek moyang kita untuk kita sampai saat ini. Jangan sampai akibat masuknya budaya barat yang terlihat lebih menggiurkan dan menarik membuat kita untuk melupakan jati diri bangsa kita. Karena menurut saya pribadi, kebudyaan baru yang masuk adalah wujud dari suatu budaya yang sudah di terapkan di daerah lain. Di Indonesia sendiri seperti yang dapat kita ketahui kebudayaan asing sangat cepat di serap oleh masyarakat Indonesia terutama para generasi muda, karena menganggap jika tidak menguasai kebudayaan baru makan tidak up to date.
            Berikut cara agar kita tidak terpengaruh kebudayaan baru:
1.      Bersikap netral dengan kebudayaan baru yang kita jumpai
2.      Tumbuhkan rasa nasionalisme dan menjaganya
3.      Persiapkan diri sebaik mungkin dengan kebudayaan baru yang ada




sumber:   http://www.apakabardunia.com/2013/10/wah-suku-di-sulawesi-ini-pakai-aksara.html?
                http://brainly.co.id
                http://radarsukabumi.com
                http://id.wikipedia.org
                http://tribunnews.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Matematika dan Ilmu Alamiah Dasar Tugas 9

Nama  : Intan Justitia Dewi Top of Form Bottom of Form Kelas  : I PA 12 NPM  : 18516337 The Great Blue Hole, Jurang Terdalam ...