Senin, 03 Juli 2017

fenomena alam di bumi saat ini

Nama   : Nur Herlista A.M
NPM   : 15516546
Kelas   : 1PA12
Tugas 3 Matematika dan Ilmua Alamiah Dasar (4 juli 2017)
Fenomena Bumi saat ini
Fenomena alam adalah peristiwa non-artifisial dalam pandangan fisika, dan kemudian tak diciptakan oleh manusia, meskipun dapat memengaruhi manusia (mis. bakteri, penuaan, bencana alam). Contoh umum dari fenomena alam termasuk letusan gunung berapi, cuaca, dan pembusukan. Sebagian besar fenomena alam tak berbahaya seperti hujan. Fenomena alam seperti letusan gunung berapi, tsunami dan tornado dianggap berbahaya dan dapat menimbulkan kematian.Fenomena adalah hal yang luar biasa dalam kehidupan di dunia dan dapat terjadi dengan tidak terduga dan tampak mustahil dalam pandangan manusia.
1.      Aurora
Aurora adalah fenomena alam yang menyerupai pancaran cahaya yang menyala-nyala pada lapisan ionosfer dari sebuah planet. Fenomena ini disebabkan oleh adanya interaksi antara medan magnetik yang dimiliki oleh planet tersebut dengan partikel bermuatan yang dipancarkan oleh matahari. Di bumi, aurora dapat ditemui di daerah kutub yaitu kutub utara dan kutub selatan. Aurora di bagian utara bumi disebut dengan aurora borealis, yang dinamai sesuai dengan nama dewi fajar Yunani, Aurora, dan boreas yang berasal dari bahasa Yunani yang berarti angin utara. Ini dikarenakan di Eropa, aurora sering terlihat  kemerah-merahan di ufuk utara seolah-olah matahari terbit dari utara. Aurora borealis biasanya dapat dilihat di bulan september dan oktober, serta maret dan april. Sedangkan fenomena yang ada dibagian selatan, disebut aurora australis yang memiliki sifat dan bentuk hampir sama namun sering muncul di atas puncak gunung di iklim tropis.

2.      Red Tides (Arus Merah)
Red Tides atau arus merah adalah nama umum untuk sebuah fenomena yang dikenal juga dengan mekar alga (konsentrasi besar mikroorganisme air). Fenomena ini biasanya terjadi di daerah pesisir ketika sejenis fiktoplankton yang memiliki pigmen fotosintetik yang bervariasi dari hijau, coklat hingga merah.

3.      Pelangi Api
Menurut ahli meteorologi Justin Lock yang dilansir oleh liputan6.com, fenomena api terjadi karena adanya awan cirrus dengan kristal es di ketinggian. Saat sinar matahari menerpa kristal es di sudut yang tepat. Untuk mendapatkan warna pelangi, sinar matahari harus memasukkan kristal es pada sudut yang tepat untuk memberikan efek warna spectrum seperti sebuah prisma. Matahari juga harus berada di ketinggian minimal 58 derajat celcius di atas cakrawala.

4.      Blood Moon
Pada tanggal 4 april 2015 kemarin, Indonesia mendapatkan kesempatan untuk menyaksikan fenomena alam yang cukup jarang terjadi yaitu fenomena gerhana bulan merah. Bulan merah atau blood moon sebenarnya adalah sebuah gerhana . Seperti yang dilansir oleh tempo.com dan sains.kompas.com, saat gerhana, matahari, bumi, dan bulan berada pada satu garis lurus. Posisi ini membuat bumi menutupi cahaya matahari yang seharusnya sampai ke bulan. Dengan posisi tersebut, dari sudut pandang manusia  di bumi seharusnya bulan tidak akan terlihat. Namun ternyata saat totalitas gerhana terjadi bulan kerap kali berubah warna menjadi merah sehingga disebut dengan bulan darah atau blood moon. Ini disebabkan karena cahaya matahari  yang mengenai bulan memang tertutup oleh bumi namun atmosfer bumi masih membiaskan cahaya merah dari matahari sehingga bulan tidak gelap total. Fenomena ini terjadi juga di bulan september 2015, namun sayang sekali wilayah Indonesia tidak dapat menyaksikannya. Fenomena ini akan terjadi lagi di tahun 2033 mendatang.

5.      Komet
Komet adalah benda langit yang mengelilingi matahari dengan garis edar berbentuk sangat lonjon. Seperti yang dilansir oleh liputan6.com Kata komet berasal dari bahasa Yunani yaitu "kometes" yang berarti rambut panjang. Komet terbentuk dari es dan debu. Saat menjauhi matahari kumpulan es dan debu ini membeku dan ketika mendekati matahari sebagian bahan penyusun komet menguap membentuk kepala gas dan ekor yang panjang sekali sehingga terlihat seperti rambut yang panjang. Banyak komet yang dapat disaksikan dari bumi, yang terbaru adalah komet Lovejoy yang ditemukan di tahun sebelumnya. Komet Lovejoy melintasi bumi pada tanggal 18 agustus 2015. Selain komet Lovejoy, ada beberapa komet lain yang pernah melintasi bumi. Waktu edar komet-komet ini pun berbeda-beda, tergantung dengan garis edarnya, semakin lonjong garis edarnya maka akan semakin lama waktu komet untuk melintasi matahari dan terlihat dari bumi. Komet yang pernah melintasi bumi diantaranya komet Kohoutek yang muncul setiap 5,7 tahun dan komet Halley yang muncul setiap 76 tahun sekali.

6.      Letusan gunung berapi
Letusan gunung merupakan peristiwa yang terjadi akibat endapan magma di dalam perut bumi yang didorong keluar oleh gas yang bertekanan tinggi. Magma adalah cairan pijar yang terdapat di dalam lapisan bumi dengan suhu yang sangat tinggi, yakni diperkirakan lebih dari 1.000 °C. Cairan magma yang keluar dari dalam bumi disebut lava. Suhu lava yang dikeluarkan bisa mencapai 700-1.200 °C. Letusan gunung berapi yang membawa batu dan abu dapat menyembur sampai sejauh radius 18 km atau lebih, sedangkan lavanya bisa membanjiri sampai sejauh radius 90 km. Tidak semua gunung berapi sering meletus. Gunung berapi yang sering meletus disebut gunung berapi aktif.
Gunung berapi yang akan meletus dapat diketahui melalui beberapa tanda, antara lain :
·         Suhu di sekitar gunung naik.
·         Mata air menjadi kering
·         Sering mengeluarkan suara gemuruh, kadang disertai getaran (gempa)
·         Tumbuhan di sekitar gunung layu
·         Binatang di sekitar gunung bermigrasi, kelihatan gelisah

7.      Cuaca
Cuaca terdiri dari seluruh fenomena yang terjadi di atmosfer Bumi atau sebuah planet lainnya. Cuaca biasanya merupakan sebuah aktivitas fenomena dalam waktu beberapa hari. Cuaca rata-rata dengan jangka waktu yang lebih lama dikenal sebagai iklim. Aspek cuaca ini diteliti lebih lanjut oleh ahli klimatologi, untuk tanda-tanda perubahan iklim. Cuaca terjadi karena suhu dan kelembaban yang berbeda antara satu tempat dengan tempat lainnya. Perbedaan ini bisa terjadi karena sudut pemanasan Matahari yang berbeda dari satu tempat ke tempat lainnya karena perbedaan lintang bumi. Perbedaan yang tinggi antara suhu udara di daerah tropis dan daerah kutub bisa menimbulkan jet stream. Sumbu bumi yang miring dibanding orbit bumi terhadap Matahari membuat perbedaan cuaca sepanjang tahun untuk daerah sub tropis hingga kutub. Di permukaan bumi suhu biasanya berkisar ± 40° C. Selama ribuan tahun perubahan orbit bumi juga memengaruhi jumlah dan distribusi energi Matahari yang diterima oleh bumi dan memengaruhi iklim jangka panjang. Cuaca di bumi juga dipengaruhi oleh hal-hal lain yang terjadi di angkasa, diantaranya adanya angin Matahari atau disebut juga star's corona

8.      Pembusukan
Pembusukan atau dekomposisi merupakan salah satu perubahan secara kimia yang membuat objek, biasanya makhluk hidup yang mati dapat mengalami perusakan susunan/struktur yang dilakukan oleh dekomposer (termasuk semut, belatung, bakteri dan jamur).

9.      Hujan
Awan badai hitam yang di bawahnya terdapat lembaran hujan abu-abu jatuh di dataran rumput.
Hujan adalah sebuah presipitasi berwujud cairan, berbeda dengan presipitasi non-cair seperti salju, batu es dan slit. Hujan memerlukan keberadaan lapisan atmosfer tebal agar dapat menemui suhu di atas titik leleh es di dekat dan di atas permukaan Bumi. Di Bumi, hujan adalah proses kondensasi uap air di atmosfer menjadi butir air yang cukup berat untuk jatuh dan biasanya tiba di daratan. Dua proses yang mungkin terjadi bersamaan dapat mendorong udara semakin jenuh menjelang hujan, yaitu pendinginan udara atau penambahan uap air ke udara. Virga adalah presipitasi yang jatuh ke Bumi namun menguap sebelum mencapai daratan; inilah satu cara penjenuhan udara. Presipitasi terbentuk melalui tabrakan antara butir air atau kristal es dengan awan. Butir hujan memiliki ukuran yang beragam mulai dari pepat, mirip panekuk (butir besar), hingga bola kecil (butir kecil).
Kelembapan yang bergerak di sepanjang zona perbedaan suhu dan kelembapan tiga dimensi yang disebut front cuaca adalah metode utama dalam pembuatan hujan. Jika pada saat itu ada kelembapan dan gerakan ke atas yang cukup, hujan akan jatuh dari awan konvektif (awan dengan gerakan kuat ke atas) seperti kumulonimbus (badai petir) yang dapat terkumpul menjadi ikatan hujan sempit. Di kawasan pegunungan, hujan deras bisa terjadi jika aliran atas lembah meningkat di sisi atas angin permukaan pada ketinggian yang memaksa udara lembap mengembun dan jatuh sebagai hujan di sepanjang sisi pegunungan. Di sisi bawah angin pegunungan, iklim gurun dapat terjadi karena udara kering yang diakibatkan aliran bawah lembah yang mengakibatkan pemanasan dan pengeringan massa udara. Pergerakan truf monsun, atau zona konvergensi intertropis, membawa musim hujan ke iklim sabana. Hujan adalah sumber utama air tawar di sebagian besar daerah di dunia, menyediakan kondisi cocok untuk keragaman ekosistem, juga air untuk pembangkit listrik hidroelektrik dan irigasi ladang. Curah hujan dihitung menggunakan pengukur hujan. Jumlah curah hujan dihitung secara aktif oleh radar cuaca dan secara pasif oleh satelit cuaca.
Dampak pulau panas perkotaan mendorong peningkatan curah hujan dalam jumlah dan intensitasnya di bawah angin perkotaan. Pemanasan global juga mengakibatkan perubahan pola hujan di seluruh dunia, termasuk suasana hujan di timur Amerika Utara dan suasana kering di wilayah tropis. Hujan adalah komponen utama dalam siklus air dan penyedia utama air tawar di planet ini. Curah hujan rata-rata tahunan global adalah 990 milimeter (39 in). Sistem pengelompokan iklim seperti sistem pengelompokan iklim Köppen menggunakan curah hujan rata-rata tahunan untuk membantu membedakan kawasan-kawasan iklim. Antartika adalah benua terkering di Bumi. Di daerah lain, hujan juga pernah turun dengan kandungan metana, besi, neon, dan asam sulfur.

10.  Tsunami
Tsunami (bahasa Jepang: 津波; tsu = pelabuhan, nami = gelombang, secara harafiah berarti "ombak besar di pelabuhan") adalah perpindahan badan air yang disebabkan oleh perubahan permukaan laut secara vertikal dengan tiba-tiba. Perubahan permukaan laut tersebut bisa disebabkan oleh gempa bumi yang berpusat di bawah laut, letusan gunung berapi bawah laut, longsor bawah laut, atau hantaman meteor di laut. Gelombang tsunami dapat merambat ke segala arah. Tenaga yang dikandung dalam gelombang tsunami adalah tetap terhadap fungsi ketinggian dan kelajuannya. Di laut dalam, gelombang tsunami dapat merambat dengan kecepatan 500–1000 km per jam. Setara dengan kecepatan pesawat terbang. Ketinggian gelombang di laut dalam hanya sekitar 1 meter. Dengan demikian, laju gelombang tidak terasa oleh kapal yang sedang berada di tengah laut. Ketika mendekati pantai, kecepatan gelombang tsunami menurun hingga sekitar 30 km per jam, namun ketinggiannya sudah meningkat hingga mencapai puluhan meter. Hantaman gelombang Tsunami bisa masuk hingga puluhan kilometer dari bibir pantai. Kerusakan dan korban jiwa yang terjadi karena Tsunami bisa diakibatkan karena hantaman air maupun material yang terbawa oleh aliran gelombang tsunami.
Dampak negatif yang diakibatkan tsunami adalah merusak apa saja yang dilaluinya. Bangunan, tumbuh-tumbuhan, dan mengakibatkan korban jiwa manusia serta menyebabkan genangan, pencemaran air asin lahan pertanian, tanah, dan air bersih.
Sejarawan Yunani bernama Thucydides merupakan orang pertama yang mengaitkan tsunami dengan gempa bawah laut. Namun hingga abad ke-20, pengetahuan mengenai penyebab tsunami masih sangat minim. Penelitian masih terus dilakukan untuk memahami penyebab tsunami. geologi, geografi, dan oseanografi pada masa lalu menyebut tsunami sebagai "gelombang laut seismik".
Beberapa kondisi meteorologis, seperti badai tropis, dapat menyebabkan gelombang badai yang disebut sebagai meteor tsunami yang ketinggiannya beberapa meter di atas gelombang laut normal. Ketika badai ini mencapai daratan, bentuknya bisa menyerupai tsunami, meski sebenarnya bukan tsunami. Gelombangnya bisa menggenangi daratan. Gelombang badai ini pernah menggenangi Burma (Myanmar) pada Mei 2008.
Wilayah di sekeliling Samudra Pasifik memiliki Pacific Tsunami Warning Centre (PTWC) yang mengeluarkan peringatan jika terdapat ancaman tsunami pada wilayah ini. Wilayah di sekeliling Samudera Hindia sedang membangun Indian Ocean Tsunami Warning System (IOTWS) yang akan berpusat di Indonesia.
Tsunami dapat terjadi jika terjadi gangguan yang menyebabkan perpindahan sejumlah besar air, seperti letusan gunung api, gempa bumi, longsor maupun meteor yang jatuh ke bumi. Namun, 90% tsunami adalah akibat gempa bumi bawah laut. Dalam rekaman sejarah beberapa tsunami diakibatkan oleh gunung meletus, misalnya ketika meletusnya Gunung Krakatau. Gerakan vertikal pada kerak bumi, dapat mengakibatkan dasar laut naik atau turun secara tiba-tiba, yang mengakibatkan gangguan keseimbangan air yang berada di atasnya. Hal ini mengakibatkan terjadinya aliran energi air laut, yang ketika sampai di pantai menjadi gelombang besar yang mengakibatkan terjadinya tsunami.
Kecepatan gelombang tsunami tergantung pada kedalaman laut di mana gelombang terjadi, dimana kecepatannya bisa mencapai ratusan kilometer per jam. Bila tsunami mencapai pantai, kecepatannya akan menjadi kurang lebih 50 km/jam dan energinya sangat merusak daerah pantai yang dilaluinya. Di tengah laut tinggi gelombang tsunami hanya beberapa cm hingga beberapa meter, namun saat mencapai pantai tinggi gelombangnya bisa mencapai puluhan meter karena terjadi penumpukan masa air. Saat mencapai pantai tsunami akan merayap masuk daratan jauh dari garis pantai dengan jangkauan mencapai beberapa ratus meter bahkan bisa beberapa kilometer.
Gerakan vertikal ini dapat terjadi pada patahan bumi atau sesar. Gempa bumi juga banyak terjadi di daerah subduksi, dimana lempeng samudera menelusup ke bawah lempeng benua.
Tanah longsor yang terjadi di dasar laut serta runtuhan gunung api juga dapat mengakibatkan gangguan air laut yang dapat menghasilkan tsunami. Gempa yang menyebabkan gerakan tegak lurus lapisan bumi. Akibatnya, dasar laut naik-turun secara tiba-tiba sehingga keseimbangan air laut yang berada di atasnya terganggu. Demikian pula halnya dengan benda kosmis atau meteor yang jatuh dari atas. Jika ukuran meteor atau longsor ini cukup besar, dapat terjadi megatsunami yang tingginya mencapai ratusan meter.

11.  Tornado
Tornado adalah kolom udara yang berputar gila kencang yang membentuk hubungan antara awan cumulonimbus atau dalam kejadian langka dari dasar awan cumulus dengan permukaan tanah. Tornado muncul dalam banyak ukuran namun umumnya berbentuk corong kondensasi yang terlihat jelas yang ujungnya yang menyentuh bumi menyempit dan sering dikelilingi oleh awan yang membawa puing-puing.
Umumnya tornado memiliki kecepatan angin 177 km/jam atau lebih dengan rata-rata jangkauan 75 m dan menempuh beberapa kilometer sebelum menghilang. Beberapa tornado yang mencapai kecepatan angin lebih dari 300–480 km/jam memiliki lebar lebih dari satu mil (1.6 km) dan dapat bertahan di permukaan dengan lebih dari 100 km.
Meskipun tornado telah diamati di tiap benua kecuali Antartika, tornado lebih sering terjadi di Amerika Serikat. Tornado juga umumnya terjadi di Kanada bagian selatan, selatan-tengah dan timur Asia, timur-tengah Amerika Latin, Afrika Selatan, barat laut dan tengah Eropa, Italia, barat dan selatan Australia, dan Selandia Baru.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Matematika dan Ilmu Alamiah Dasar Tugas 9

Nama  : Intan Justitia Dewi Top of Form Bottom of Form Kelas  : I PA 12 NPM  : 18516337 The Great Blue Hole, Jurang Terdalam ...