Nama : Nur Herlista A.M
NPM : 15516546
Kelas : 1PA12
Tugas
3 Matematika dan Ilmua Alamiah Dasar (4 juli 2017)
Fenomena
Bumi saat ini
Fenomena
alam adalah peristiwa non-artifisial dalam pandangan fisika, dan kemudian tak
diciptakan oleh manusia, meskipun dapat memengaruhi manusia (mis. bakteri,
penuaan, bencana alam). Contoh umum dari fenomena alam termasuk letusan gunung
berapi, cuaca, dan pembusukan. Sebagian besar fenomena alam tak berbahaya
seperti hujan. Fenomena alam seperti letusan gunung berapi, tsunami dan tornado
dianggap berbahaya dan dapat menimbulkan kematian.Fenomena adalah hal yang luar
biasa dalam kehidupan di dunia dan dapat terjadi dengan tidak terduga dan
tampak mustahil dalam pandangan manusia.
1. Aurora
Aurora
adalah fenomena alam yang menyerupai pancaran cahaya yang menyala-nyala pada
lapisan ionosfer dari sebuah planet. Fenomena ini disebabkan oleh adanya
interaksi antara medan magnetik yang dimiliki oleh planet tersebut dengan
partikel bermuatan yang dipancarkan oleh matahari. Di bumi, aurora dapat
ditemui di daerah kutub yaitu kutub utara dan kutub selatan. Aurora di bagian
utara bumi disebut dengan aurora borealis, yang dinamai sesuai dengan nama dewi
fajar Yunani, Aurora, dan boreas yang berasal dari bahasa Yunani yang berarti
angin utara. Ini dikarenakan di Eropa, aurora sering terlihat kemerah-merahan di ufuk utara seolah-olah
matahari terbit dari utara. Aurora borealis biasanya dapat dilihat di bulan
september dan oktober, serta maret dan april. Sedangkan fenomena yang ada
dibagian selatan, disebut aurora australis yang memiliki sifat dan bentuk
hampir sama namun sering muncul di atas puncak gunung di iklim tropis.
2. Red
Tides (Arus Merah)
Red
Tides atau arus merah adalah nama umum untuk sebuah fenomena yang dikenal juga
dengan mekar alga (konsentrasi besar mikroorganisme air). Fenomena ini biasanya
terjadi di daerah pesisir ketika sejenis fiktoplankton yang memiliki pigmen
fotosintetik yang bervariasi dari hijau, coklat hingga merah.
3. Pelangi
Api
Menurut
ahli meteorologi Justin Lock yang dilansir oleh liputan6.com, fenomena api
terjadi karena adanya awan cirrus dengan kristal es di ketinggian. Saat sinar
matahari menerpa kristal es di sudut yang tepat. Untuk mendapatkan warna
pelangi, sinar matahari harus memasukkan kristal es pada sudut yang tepat untuk
memberikan efek warna spectrum seperti sebuah prisma. Matahari juga harus
berada di ketinggian minimal 58 derajat celcius di atas cakrawala.
4. Blood
Moon
Pada
tanggal 4 april 2015 kemarin, Indonesia mendapatkan kesempatan untuk
menyaksikan fenomena alam yang cukup jarang terjadi yaitu fenomena gerhana bulan
merah. Bulan merah atau blood moon sebenarnya adalah sebuah gerhana . Seperti
yang dilansir oleh tempo.com dan sains.kompas.com, saat gerhana, matahari,
bumi, dan bulan berada pada satu garis lurus. Posisi ini membuat bumi menutupi
cahaya matahari yang seharusnya sampai ke bulan. Dengan posisi tersebut, dari
sudut pandang manusia di bumi seharusnya
bulan tidak akan terlihat. Namun ternyata saat totalitas gerhana terjadi bulan
kerap kali berubah warna menjadi merah sehingga disebut dengan bulan darah atau
blood moon. Ini disebabkan karena cahaya matahari yang mengenai bulan memang tertutup oleh bumi
namun atmosfer bumi masih membiaskan cahaya merah dari matahari sehingga bulan
tidak gelap total. Fenomena ini terjadi juga di bulan september 2015, namun sayang
sekali wilayah Indonesia tidak dapat menyaksikannya. Fenomena ini akan terjadi
lagi di tahun 2033 mendatang.
5. Komet
Komet
adalah benda langit yang mengelilingi matahari dengan garis edar berbentuk
sangat lonjon. Seperti yang dilansir oleh liputan6.com Kata komet berasal dari
bahasa Yunani yaitu "kometes" yang berarti rambut panjang. Komet
terbentuk dari es dan debu. Saat menjauhi matahari kumpulan es dan debu ini
membeku dan ketika mendekati matahari sebagian bahan penyusun komet menguap membentuk
kepala gas dan ekor yang panjang sekali sehingga terlihat seperti rambut yang
panjang. Banyak komet yang dapat disaksikan dari bumi, yang terbaru adalah
komet Lovejoy yang ditemukan di tahun sebelumnya. Komet Lovejoy melintasi bumi
pada tanggal 18 agustus 2015. Selain komet Lovejoy, ada beberapa komet lain
yang pernah melintasi bumi. Waktu edar komet-komet ini pun berbeda-beda,
tergantung dengan garis edarnya, semakin lonjong garis edarnya maka akan
semakin lama waktu komet untuk melintasi matahari dan terlihat dari bumi. Komet
yang pernah melintasi bumi diantaranya komet Kohoutek yang muncul setiap 5,7
tahun dan komet Halley yang muncul setiap 76 tahun sekali.
6. Letusan
gunung berapi
Letusan
gunung merupakan peristiwa yang terjadi akibat endapan magma di dalam perut
bumi yang didorong keluar oleh gas yang bertekanan tinggi. Magma adalah cairan
pijar yang terdapat di dalam lapisan bumi dengan suhu yang sangat tinggi, yakni
diperkirakan lebih dari 1.000 °C. Cairan magma yang keluar dari dalam bumi
disebut lava. Suhu lava yang dikeluarkan bisa mencapai 700-1.200 °C. Letusan
gunung berapi yang membawa batu dan abu dapat menyembur sampai sejauh radius 18
km atau lebih, sedangkan lavanya bisa membanjiri sampai sejauh radius 90 km. Tidak
semua gunung berapi sering meletus. Gunung berapi yang sering meletus disebut
gunung berapi aktif.
Gunung
berapi yang akan meletus dapat diketahui melalui beberapa tanda, antara lain :
·
Suhu di sekitar gunung naik.
·
Mata air menjadi kering
·
Sering mengeluarkan suara gemuruh,
kadang disertai getaran (gempa)
·
Tumbuhan di sekitar gunung layu
·
Binatang di sekitar gunung bermigrasi,
kelihatan gelisah
7. Cuaca
Cuaca
terdiri dari seluruh fenomena yang terjadi di atmosfer Bumi atau sebuah planet
lainnya. Cuaca biasanya merupakan sebuah aktivitas fenomena dalam waktu
beberapa hari. Cuaca rata-rata dengan jangka waktu yang lebih lama dikenal
sebagai iklim. Aspek cuaca ini diteliti lebih lanjut oleh ahli klimatologi,
untuk tanda-tanda perubahan iklim. Cuaca terjadi karena suhu dan kelembaban
yang berbeda antara satu tempat dengan tempat lainnya. Perbedaan ini bisa
terjadi karena sudut pemanasan Matahari yang berbeda dari satu tempat ke tempat
lainnya karena perbedaan lintang bumi. Perbedaan yang tinggi antara suhu udara
di daerah tropis dan daerah kutub bisa menimbulkan jet stream. Sumbu bumi yang
miring dibanding orbit bumi terhadap Matahari membuat perbedaan cuaca sepanjang
tahun untuk daerah sub tropis hingga kutub. Di permukaan bumi suhu biasanya
berkisar ± 40° C. Selama ribuan tahun perubahan orbit bumi juga memengaruhi
jumlah dan distribusi energi Matahari yang diterima oleh bumi dan memengaruhi
iklim jangka panjang. Cuaca di bumi juga dipengaruhi oleh hal-hal lain yang
terjadi di angkasa, diantaranya adanya angin Matahari atau disebut juga star's
corona
8. Pembusukan
Pembusukan
atau dekomposisi merupakan salah satu perubahan secara kimia yang membuat
objek, biasanya makhluk hidup yang mati dapat mengalami perusakan
susunan/struktur yang dilakukan oleh dekomposer (termasuk semut, belatung,
bakteri dan jamur).
9. Hujan
Hujan
adalah sebuah presipitasi berwujud cairan, berbeda dengan presipitasi non-cair
seperti salju, batu es dan slit. Hujan memerlukan keberadaan lapisan atmosfer
tebal agar dapat menemui suhu di atas titik leleh es di dekat dan di atas
permukaan Bumi. Di Bumi, hujan adalah proses kondensasi uap air di atmosfer
menjadi butir air yang cukup berat untuk jatuh dan biasanya tiba di daratan.
Dua proses yang mungkin terjadi bersamaan dapat mendorong udara semakin jenuh
menjelang hujan, yaitu pendinginan udara atau penambahan uap air ke udara.
Virga adalah presipitasi yang jatuh ke Bumi namun menguap sebelum mencapai
daratan; inilah satu cara penjenuhan udara. Presipitasi terbentuk melalui
tabrakan antara butir air atau kristal es dengan awan. Butir hujan memiliki
ukuran yang beragam mulai dari pepat, mirip panekuk (butir besar), hingga bola
kecil (butir kecil).
Kelembapan
yang bergerak di sepanjang zona perbedaan suhu dan kelembapan tiga dimensi yang
disebut front cuaca adalah metode utama dalam pembuatan hujan. Jika pada saat
itu ada kelembapan dan gerakan ke atas yang cukup, hujan akan jatuh dari awan
konvektif (awan dengan gerakan kuat ke atas) seperti kumulonimbus (badai petir)
yang dapat terkumpul menjadi ikatan hujan sempit. Di kawasan pegunungan, hujan
deras bisa terjadi jika aliran atas lembah meningkat di sisi atas angin
permukaan pada ketinggian yang memaksa udara lembap mengembun dan jatuh sebagai
hujan di sepanjang sisi pegunungan. Di sisi bawah angin pegunungan, iklim gurun
dapat terjadi karena udara kering yang diakibatkan aliran bawah lembah yang
mengakibatkan pemanasan dan pengeringan massa udara. Pergerakan truf monsun,
atau zona konvergensi intertropis, membawa musim hujan ke iklim sabana. Hujan
adalah sumber utama air tawar di sebagian besar daerah di dunia, menyediakan
kondisi cocok untuk keragaman ekosistem, juga air untuk pembangkit listrik
hidroelektrik dan irigasi ladang. Curah hujan dihitung menggunakan pengukur
hujan. Jumlah curah hujan dihitung secara aktif oleh radar cuaca dan secara
pasif oleh satelit cuaca.
Dampak
pulau panas perkotaan mendorong peningkatan curah hujan dalam jumlah dan
intensitasnya di bawah angin perkotaan. Pemanasan global juga mengakibatkan
perubahan pola hujan di seluruh dunia, termasuk suasana hujan di timur Amerika
Utara dan suasana kering di wilayah tropis. Hujan adalah komponen utama dalam
siklus air dan penyedia utama air tawar di planet ini. Curah hujan rata-rata
tahunan global adalah 990 milimeter (39 in). Sistem pengelompokan iklim seperti
sistem pengelompokan iklim Köppen menggunakan curah hujan rata-rata tahunan
untuk membantu membedakan kawasan-kawasan iklim. Antartika adalah benua
terkering di Bumi. Di daerah lain, hujan juga pernah turun dengan kandungan
metana, besi, neon, dan asam sulfur.
10. Tsunami
Tsunami
(bahasa Jepang: 津波;
tsu = pelabuhan, nami = gelombang, secara harafiah berarti "ombak besar di
pelabuhan") adalah perpindahan badan air yang disebabkan oleh perubahan
permukaan laut secara vertikal dengan tiba-tiba. Perubahan permukaan laut
tersebut bisa disebabkan oleh gempa bumi yang berpusat di bawah laut, letusan
gunung berapi bawah laut, longsor bawah laut, atau hantaman meteor di laut.
Gelombang tsunami dapat merambat ke segala arah. Tenaga yang dikandung dalam gelombang
tsunami adalah tetap terhadap fungsi ketinggian dan kelajuannya. Di laut dalam,
gelombang tsunami dapat merambat dengan kecepatan 500–1000 km per jam. Setara
dengan kecepatan pesawat terbang. Ketinggian gelombang di laut dalam hanya
sekitar 1 meter. Dengan demikian, laju gelombang tidak terasa oleh kapal yang
sedang berada di tengah laut. Ketika mendekati pantai, kecepatan gelombang
tsunami menurun hingga sekitar 30 km per jam, namun ketinggiannya sudah
meningkat hingga mencapai puluhan meter. Hantaman gelombang Tsunami bisa masuk
hingga puluhan kilometer dari bibir pantai. Kerusakan dan korban jiwa yang
terjadi karena Tsunami bisa diakibatkan karena hantaman air maupun material
yang terbawa oleh aliran gelombang tsunami.
Dampak
negatif yang diakibatkan tsunami adalah merusak apa saja yang dilaluinya.
Bangunan, tumbuh-tumbuhan, dan mengakibatkan korban jiwa manusia serta
menyebabkan genangan, pencemaran air asin lahan pertanian, tanah, dan air
bersih.
Sejarawan
Yunani bernama Thucydides merupakan orang pertama yang mengaitkan tsunami
dengan gempa bawah laut. Namun hingga abad ke-20, pengetahuan mengenai penyebab
tsunami masih sangat minim. Penelitian masih terus dilakukan untuk memahami
penyebab tsunami. geologi, geografi, dan oseanografi pada masa lalu menyebut
tsunami sebagai "gelombang laut seismik".
Beberapa
kondisi meteorologis, seperti badai tropis, dapat menyebabkan gelombang badai
yang disebut sebagai meteor tsunami yang ketinggiannya beberapa meter di atas
gelombang laut normal. Ketika badai ini mencapai daratan, bentuknya bisa
menyerupai tsunami, meski sebenarnya bukan tsunami. Gelombangnya bisa
menggenangi daratan. Gelombang badai ini pernah menggenangi Burma (Myanmar)
pada Mei 2008.
Wilayah
di sekeliling Samudra Pasifik memiliki Pacific Tsunami Warning Centre (PTWC)
yang mengeluarkan peringatan jika terdapat ancaman tsunami pada wilayah ini.
Wilayah di sekeliling Samudera Hindia sedang membangun Indian Ocean Tsunami
Warning System (IOTWS) yang akan berpusat di Indonesia.
Tsunami
dapat terjadi jika terjadi gangguan yang menyebabkan perpindahan sejumlah besar
air, seperti letusan gunung api, gempa bumi, longsor maupun meteor yang jatuh
ke bumi. Namun, 90% tsunami adalah akibat gempa bumi bawah laut. Dalam rekaman
sejarah beberapa tsunami diakibatkan oleh gunung meletus, misalnya ketika
meletusnya Gunung Krakatau. Gerakan vertikal pada kerak bumi, dapat
mengakibatkan dasar laut naik atau turun secara tiba-tiba, yang mengakibatkan
gangguan keseimbangan air yang berada di atasnya. Hal ini mengakibatkan
terjadinya aliran energi air laut, yang ketika sampai di pantai menjadi
gelombang besar yang mengakibatkan terjadinya tsunami.
Kecepatan
gelombang tsunami tergantung pada kedalaman laut di mana gelombang terjadi,
dimana kecepatannya bisa mencapai ratusan kilometer per jam. Bila tsunami
mencapai pantai, kecepatannya akan menjadi kurang lebih 50 km/jam dan energinya
sangat merusak daerah pantai yang dilaluinya. Di tengah laut tinggi gelombang
tsunami hanya beberapa cm hingga beberapa meter, namun saat mencapai pantai
tinggi gelombangnya bisa mencapai puluhan meter karena terjadi penumpukan masa
air. Saat mencapai pantai tsunami akan merayap masuk daratan jauh dari garis
pantai dengan jangkauan mencapai beberapa ratus meter bahkan bisa beberapa
kilometer.
Gerakan
vertikal ini dapat terjadi pada patahan bumi atau sesar. Gempa bumi juga banyak
terjadi di daerah subduksi, dimana lempeng samudera menelusup ke bawah lempeng
benua.
Tanah
longsor yang terjadi di dasar laut serta runtuhan gunung api juga dapat
mengakibatkan gangguan air laut yang dapat menghasilkan tsunami. Gempa yang
menyebabkan gerakan tegak lurus lapisan bumi. Akibatnya, dasar laut naik-turun
secara tiba-tiba sehingga keseimbangan air laut yang berada di atasnya
terganggu. Demikian pula halnya dengan benda kosmis atau meteor yang jatuh dari
atas. Jika ukuran meteor atau longsor ini cukup besar, dapat terjadi
megatsunami yang tingginya mencapai ratusan meter.
11. Tornado
Tornado
adalah kolom udara yang berputar gila kencang yang membentuk hubungan antara
awan cumulonimbus atau dalam kejadian langka dari dasar awan cumulus dengan
permukaan tanah. Tornado muncul dalam banyak ukuran namun umumnya berbentuk
corong kondensasi yang terlihat jelas yang ujungnya yang menyentuh bumi
menyempit dan sering dikelilingi oleh awan yang membawa puing-puing.
Umumnya
tornado memiliki kecepatan angin 177 km/jam atau lebih dengan rata-rata
jangkauan 75 m dan menempuh beberapa kilometer sebelum menghilang. Beberapa
tornado yang mencapai kecepatan angin lebih dari 300–480 km/jam memiliki lebar
lebih dari satu mil (1.6 km) dan dapat bertahan di permukaan dengan lebih dari
100 km.
Meskipun
tornado telah diamati di tiap benua kecuali Antartika, tornado lebih sering
terjadi di Amerika Serikat. Tornado juga umumnya terjadi di Kanada bagian
selatan, selatan-tengah dan timur Asia, timur-tengah Amerika Latin, Afrika
Selatan, barat laut dan tengah Eropa, Italia, barat dan selatan Australia, dan
Selandia Baru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar