Nama : Dina Ainun Nabilla
NPM : 12516070
Banjir adalah peristiwa yang terjadi ketika
aliran air yang berlebihan merendam daratan. Uni Eropa mengartikan banjir
sebagai perendaman sementara oleh air pada daratan yang biasanya tidak terendam
air. Dalam arti "air mengalir", kata ini juga dapat berarti
masuknya pasang laut. Banjir diakibatkan oleh volume air di
suatu badan air seperti sungai atau danau yang
meluap atau menjebol bendungan sehingga air keluar dari batasan alaminya.
Banjir merupakan peristiwa terbenamnya daratan (yang
biasanya kering) karena volume air yang meningkat
Banjir dapat terjadi karena peluapan air yang berlebihan di suatu tempat akibat hujan besar, peluapan air sungai, atau pecahnya bendungan sungai.
Banjir dapat terjadi karena peluapan air yang berlebihan di suatu tempat akibat hujan besar, peluapan air sungai, atau pecahnya bendungan sungai.
Di banyak daerah yang gersang di dunia, tanahnya
mempunyai daya serapan air yang buruk, atau jumlah curah hujan melebihi
kemampuan tanah untuk menyerap air. Ketika hujan turun, yang kadang terjadi
adalah banjir secara tiba-tiba yang diakibatkan terisinya saluran air kering
dengan air. Banjir semacam ini disebut banjir bandang.
Penyebab banjir – Diantara beberapa penyebab
banjir adalah:
Ilegal Loging (Penebangan hutan liar)
Tidak adanya lagi tanah resapan untuk digunakan air
sebagai tempat baginya beristirahat dikala hujan turun. tidak ada lagi lahan
hijau sebagai tempat resapan air tanah. akibatnya, ketika hujan tiba, tanah
menjadi tergerus oleh air dan kemudian air terus meluncur tanpa adanya
penghalang alami yang kemudian menyebabkan banjir. dan masih banyak lagi
penyebab-penyebab banjir yang lainya.
Faktor alam penyebab terjadinya banjir adalah:
Badai juga dapat menyebabkan banjir melalui beberapa cara, di antaranya melalui ombak besar yang tingginya bisa mencapai 8 meter. Selain itu badai juga adanya presipitasi yang dikaitkan dengan peristiwa badai. Mata badai mempunyai tekanan yang sangat rendah, jadi ketinggian laut dapat naik beberapa meter pada mata guntur. Banjir pesisir seperti ini sering terjadi di Bangladesh.
Badai juga dapat menyebabkan banjir melalui beberapa cara, di antaranya melalui ombak besar yang tingginya bisa mencapai 8 meter. Selain itu badai juga adanya presipitasi yang dikaitkan dengan peristiwa badai. Mata badai mempunyai tekanan yang sangat rendah, jadi ketinggian laut dapat naik beberapa meter pada mata guntur. Banjir pesisir seperti ini sering terjadi di Bangladesh.
Gempa bumi dasar laut maupun letusan
pulau gunung berapi yang membentuk kawah (seperti Thera atau
Krakatau) dapat memicu terjadinya gelombang besar yang disebut tsunami yang
menyebabkan banjir pada daerah pesisir pantai.
Selain Penyebab Banjir diatas, juga ada penyebab
banjir dari sumber lain. Berikut adalah faktor ulah manusia yang bisa
menyebabkan banjir :
1. Penebangan hutan sembarangan
Istilah tersebut sering didengar dengan kata
penggundulan hutan. Hutan dapat berfungsi untuk menyerap dan menahan air hujan
yang turun atau genangan air yang terjadi dalam jumlah yang besar. Jika hutan
tersebut ditebang atau digunduli, maka akan memberikan dampak
penebangan hutan secara liar seperti tidak ada yang menyerap air hujan
dan genangan air hujan, sehingga air-air tersebut akan turun menuju sungai.
Jika air dalam volume besar, maka sungai tidak dapat menampung air yang sangat
berlebih tersebut. sehingga air tersebut akan meluap ke daerah daerah yang
rendah yang akan mengakibatkan banjir terjadi. Selain itu, akibat dari
penebangan hutan akan membuat tanah menjadi mudah longsor dan menjadi bencana
bagi penduduk terdekat.
2. Peningkatan jumlah penduduk
Hal ini dapat menyebabkan ukuruan sungai menjadi
sempit dan tidak cukup banyak untuk menampung air hujan yang deras. Akibatnya,
air-air yang meluap akan mengakibatkan banjir datang ke tempat penduduk. Selain
itu, tanah yang berada di tempat penduduk akan tidak mudah untuk menyerap air,
sehingga air pun mudah untuk membanjiri daerah penduduk.
3. Saluran air mampet
Jika got, selokan, dan parit-parit mampet, maka akan
sangat mudah meluapnya air ke daerah penduduk atau di jalanan. Sebab, volume
air yang berlebih tidak dapat disalurkan melalui saluran atau selokan yang
mampet yang akan lebih mudah menyebabkan terjadinya banjir.
4. Buang sampah sembarangan
Inilah salah satu faktor penyebab dimanan
sungai-sungai, selokan maupun parit tidak mampu menampung jumlah volume air
yang banyak. Sungai-sungai dan selokan menjadi sempit dan terhenti arusnya
karena sampah-sampah yang banyak dan menyumbat arus air di sungai maupun di selokan
dan bisa juga menjadi penyebab
pemanasan global.
5. Perubahan sistem drainase pembuangan air
Suatu daerah yang biasanya tidak banjir akan menjadi
langganan banjir jika disekitar daerah itu melakukan sesuatu yang mengubah
sistem drainase yang sudah ada tanpa AMDAL. Seperti peninggian masal suatu
wilayah rendah untuk pembangunan komplek perumahan baru, menyempitkan saluran
air yang ada untuk suatu pembangunan.
6. Tanah yang tertutup semen, paving dan aspal
Hal ini akan mengakibatkan terjadinya banjir dalam
volume yang besar, sebab tanah tanah yang ada di sekitar daerah itu telah
tertutup dengan aspal-aspal yang dibangun, paving, dan semen sehingga tanah
tersebut susah dan tidak lagi menyerap air yang datang.
Kita dapat melihat dan menilai bahwa banjir sudah
menjadi hal yang wajar dan lumrah di beberapa kota di Indonesia. Sebagai contoh
, Ibu Kota Jakarta yang menjadi langganan banjir setiap musim penghujan tiba.
Disaat fenomena seperti ini,kita tidak dapat menyalahkan alam maupun
pemerintah, tetapi diri sendiri lah yang patut di pertanyakan, “apakah saya
juga faktor penyebab banjir?”. Seandainya masyarakat sudah memiliki kesadaran
untuk setidaknya mengurangi pembuangan sampah sembarangan, itu akan menghambat
terjadinya banjir. Yukk mulai sekarang jangan pernah membuang sampah
sembarangan, mulai membuat daerah resapan air, dan menanam pohon kembali.
“Kalau
bukan sekarang,kapan lagi?”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar