TUGAS ILMU BUDAYA DASAR
Nama : Intan Justitia Dewi
Kelas : 1PA 12
NPM : 18516337
Jelaskan mengapa generasi muda lebih mudah menerima kebudayaan asing dari pada generasi tua ?
Jelaskan mengapa generasi muda lebih mudah menerima kebudayaan asing dari pada generasi tua ?
Karena
pada generasi muda sangat cepat menerima unsur unsur kebudaya asing. Dalam masa
ini, seseorang tidak lagi disebut anak- anak namun belum cukup matang juga
untuk menjadi dewasa. Bisa dikatakan sedang mencari jati diri atau belum
memiliki pendirian yang kuat sehingga sangat mudah terbawa arus pergaulan. Dan
generasi muda selalu mengikuti perkembangan terbaru agar terlihat kekinian,
hits, atau sebagainya agar tidak dikira kampungan. Generasi muda menganut bahwa
yang berbau kebudayaan asing itu keren dan modern sehingga mereka cenderung
mengikuti kebudayaan asing. Untuk mencari pertemanan yang luas, memilih
kebudayaan baru yang mungkin dinilai lebih praktis dibandingkan dengan budaya
lokal dan mudah bergaul dengan orang lain salah satu faktor yang mendorong
generasi muda mudah menerima kebudayaan asing, apalagi difasilitasi dengan
teknologi yang sudah canggih. Contohnya internet, bisa meng akses hingga ke
seluruh negeri dan juga dengan bermain di media sosial yang lingkupnya sangat
luas, dapat berhubungan sangat mudah dengan negara lain. Sehingga seiring
berjalannya waktu mulai terbiasa dengan budaya asing, mulai dari cara
berpakain, bergaul, gaya bahasa dan makanan.
Sedangkan
generasi tua kebanyakan masih dengan budayanya sendiri, yang terpaku dengan sistem ideologi yang ada biasanya meliputi etika, norma,
adat istiadat, peraturan hukum yang berfungsi sebagai pengarahan dan pengikat
perilaku manusia atau masyarakat. Dan kebanyakan generasi tua sukar untuk
mengikuti perkembangan jaman atau unsur baru sehingga lebih sulit untuk
nemerima kebudayaan asing. Oleh karena itu jaman sudah berubah otomatis
cara bergaul dari waktu kewaktu juga mulai berbeda.
Asal Mula Kampung `Bahasa Inggris` di Kediri
Sebuah kampung di Kediri, Jawa Timur
berkembang menjadi pusat belajar bahasa Inggris bagi ribuan orang. Pelajar dari
sejumlah negara, bahkan belajar bahasa Inggris di kampung ini.
Dalam tayangan Liputan 6 Siang, Minggu (6/10/2013), terlihat suasana di Kampung bahasa Inggris di Kecamatan Pare, Kediri, Jawa Timur. Bahasa Inggris menjadi sarana komunikasi sehari-hari. Hampir seluruh warga berbicara bahasa Inggris di kampung ini. Di sana, terdapat tidak kurang dari 160 tempat kursus bahasa Inggris.
Semua ini berkembang berkat seorang pria asal Kalimantan Timur, Kalend Osen. Perjalanan hidup Kalend tidaklah mulus. Tahun 1976, karena kehabisan biaya, Kalend gagal meneruskan pendidikan di Pondok Pesantren Gontor.
Berbekal kemauan, Kalend dapat kesempatan belajar bahasa Inggris pada ustad setempat bernama Yazid. Karena serius belajar, tak lama Kalend dipercaya mengajar bahasa Inggris pada siswa yang datang ke sang ustad.
Suatu hari, Kalend mengajar 2 siswa yang bersiap ikut ujian negara. Kedua siswa itu pun lulus dengan gemilang. Berita keberhasilan itu pun tersebar hingga banyak siswa lain tertarik belajar di bawah bimbingan Kalend.
Melihat peluang itu, tahun 1977, Kalend mendirikan sebuah tempat kursus bahasa Inggris. Metode belajar Kalend sederhana. Tiap siswa tidak boleh takut berbicara bahasa Inggris. Siswa bebas berbicara bahasa Inggris meski salah.
Bagi banyak siswa, suasana belajar ini
jadi terasa menyenangkan. Semakin lama, semakin banyak yang ingin belajar
bahasa Inggris pada Kalend.
Kalend tidak ingin maju sendirian. Ia
mendorong para muridnya untuk mendirikan tempat kursus. Satu demi satu, kursus
bahasa Inggris menjamur di kampung ini. Akhirnya terbentuk kampung bahasa
Inggris yang semakin terkenal.
Tiap bulan, ribuan orang dari berbagai
tempat di Indonesia dan sejumlah negara mulai dari Thailand hingga Sudan datang
belajar. Seperti Hasyim misalnya. Mahasiswa asal Sudan yang sedang kuliah di
Malaysia ini datang untuk mengasah kemampuan berbahasa Inggris.
"Teman-teman saya di Indonesia dan
Malaysia datang untuk belajar bahasa Inggris. Yang terbaik, di Pare," ujar
Hasyim.
Berkat Kalend yang kini berusia 68
tahun, Kecamatan Pare kini semakin maju. Berbagai usaha, tempat kos, persewaan
sepeda hingga penjual makanan hidup dan berkembang.
Berbicara bahasa Inggris telah menjadi
bagian tak terpisahkan dari kehidupan warga Pare. Harapan-harapan Kalend telah
melampaui batasan-batasan bahasa. (Riz/Yus).
·
Analisalah faktor yang menyebabkan
daerah tersebut menerima kebudayaan baru!
Semua ini berkembang berkat seorang pria
asal Kalimantan Timur, Kalend Osen. Awalnya perjalanan hidup Kalend tidaklah
mulus. Tahun 1976, karena kehabisan biaya, Kalend gagal meneruskan pendidikan
di Pondok Pesantren Gontor. Berbekal kemauan, Kalend dapat kesempatan belajar
bahasa Inggris pada ustad setempat bernama Yazid. Karena serius belajar, tak
lama Kalend dipercaya mengajar bahasa Inggris pada siswa yang datang ke sang
ustad.Melihat peluang itu, tahun 1977, Kalend mendirikan sebuah tempat kursus
bahasa Inggris. Kalend tidak ingin maju sendirian. Ia mendorong para muridnya
untuk mendirikan tempat kursus. Satu demi satu, kursus bahasa Inggris menjamur
di kampung ini. Akhirnya terbentuk kampung bahasa Inggris yang semakin
terkenal.
·
Jelaskan
bagaimana bentuk penyebarannya
Awalnya
dengan mendirikan beberapa tempat kursus hingga sampai sekarang sudah menjamur
dikampung ini dan setiap siswa tidak boleh takut
berbicara bahasa Inggris. Siswa bebas berbicara bahasa Inggris meski salah. Dan
banyak pula orang dari berbagai tempat di Indonesia dan sejumlah negara belajar
disini sehingga sudah banyak yang mengetahui tentang kampung inggris di Kediri.
·
Jelaskan bagaimana cara mempertahankan
kebudayaan kita sendiri!
Mempertahankan
suatu kebudayaan menurut saya dengan cara mempelajari atau paling tidak
mengetahui tentang budaya itu sendiri. Salah satunya dengan mengembangkan seni
budaya tersebut disertai dengan keadaaan yang kita alami sekarang ini. Hal
tersebut bertujuan untuk menguatkan nilai-nilai budaya sehingga tidak punah
atau larut termakan zaman. Contoh melestarikan kebudayaan kita sendiri dengan
mempelajari tarian-tarian tradisional, mengetahui makanan khas, mengenal baju
daerah, dan sebagainya. Karena budaya kita sendiri memiliki berbagai macam suku
dan adat yang perlu kita ketahui. Kemudian mendalami kebudayaan itu, kita juga wajib
memperkenalkan kepada orang lain atau yang belum tahu tentang kebudayaan
tersebut sampai ke negara lain.
Kita juga
dapat mengelola kekayaan budaya dengan bagaimana budaya itu bisa kita pahami,
kita lindungi dan lestarikan agar dapat memperkokoh ketahanan budaya bangsa.
Karena hal ini terkait dengan citra, harkat, dan martabat bangsa. Ketika
pengelolaan kekayaan budaya dikelola dengan baik, maka akan muncul suatu
keterjaminan, kelestarian dan Kekokohan akan budaya bangsa kita.
·
Bagaimana cara kita agar tidak mudah
terpengaruh oleh kebudayaan baru?
Menurut saya
terpengaruh budaya baru boleh boleh saya, namun kita juga harus bisa memilah
mana kebudayaan yang positif atau negatif. Karena dengan kita mengetahui
kebudayaan baru wawasan kita akan bertambah, namun juga tidak boleh melupakan
kebudayaan kita sendiri karena terlalu asik mengikuti perkembangan jaman. Menumbuhkan
sikap nasionalisme dengan cara mencintai produk dan kebudayaan dalam negeri,
menanamkan nilai-nilai pancasila, serta melaksanakan ajaran agama
sebaik-baiknya. Dengan demikian kita dapat bertindak bijak dalam menyikapi
perkembangan kebudayaan baru.
Daftar Pustaka :
http://www.liputan6.com/search?q=kampung+inggris+kediri&autocorrected=1
Daftar Pustaka :
http://www.liputan6.com/search?q=kampung+inggris+kediri&autocorrected=1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar