Sabtu, 22 Oktober 2016

TUGAS ILMU BUDAYA DASAR

Nama   : Intan Justitia Dewi
Kelas   : 1PA 12
NPM   : 18516337

Jelaskan mengapa generasi muda lebih mudah menerima kebudayaan asing dari pada generasi tua ?

      Karena pada generasi muda sangat cepat menerima unsur unsur kebudaya asing. Dalam masa ini, seseorang tidak lagi disebut anak- anak namun belum cukup matang juga untuk menjadi dewasa. Bisa dikatakan sedang mencari jati diri atau belum memiliki pendirian yang kuat sehingga sangat mudah terbawa arus pergaulan. Dan generasi muda selalu mengikuti perkembangan terbaru agar terlihat kekinian, hits, atau sebagainya agar tidak dikira kampungan. Generasi muda menganut bahwa yang berbau kebudayaan asing itu keren dan modern sehingga mereka cenderung mengikuti kebudayaan asing. Untuk mencari pertemanan yang luas, memilih kebudayaan baru yang mungkin dinilai lebih praktis dibandingkan dengan budaya lokal dan mudah bergaul dengan orang lain salah satu faktor yang mendorong generasi muda mudah menerima kebudayaan asing, apalagi difasilitasi dengan teknologi yang sudah canggih. Contohnya internet, bisa meng akses hingga ke seluruh negeri dan juga dengan bermain di media sosial yang lingkupnya sangat luas, dapat berhubungan sangat mudah dengan negara lain. Sehingga seiring berjalannya waktu mulai terbiasa dengan budaya asing, mulai dari cara berpakain, bergaul, gaya bahasa dan makanan.
Sedangkan generasi tua kebanyakan masih dengan budayanya sendiri, yang terpaku dengan sistem ideologi yang ada biasanya meliputi etika, norma, adat istiadat, peraturan hukum yang berfungsi sebagai pengarahan dan pengikat perilaku manusia atau masyarakat. Dan kebanyakan generasi tua sukar untuk mengikuti perkembangan jaman atau unsur baru sehingga lebih sulit untuk nemerima kebudayaan asing. Oleh karena itu jaman sudah berubah otomatis cara bergaul dari waktu kewaktu juga mulai berbeda.




Asal Mula Kampung `Bahasa Inggris` di Kediri

Sebuah kampung di Kediri, Jawa Timur berkembang menjadi pusat belajar bahasa Inggris bagi ribuan orang. Pelajar dari sejumlah negara, bahkan belajar bahasa Inggris di kampung ini.

Dalam tayangan Liputan 6 Siang, Minggu (6/10/2013), terlihat suasana di Kampung bahasa Inggris di Kecamatan Pare, Kediri, Jawa Timur. Bahasa Inggris menjadi sarana komunikasi sehari-hari. Hampir seluruh warga berbicara bahasa Inggris di kampung ini. Di sana, terdapat tidak kurang dari 160 tempat kursus bahasa Inggris.

Semua ini berkembang berkat seorang pria asal Kalimantan Timur, Kalend Osen. Perjalanan hidup Kalend tidaklah mulus. Tahun 1976, karena kehabisan biaya, Kalend gagal meneruskan pendidikan di Pondok Pesantren Gontor.

Berbekal kemauan, Kalend dapat kesempatan belajar bahasa Inggris pada ustad setempat bernama Yazid. Karena serius belajar, tak lama Kalend dipercaya mengajar bahasa Inggris pada siswa yang datang ke sang ustad.

Suatu hari, Kalend mengajar 2 siswa yang bersiap ikut ujian negara. Kedua siswa itu pun lulus dengan gemilang. Berita keberhasilan itu pun tersebar hingga banyak siswa lain tertarik belajar di bawah bimbingan Kalend.

Melihat peluang itu, tahun 1977, Kalend mendirikan sebuah tempat kursus bahasa Inggris. Metode belajar Kalend sederhana. Tiap siswa tidak boleh takut berbicara bahasa Inggris. Siswa bebas berbicara bahasa Inggris meski salah.
Bagi banyak siswa, suasana belajar ini jadi terasa menyenangkan. Semakin lama, semakin banyak yang ingin belajar bahasa Inggris pada Kalend.

Kalend tidak ingin maju sendirian. Ia mendorong para muridnya untuk mendirikan tempat kursus. Satu demi satu, kursus bahasa Inggris menjamur di kampung ini. Akhirnya terbentuk kampung bahasa Inggris yang semakin terkenal.

Tiap bulan, ribuan orang dari berbagai tempat di Indonesia dan sejumlah negara mulai dari Thailand hingga Sudan datang belajar. Seperti Hasyim misalnya. Mahasiswa asal Sudan yang sedang kuliah di Malaysia ini datang untuk mengasah kemampuan berbahasa Inggris.

"Teman-teman saya di Indonesia dan Malaysia datang untuk belajar bahasa Inggris. Yang terbaik, di Pare," ujar Hasyim.

Berkat Kalend yang kini berusia 68 tahun, Kecamatan Pare kini semakin maju. Berbagai usaha, tempat kos, persewaan sepeda hingga penjual makanan hidup dan berkembang.

Berbicara bahasa Inggris telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan warga Pare. Harapan-harapan Kalend telah melampaui batasan-batasan bahasa. (Riz/Yus).

·         Analisalah faktor yang menyebabkan daerah tersebut menerima kebudayaan baru!
Semua ini berkembang berkat seorang pria asal Kalimantan Timur, Kalend Osen. Awalnya perjalanan hidup Kalend tidaklah mulus. Tahun 1976, karena kehabisan biaya, Kalend gagal meneruskan pendidikan di Pondok Pesantren Gontor. Berbekal kemauan, Kalend dapat kesempatan belajar bahasa Inggris pada ustad setempat bernama Yazid. Karena serius belajar, tak lama Kalend dipercaya mengajar bahasa Inggris pada siswa yang datang ke sang ustad.Melihat peluang itu, tahun 1977, Kalend mendirikan sebuah tempat kursus bahasa Inggris. Kalend tidak ingin maju sendirian. Ia mendorong para muridnya untuk mendirikan tempat kursus. Satu demi satu, kursus bahasa Inggris menjamur di kampung ini. Akhirnya terbentuk kampung bahasa Inggris yang semakin terkenal.

·         Jelaskan bagaimana bentuk penyebarannya
Awalnya dengan mendirikan beberapa tempat kursus hingga sampai sekarang sudah menjamur dikampung ini dan setiap siswa tidak boleh takut berbicara bahasa Inggris. Siswa bebas berbicara bahasa Inggris meski salah. Dan banyak pula orang dari berbagai tempat di Indonesia dan sejumlah negara belajar disini sehingga sudah banyak yang mengetahui tentang kampung inggris di Kediri.

·         Jelaskan bagaimana cara mempertahankan kebudayaan kita sendiri!
Mempertahankan suatu kebudayaan menurut saya dengan cara mempelajari atau paling tidak mengetahui tentang budaya itu sendiri. Salah satunya dengan mengembangkan seni budaya tersebut disertai dengan keadaaan yang kita alami sekarang ini. Hal tersebut bertujuan untuk menguatkan nilai-nilai budaya sehingga tidak punah atau larut termakan zaman. Contoh melestarikan kebudayaan kita sendiri dengan mempelajari tarian-tarian tradisional, mengetahui makanan khas, mengenal baju daerah, dan sebagainya. Karena budaya kita sendiri memiliki berbagai macam suku dan adat yang perlu kita ketahui. Kemudian mendalami kebudayaan itu, kita juga wajib memperkenalkan kepada orang lain atau yang belum tahu tentang kebudayaan tersebut sampai ke negara lain.
Kita juga dapat mengelola kekayaan budaya dengan bagaimana budaya itu bisa kita pahami, kita lindungi dan lestarikan agar dapat memperkokoh ketahanan budaya bangsa. Karena hal ini terkait dengan citra, harkat, dan martabat bangsa. Ketika pengelolaan kekayaan budaya dikelola dengan baik, maka akan muncul suatu keterjaminan, kelestarian dan Kekokohan akan budaya bangsa kita.

·         Bagaimana cara kita agar tidak mudah terpengaruh oleh kebudayaan baru?
Menurut saya terpengaruh budaya baru boleh boleh saya, namun kita juga harus bisa memilah mana kebudayaan yang positif atau negatif. Karena dengan kita mengetahui kebudayaan baru wawasan kita akan bertambah, namun juga tidak boleh melupakan kebudayaan kita sendiri karena terlalu asik mengikuti perkembangan jaman. Menumbuhkan sikap nasionalisme dengan cara mencintai produk dan kebudayaan dalam negeri, menanamkan nilai-nilai pancasila, serta melaksanakan ajaran agama sebaik-baiknya. Dengan demikian kita dapat bertindak bijak dalam menyikapi perkembangan kebudayaan baru.

Daftar Pustaka :
http://www.liputan6.com/search?q=kampung+inggris+kediri&autocorrected=1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Matematika dan Ilmu Alamiah Dasar Tugas 9

Nama  : Intan Justitia Dewi Top of Form Bottom of Form Kelas  : I PA 12 NPM  : 18516337 The Great Blue Hole, Jurang Terdalam ...